SKENARIO KEHIDUPAN

182 82 0
                                    

Cerita karya Nadina Florasita Salsabila

Asal Sekolah SMP Salafiyah Pekalongan

SSA

Sinar mentari mulai menyusup melalui celah-celah mengganggu tidur gadis yang sedang berkelana di alam mimpinya. Sedikit menggeliat, jari-jari lentiknya sibuk mengusap mata bermanik kecoklatan dengan bulu mata yang tak kalah lentik. Mengumpulkan niat, ia pun duduk di tepian ranjang queen sizenya. Merenggangkan otot-otot tubuhnya dan mata hazelnya sibuk menyapu sisi ruangan kamarnya yang bertuliskan namanya, Clara Shavira. Ia pun segera bangkit dari kasurnya dan berjalan menuju kamar mandi. Tak butuh waktu lama untuk mandi dan bersiap-siap, Clara kini tampak rapi dengan balutan seragam sekolahnya. Kerudung putihnya pun tampak rapi dengan ciput yang membuat rambutnya tidak nampak sehelaipun. Setelah merasa cukup puas dengan penampilannya, Clara bergegas keluar menuju meja makan.

"Pagi Non Clara," sapa bi Inah

"Pagi Bi Inah," balas Clara dengan senyum yang membuat dimple di pipinya tercetak jelas. "Ini bibi sudah buatkan nasi goreng telur kesukaan Non Clara, ayo dimakan Non"

"Makasi Bi Inah, nasi goreng buatan Bi Inah paling enak pokoknya," puji Clara sambil mengacungkan jempolnya. Clara menikmati nasi goreng dengan lahap membuat bi Inah tersenyum senang. Setelah selesai makan, Clara menyempatkan ke kamar mamanya untuk berpamitan.

tok tok tok

"Ma, Clara izin masuk ya?" perlahan ia membuka pintu kamar mamanya dan berjalan masuk mendekat ke arah meja tempat mamanya bekerja. Mama Clara sebenarnya seorang desainer yang memiliki butik terkenal di kotanya. Namun, sejak peristiwa itu mama memutuskan bekerja di rumah dan mempercayakan butiknya pada tante Mia sahabat karibnya. "Ma, Clara berangkat sekolah dulu ya?" ujar Clara dengan suara lembutnya. "Hati-hati di jalan, belajar yang rajin dan jangan terlalu kecapean," ucap tulus mamanya sambil mengelus rambut Clara yang terbalut kerudung. "Pasti Ma, assalamulaikum," jawab Clara sambil tersenyum dan menyalimi tangan mamanya.

Clara diantar oleh mang Ucup sopir pribadinya. Setelah 15 menit perjalanan dari rumahnya, ia telah sampai di sekolah. Bangunan kokoh yang terdapat plang bertuliskan MA Salafiyah Simbang Kulon. Clara turun dari mobil kemudian menghirup udara pagi yang masih segar. Di sekolahnya terdapat pepohonan dan tumbuhan hijau yang tertata rapi membuat udara di sana makin asri. Clara berjalan memasuki ruang kelasnya. Hari ini hari pertama ia duduk di bangku kelas 12. Sungguh ia bangga dapat bersekolah disini. Lingkungan yang baik, teman-teman yang saling peduli dan guru-guru yang sangat memperhatikan murid-muridnya. Menurutnya, di sekolah inilah Clara mendapat banyak pelajaran. Bukan hanya pelajaran umum namun juga agama yang tak kalah diprioritaskan. Bahkan, pendidikan akhlak dan karakterpun tetap di prioritaskan. Clara masuk di kelas 12 IPA 2 dikelas ini banyak terdapat anak-anak pintar di kelas sebelumnya. Tempat duduk barisan depan sudah terisi penuh. Clara memutuskan untuk duduk di baris ketiga meskipun paling belakang setidaknya ia tidak duduk dipojok. Clara menuju tempat yang akan ia duduki, disebelahnya sudah ditempati seseorang yang akan menjadi teman sebangkunya. Clara memberanikan diri untuk berbicara dengan teman disebelahnya, "Hai, aku Clara semoga dapat berteman baik," sapa Clara sambil mengulurkan tangannya dengan senyum yang memperlihatkan dimple diwajahnya. "Aku Kinanti panggil aja Kinan," jawab Kinan menyambut uluran tangan Clara. Obrolan mereka berlanjut hingga akhirnya bel baris pun berbunyi. Setelah berdoa di lapangan, para siswa pun mulai bergegas menuju kelasnya masing-masing. Kebetulan di sekolah Clara gedung putra dan putri di pisah Meski begitu semua siswa berjalan dengan disiplin tidak berdesak desakan ataupun berdorong-dorongan agar cepat sampai ke kelas.

Sesampai di kelas Clara dan Kinan kembali melanjutkan obrolan mereka yang tadi sempat tertunda. Mulai dari saling mengenal satu sama lain hingga keduanya melontarkan candaan hingga akhirnya guru masuk ke kelas membuat keduanya berhenti bercanda. Karena hari pertama masuk sekolah, tidak ada pelajaran hanya ada perkenalan mengetahui apa saja yang akan di pelajari. Suasana kelas sangat rahat, sesekali guru melontarkan candaan membuat seisi kelas tertawa dibuatnya.

SSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang