"Kusut banget muka lo"Ledek Kiara dengan wajah datarnya, ketika melihat Tessa dengan tatapan lesu seakan tak ada semangat hidup.
"Kenapa harus gue sih? Yang berurusan sama anak itu?"Tessa mendengkus kesal karenanya.
Bayang-bayang kejadian memalukan kemarin masih saja berputar dikepalanya.
"Ga tau, tanya aja sama Kepsek."Jawab Kiara tenang sambil meminum teh hangatnya.
"Ck, ah...bisa gila gue."Gerutu Tessa sambil mengacak rambutnya frustasi.
"Lo kan pinter? Pakai otak lo dong!"Kata Kiara seenteng biji jagung.
"Mana ada ceritanya? Lo mau menyombongkan diri ya?!"Ujar Tessa tak terima.
"Lo kan juara tiga seangkatan. Bukannya bisa dibilang pinter yah? Walaupun masih pinteran gue sih."Ujar gadis itu lagi masih dengan wajah tenangnya yang membuat Tessa gregetan ingin menimpuk wajah cantik itu dengan buku.
Kiara adalah teman yang baik namun sekaligus sangat menyebalkan. Oh ya, jangan lupakan ucapannya yang mengalahkan ketajaman silet di acara RCTI.
"Curhat sama lo, gak guna anjim."Sewot Tessa kemudian beranjak hendak keluar dari ruang Osis.
"Waktu lo, cuma seminggu Tessa. Mending, lo puter otak untuk bisa nyelesein misi itu tepat waktu. Kalau gak..."
Tessa berhenti di ujung pintu.
"Kalau gak, apa?"Tanyanya tanpa menoleh kepada Kiara.
"Beasiswa lo akan dicabut."
Tessa mendelik, menghampiri gadis itu dan mencengkram kerah seragamnya. Seakan meminta kejujuran.
"Serius lo, sialan?"Tantangnya dengan tatapan nyalang.
"Thats what I heard from the principal."
Tessa melepas cengkramannya. Kemudian benar-benar keluar dari ruang Osis dengan tanpa menutup pintunya kembali.
"What happened?"Tanya Reyhan sesampainya disana.
"Just a little discuss."Jawab Kiara dengan wajah tenangnya.
***
Tessa sudah bercelingak- celinguk menyisir penjuru krlas 11 Ipa 3 tetapi kornea matanya masih juga tidak menangkap sosok lelaki itu.
"Ck, tuh anak beneran bolos lagi? Parah sih. Harus dikasih pelajaran ni anak." Tessa beranjak dari koridor kelas IPA menuju ke tempat itu. Tempat pertemuan pertamanya dengan Kautsar Alfarizi.
"Udah gue duga. Lo ada disini."Ujarnya berkacak pinggang. Menatap lelaki itu yang sedang asyik berkutik pada laptopnya.
Sedang yang dibicarakan hanya memandang sekilas Tessa lalu melanjutkan kegiatannya tadi seakan tidak melihat apa-apa.
Sialan, batin Tessa.
"Woi, adek kelas." Panggil Tessa yang diacuhkan mentah-mentah oleh lelaki itu.
"Lo Kautsar Alfarizi, kan?"Mendengar namanya disebut sepertinya lelaki itu sedikit terpancing, dan menatap datar Tessa yang sudah duduk disebelahnya.
"Sumpah gue kek ngomong ama makhluk tak kasat mata anjir. Jawab, kek!"Kesal Tessa dengan bibir mengerucutnya tanpa dibuat-buat.
Lelaki itu hanya menaikkan alis seakan berkata.
'Apa?'
Entahlah, sepertinya berkat dia Tessa jadi terbiasa menerjemahkan gelagat seseorang. Kampret memang.
"Gue Sekretaris Osis. Dan gue punya tugas untuk jadiin lo anggota Osis. Oh, lebih tepatnya, serius menjadi Osis."
"Gak tertarik." Katanya singkat. Masih fokus dengan ketikan cepat di keyboard laptopnya entah sedang apa. Tessa tidak kepo juga.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tessa & Kautsar
Teen FictionTessa harus berurusan dengan adik kelas paling menyebalkan yang pernah ada karena urusan Osis. Namun, apa jadinya jika tiba-tiba adik kelas itu jadi bucin kepadanya? Yoroshikuoneghaishimasu~ Lets to read