BE YOURSELF

140 24 3
                                    

Cerita karya Aisyatul Khumairoh

Asal sekolah MTs Ishtifaiyah Nahdliyah

SSA

Tinggal di desa Banyurip Ageng, Kota Pekalongan sungguh enak suasananya. Sebelum adzan subuh berkumandang, dari pelantang suara masjid terdengar alunan qiro'ah Qur'an. Kemudian dilanjutkan suara tarhim, dan kumandang adzan subuh. Membuat hati tergugah untuk bersemangat bangun sebelum subuh. Sehingga dapat menunaikan sholat subuh tepat waktu. Betul-betul dapat menuntun agar memulai pagi dengan urusan akhirat. Hidup terasa lebih indah dan berkah. Geliat kegiatan ekonomi masyarakat juga sudah dimulai sejak pagi buta sekitar waktu subuh. Termasuk ibuku yang senantiasa memulai kegiatan ekonominya pada pagi buta. Karena ibuku buka warung nasi yang menjajakan nasi, lauk, dan makanan lain setelah sholat subuh. Warung nasi tersebut buka hingga sore hari menjelang maghrib.


Aku bahagia dan bangga pada ibuku. Aku terlahir dari seorang wanita tangguh yang bernama Hesti Apriana. Aku hanya hidup berdua dengan ibuku sejak kelas 2 SD. Saat itu aku pernah bertanya kepada ibuku tentang ayah. Saat aku bertanya tentang ayah, ibuku selalu menjawab, "Ayah lagi kerja jauuuuuuhh banget saying. Jadi enggak bisa pulang.......udah ya jangan tanya tentang ayah lagi." Aku pun hanya bisa mengangguk sebagai jawabannya. Namun, di hatiku terbesit suatu pertanyaan, kenapa ayah engga pulang? kan aku pengen seperti orang lain bisa kumpul bareng satu keluarga.......


Namun pertanyaan itu sudah terjawab seiring bertambahnya usiaku. Ternyata ayah tega meninggalkan ibu dan menikah dengan wanita lain. Jujur aku sangat kecewa saat mengetahui ternyata ayah sejahat itu. Tetapi ibu terus bilang, "Kamu enggak boleh benci sama ayah, Bagaimana pun ia tetap ayah kamu." Aku jadi merasa kasihan pada ibuku,padahal aku tahu bahwa ibu sangat kecewa pada ayah, namun ia tak pernah menunjukkan nya padaku.


Oke aku sudah tak mau mengungkit masa lalu itu, yang terpenting itu ialah aku harus membantu ibu mendapatkan uang untuk biaya sekolahku. Oh iya, sekarang aku membantu ibu di warung saat pulang sekolah. Awalnya ibu tidak mengizinkan aku untuk membantunya tapi karena aku memaksanya jadi aku diperbolehkan asal jangan yang berat-berat. Biasanya aku membantu cuci piring yang sudah kotor atau mengelap meja, terkadang aku membantu ibu belanja. sedangkan ibu bertugas sebagai tukang memasak, melayani pembeli, dan sebagai kasir.


Disaat yang lain sibuk bermain sosial media/jalan jalan,aku malah sibuk untuk membantu ibu mencari uang. Aku tak pernah mengeluh,namun sering kali aku membayangkan jika aku dan ibuku kaya pasti ibu tidak akan begini.di saat yang lain pergi liburan,shopping dll aku hanya diwarung bersama ibuku. Aku terkadang iri, aku ingin seperti mereka. Namun apalah daya melihat takdir yang sudah ditentukan Allah tidak dapat diubah kecuali dengan usaha dan ikhtiyar.


Saat sekolah pun aku hanya membawa uang saku sekitar 5000,kadang-kadang aku tidak membawa uang saku ketika ibu sedang tidak punya uang. Tetapi gantinya aku membawa bekal ke sekolah.


Aku pernah dibuli karena berasal dari keluarga yang tidak mampu dan tidak punya ayah,rasanya aku ingin melawan mereka tapi aku tahu bahwa mereka dari kalangan atas.


Sering kali aku kepergok ibu menangis di kamar,ibu sempat bertanya, "Ica,kok kamu nangis. Ada apa sini cerita sama ibu" saat ditanya seperti itu air mata yang tak bisa ku bendung kini keluar deras.

Namun, aku tak dapat berkata apa-apa,bibirku kelu untuk sekedar ucap, "Ibu,aku dibuli disekolah aku tak punya teman bu..."

Melihat aku seperti itu, ibu segara memelukku sambil mengatakan, "Ica harus kuat, serahkan semua masalah Ica kepada Allah , pasti Allah akan memberikan yang terbaik untuk Ica."

Kalimat itu senantiasa berputar di kepalaku saat aku bersedih.

Namun,di balik kekurangan pasti ada kelebihan. Aku adalah siswi dengan peringkat 1 paralel dari kelas 1 hingga kelas 9 SMP. Akupun mendapat beasiswa selama setahun. Aku bersyukur itu artinya ibu tidak terlalu khawatir dengan biaya sekolahku. Para guru sering memujiku karena hanya aku yang lolos ujian masuk ke SMA terkenal di kota ini tetapi aku tidak sombong dan merasa pintar. Aku merasa kepintaran ku ini dari Allah, jadi buat apa dibanggakan? ibu mengajariku supaya aku tidak sombong karena setiap seseorang kan punya kelebihan masing masing dan itu hanya bersifat sementara. Ketika aku meraih prestasi, aku jadi teringat kakakku yang telah lama tiada. Karena nasihatnya yang begitu berkesan di hatiku.


Ya....begitulah, sebenarnya aku punya kakak laki laki yang berusia 3 tahun diatasku. Ia meninggal pada usia 7 tahun akibat keracunan makanan. Dulu kakakku selalu mengajari ku agar aku menjadi diri sendiri,jangan meniru orang lain. Ia berkata jadilah dirimu sendiri artinya kamu tidak mengikuti yang lain, kalau kamu mengikuti orang lain maka kamu sama saja dengan mereka dan kamu tidak punya jati diri kamu yang sebenarnya. Ahh, aku jadi kangen kakakku.ia tipe orang yang cerewet dan bawel ketika aku tidak melaksanakan sholat tapi ia adalah kakak yang paling baik bagiku.

SSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang