Cklek
Tepat ketika Kautsar membuka pintu rooftop. Gadis itu sudah bersender pada tembok dan terlelap dengan tenang. Deru napasnya beraturan. Beberapa kali rambutnya menutupi wajah polosnya ketika tertidur. Seutas senyum tercetak diwajah Kautsar kala melihatnya.
Dia duduk disebelah gadis itu. Tidak mengatakan apapun. Hanya diam dan menatap langit siang itu. Kemudian menyenderkan kepala Tessa dipundaknya.
"Hem? Kautsar? Lo ngapain kesini?"Cercah Tessa dalam keadaan setengah sadar. Kautsar hanya memandangnya tenang.
"Nemenin lo."Jawabnya singkat.
"Gue gak minta."Balas Tessa
"Gue yang mau."Balas Kautsar.
Tessa menyerah.
Dia menyipit memandang lelaki itu. Tangannya refleks meyentuh bagian bibir lelaki itu yang sedikit lecet.
"Ini kenapa?"
"Tadi kejedot tembok." Seketika Tessa memandangnya heran.
"Berantem?"
Kautsr mendesah pelan. Kemudian mengangguk singkat.
"Point lo udah banyak, Kautsar."Ujar Tessa dengan nada lelah.
"Pointnya ganjil, jadi gue tambahin satu lagi biar genap."Jawabnya sambil terkekeh kecil. Tessa menghela napas pasrah. Mengeluarkan sebuah hansaplas dari saku seragamnya, membukanya, dan menempelkannya pada luka lelaki itu. Entah bagaimana dia mendapatkannya. Sedangkan, Kautsar hanya terdiam karenanya. Terlihat jika raut wajahnya terkejut. Namun, dia tidak bereaksi apapun.
"Gak semua hal bisa diselesaikan dengan kekerasan, Kautsar. Lain kali pikir-pikir lagi kalau mau berantem. Resikonya bukan cuma point ataupun hukuman. Tapi, juga___ luka."Gumam Tessa panjang lebar. Kautsar hanya tersenyum mendengarnya. Matanya masih setia menatap pergerakan gadis disampingnya.
"Makasih"
Gadis itu tidak merespon. Tessa segera mengalihkan pandangan dari lelaki itu. Mendadak sesuatu dalam dirinya bergemuruh kala melihat senyuman tulus itu terbit diwajah lelaki menyebalkan, bernama Kautsar.
Tessa mendengkus pelan, sebelum berusaha untuk bangkit berdiri. Segera Kautsar menarik lengan gadis itu, membuatnya terduduk diposisi semula.
"Gue mau balik. Ini udah satu jam pelajaran."Katanya mencoba melepaskan genggaman tangan itu.
"Gak, lo tidur aja."
"Gak mauu."
"Tidur!"
"Jamkos Tessa, dan kita pulang pagi hari ini."Tessa berhenti memberontak setelah mendengarnya.
"Kok tahu?"
"Gue kan cenayang"Kautsar tersenyum dengan seringai jahilnya. Tessa hanya mendengkus sekali lagi melihat kelakuan lelaki disampingnya.
"Lo capekkan? Habis Olimpiade, begadang semaleman. Lo harus tidur." Kautsar bergegas menarik kepala Tess. Kembali bersandar dipundaknya. Sontak hal itu membuat Tessa kaget. Dan refleks mencoba melepaskan diri. Tapi, Kautsar menahannya.
"Gak usah, ngeyel. Udah tidur!"Perlahan Tessa merasakan sesuatu dalam dadanya berdetak begitu cepat. Nyaman. Berada dalam pelukan Kautsar sangat nyaman. Tapi, Tessa khawatir kalau ternyata dia punya kelainan jantung. Karena, akhir-akhir ini jantungnya sering sakit setiap berada disekitaran lelaki itu.
"Lo nyebelin."Tessa berguman lirih sembari mencuri pandang pada lelaki itu. Dan ketika dia melihat senyuman Kautsar tertuju padanya. Dia segera menunduk dalam-dalam. Meremas Jantungnya yang semakin berdetak cepat. Dan raut wajahnya yang kini sudah memerah sepenuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tessa & Kautsar
Teen FictionTessa harus berurusan dengan adik kelas paling menyebalkan yang pernah ada karena urusan Osis. Namun, apa jadinya jika tiba-tiba adik kelas itu jadi bucin kepadanya? Yoroshikuoneghaishimasu~ Lets to read