"Kamu lucu ya?"
Mendengar itu, Tessa menundukkan wajahnya dalam-dalam. Menyembunyikan semburat merah dipipinya. Lebih baik menatap lantai kafe saja dari pada harus terjebak dengan tawa mengagumkan itu.
Tessa tidak kuat. Pesona lelaki dihadapannya benar-benar tidak main-main.
"Berdasarkan cerita kamu tadi, yah memang terdengar seperti Kautsar."Lanjut lelaki itu masih dengan kekehan ringannya.
"Tapi, sayangnya sudah dua hari yang lalu Kautsar tidak pulang kesini."
"Hah? Jadi, dia kabur dari rumah gitu kak?"
Pria itu mengangguk tenang. Tidak terlihat raut kekhawatiran sama sekali diwajahnya.
"Kakak, udah cari?"Tanya Tessa hati-hati.
Mendengar perkataan Tessa lelaki tersebut malah tertawa.
"Kakak gak perlu nyari. Karena, kalau dia udah bosen nanti pasti balik lagi kesini."Jelasnya usai tertawa lepas.
"Kakak, tahu dia kemana?"
Aran menggeleng.
"Mungkin mencari kebebasan?"Dia malah bertanya balik seakan ingin Tessa agar menyimpulkan sendiri jawabannya.
Tessa menghela napas pasrah. Kemudian dia menyobek selembar kertas dari bukunya lalu menuliskan sesuatu disana.
"Ini nomor aku kak. Boleh minta tolong kakak kasih ke Kautsar ?"Aran menerima lembaran itu dengan senang hati dan mengangguk mengiyakan.
"Karena saya jarang melihat dia disekolah, saya jadi bingung harus bagaimana. Kata wali kelasnya pun bulan kemarin Kautsar tidak mengikuti UTS tanpa keterangan. Kalau sampai Semester akhir Kautsar tetap seperti ini, kemungkinan dia bisa mendapatkan DO dari sekolah."
"Yah, anak itu memang sangat merepotkan. Tapi, kamu tenang aja sebisa mungkin saya juga akan ikut membantu."Kata Aran tanpa melupakan senyumannya.
"Maaf, sebelumnya kak. Kalau boleh tahu apa ada alasan khusus yang membuat Kautsar jadi seperti ini Kak?"
Aran terdiam cukup lama. Kemudian menepuk bahu Tessa pelan.
"Kalau itu, hanya dia yang bisa menjawabnya."
Tessa mengangguk mengerti. Kemudian pamit akan segera beranjak pergi.
"Saya pamit dulu, ya kak? Terima kasih atas waktunya."
"Tunggu, kamu minum dulu."
Tessa menggeleng pelan.
"Terima kasih kak. Tapi, Tessa langsung pulang aja. Permisi."Jawab Tessa sopan seraya membungkuk hormat dan beranjak meninggalkan kafe itu.
"Hati-hati ya, main kesini aja kalau gabut. Nanti, pasti kakak kasih diskon special." Tessa mengangguk sembari terkekeh kecil.
Yah, tidak buruk juga hari ini. Setidaknya walau Tessa tidak bertemu Kautsar dia bisa bertemu dengan kakak sepupunya yang jauh lebih ramah dan menenangkan hati. Tidak seperti Kautsar yang jauh dari kata ramah dan malah mengintimidasi.
Brukk
"Aw..."Sangking fokusnya Tessa mengingat rupa Aran yang rupawan. Dia tidak sadar telah menabrak dada bidang seseorang.
"Maaf..."
"Ngapain lo disini?"
"Kautsar?!"Karena terlalu kaget Tessa hampir saja terjatuh ke lantai kafe sebelum tangan itu menahannya.
Mata mereka saling menatap. Lekat. Namun, tak ada yang bisa membaca ekspresi macam apa yang Kautsar tampakkan.
"Makasih..."Kini dia sudha berdiri cukup tenang. Sedangkan Kautsar, masih memandanginya intens.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tessa & Kautsar
Teen FictionTessa harus berurusan dengan adik kelas paling menyebalkan yang pernah ada karena urusan Osis. Namun, apa jadinya jika tiba-tiba adik kelas itu jadi bucin kepadanya? Yoroshikuoneghaishimasu~ Lets to read