"Anjir, ahahaha mata lo kenapa abis digigit nyamuk semaleman ape giamane?"Bella benar-benar tidak tahan menertawakan keadaan Tessa pagi ini menyandarkan kepalanya lesu dan mata panda yang bengkak.
Tessa bahkan tidak memiliki tenaga untuk membalas ejekan gadis itu kepadanya. Dia sangat mengantuk. Dari semalam dia memang benar-benar tidak bisa tidur. Bahkan belajarpun dia tidak fokus. Hanya karena ucapan aneh Kautsar yang terus berputar dikepalanya.
"Kayaknya gue jatuh cinta sama lo, Sa"
Ah, sial.
Sialan sekali wajah ganteng penuh dosa itu terus saja berputar dikepalanya. Pasti lelaki itu hanya bercanda. Ya, Tessa harus meyakini dugaan yang satu itu. Dia kembali fokus menatap buku kimia diatas bangkunya. Walau fokusnya sedikit terganggu karena kantuk.
Bella yang merasa tak mendapat jawaban itu, segera duduk didepan bangku Tessa. Menghadap ke arah gadis yang tengah fokus belajar itu.
"Heh, masa iya semaleman lo belajar Kimia samapai kayak gini? Lama-lama rambut lo bisa botak, Sa!"Ujarnya entah bercanda atau tidak. Kemudian Tessa hanya menatap gadis itu tajam kemudian meletakkan jari telunjuknya ke arah bibir. Tessa tidak suka diganggu saat dia belajar. Oleh siapapun itu.
Bella hanya meneguk saliva-nya mengerti. Dan kemudian beranjak keluar dari kelas.
***
"Sa! Dicariin!"Kata Inyong selaku ketua kelas 12 IPA 1 membuyarkan fokus Tessa dari buku Kimianya, membuat Tessa mendongak ke arahnya.
"Siapa?"Tanyanya cepat. Kemudian sebuah Teh kotak tiba-tiba diletakkan seseorang didepan mejanya. Tessa mendongak ke arah orang itu. Dan betapa terkejutnya Tessa kala melihat bahwa orang itu adalah penyebab mengapa dia tidak bisa tidur semalaman.
"Kautsar?!"
Bukannya menjawab lelaki itu malah duduk diatas bangku didepannya menghadap ke arahnya dan bertopang dagu.
Ah, sialan. Kambuh lagi kan jantung Tessa.
"Lo? Masuk?"Tanya Tessa ragu.
Kautsar mengangguk pelan masih dengan senyuman yang sama. Membuat Tessa terus merapal istihhfar dalam hati agar tidak terpesona akan rupa tidak manusiawinya.
Satu kelas memandang mereka aneh, heran, namun juga terpesona melihat ketampanan Kautsar yang selama ini jarang mereka lihat disekolah.
"Tumben."Tessa tidak tahu harus bagaimana menyikapi hal ini.
"Minum!"Katanya sambil menatap Teh kotak yang tadi dibawanya.
"Nanti, gue belajar dulu."Kautsar berdecak kesal mendengarnya.
Tessa kembali menatap Kautsar yang malah asik memainkan Tip-ex dimejanya. Dan itu, mengganggu konsentrasinya.
"Lo masih disini?"Tanya Tessa tidak berpikir bahwa itu adalah nada pengusiran. Jika dia sudah belajar maka tidak ada yang boleh mengganggunya, siapapun itu. Bahkan, sahabatnya sendiri.
"Gak boleh?"
"Gak usah kek anak kecil gitu deh. Dikira imut apa?!"Gusrah Tessa kembali berusaha menatap soal-soal kimianya.
Ah, Tapi sialan sekali. Emang imut Bazeng.
"Lo pergi dulu, ya? Gue gak bisa fokus."Ujar Tessa sembari memohon.
"Ok. Tapi ada syaratnya."
Tessa mengangguk cepat, ingin agar hal ini segera selesai.
"Apa?"Tanyanya cepat.
"Nanti pulang sekolah bareng gue."
Tessa menghembuskan napasnya pelan."Gak bisa, gue harus belajar diperpustakaan." Tessa benar-benar tidak bisa.
"Gue tungguin."
"Gue pulangnya sore banget."Tessa masih mengelak kuat. Dia tidak ingin Kautsar pulang sore hanya untuk menunggunya.
"Gak bisa ditawar lagi."Katanya kemudian menatap Tessa lekat.
"Ok."Ujar Tessa pada akhirnya. Dia tidak menduga bahwa Kautsar bisa semanja ini.
"Ok, deal. Gue pergi. Jangan kangen!"Katanya sebelum benar-benar keluar dari kelas itu. Tessa hanya tersenyum geli melihatnya.
"Sa!"Kemudian datang Bella dari pintu masuk kelas.
"Iya, Bel?"
"Tadi, Kautsar kan? Adek kelas yang lo maksud waktu itu?"
Tessa hanya mengangguk singkat. Kemudian melanjutkan belajarnya.
"Padahal lo udah sepintar itu, kenapa masih harus belajar. Lo gak capek apa?"Gumam Bella membuat Tessa mendongak dan tersenyum samar.
"Bedakan pintar dan jenius, Bel. Kadang orang yang pintar bukan karena mereka sudah pintar dari sananya. Tapi, karena mereka berusaha untuk mengejar dan mempelajari apa yang mulanya mereka gak bisa agar menjadi bisa. Butuh usaha, dan mestinya lelah itu akan selalu ada. Tapi, percaya deh. Lelah, karena punya target mencapai sesuatu dan ketika kita berhasil ngedapetin itu , rasanya puas banget. Dan ingin terus memperbaiki diri Bel. Gue bukan orang jenius jadi, gue harus berusaha menyamai kemampuan mereka sebisa gue kan? Karena setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing Bel. Lo juga punya, itu pasti. Cuma lo gak harus mengukur kemampuan setiap orang dibidang yang sama. Akdemik misalnya. Sorry, gue ngomongnya aneh, belibet lagi. Lupain aja Bel. Gue lagi stress." Katanya kemudian terkekeh geli dengan kata-katanya sendiri.
Bella justru tersenyum mendengarnya.
"Gak, justru berkat kata-kata lo gue jadi sedikit gak insecure lagi."Gumamnya sambil menatap langit-langit kelas.
"Mungkin salah satu kelebihan lo yang paling bikin gue iri bukan di akademik Sa. Tapi, cara lo bisa bikin orang lain merasa lebih baik dengan kata-kata lo?"Dia terkekeh lagi. Sedangkan Tessa hanya memandanginya heran.
"Udah, ah. Nih, gue beli roti tadi buat lo. Soalnya gue tahu kalo lo udah belajar lo pasti bakal lupa makan. "
"Makasih, Bel. Dan maaf gue tadi kelewatan sama lo."
Bella kembali tertawa.
"Apa sih? Bukan Tessa banget lo! Eh, btw Teh kotak dari siape nih? Adkel yang tadi ya? Ada apa lo sama dia, ha?"Kumat sudah jiwa-jiwa roasting Bella. Membuat Tessa menggeleng kuat dan menatapnya tajam.
"Bella, please!!"
Bella semakin tertawa nyaring, lalu kembali keluar kelas. Sebelum keluar diujung pintu, ia sempat berteriak.
"Woiii! Kalau Tessa jadian sama Kautsar jangan lupa minta PJ woii!!"Teriaknya membuat satu kelas memandang terkejut dan bermacam-macam kepada Tessa. Gadis itu mendelik menatap Bella yang kini sudah pergi dari sana.
"Anak haram!"Kesalnya sembari tersenyum canggung menanggapi respon teman-teman sekelasnya.
***
"Kautsar?" Tessa sedikit terkejut melihat lelaki itu telah berdiri di depan kelasnya selepas bel pulang berbunyi.
"Lo nungguin gue?"Kautsar hanya mengangguk singkat sebagai jawaban.
"Uhuk, waduh ditungguin calon pacar nih?"Tessa segera menimpuk wajah Bella dengan buku kimia ditangannya pelan.
"Ish, gak like mainnya kasar."Balas Bella dengan nada di alay-alay kan.
"Kalo lo masih bacot bukan cuma satu buku yang bakal melayang ke wajah lo!" Ujar Tessa dengan senyum mengerikan yang membuat Bella segera menginjakkan kaki dari sana.
"Anjrot!!Woi adkel ati-ati dimakan ma ini nenek lampir!"Teriaknya setelah jarak mereka agak jauh.
Kemudian Kautsar menatap Tessa yang juga tak sengaja mentapnya.
"Kita lihat aja, siapa yang memakan dan dimakan?"
Kali ini firasat Tessa tidak enak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tessa & Kautsar
Ficção AdolescenteTessa harus berurusan dengan adik kelas paling menyebalkan yang pernah ada karena urusan Osis. Namun, apa jadinya jika tiba-tiba adik kelas itu jadi bucin kepadanya? Yoroshikuoneghaishimasu~ Lets to read