SANTRI BARU

59 9 0
                                    

Cerita Karya Muhammad Nashrul Huda

Asal Sekolah MTs Salafiyah Hidayatul Athfal

                   SSA                   

Suatu hari, ada beberapa pondok yang mengadakan pendaftaran santri baru. Salah satunya
bernama Miftahul Ulum. Banyak santri yang mendaftar di sana. Salah satunya bernama
Syahrazad dan mempunyai saudara di sana bernama Ibad.
Pada saat Syahrazad berangkat mondok, keluarganya mengajak Syahrazad makan di restoran.

“Syahrazad, kamu mau pilih menu yang mana? “ tanya Ibu

“Bu, aku pilih udang asam manis, “ jawab Syahrazad

Sesampainya di pondok, Syahrazad bertemu dengan Ibad. Syahrazad diantar oleh ibunya sampai
ke kamar. Ibad pun menunjukkan di mana letak kamar Syahrazad. Kemudian ayahnya datang
dengan membawa barang-barang dan lemari.

Bel berbunyi. Syahrazad bertanya kepada Ibad.

“Maksud bel berbunyi itu apa?“ tanya Syahrazad

“Itu bel untuk memberitahu sholat berjamaah,” jawab Ibad

Mendengar jawaban itu, Syahrazad bergegas berganti pakaian dibantu oleh ibunya karena pada
waktu berangkat mondok Syahrazad masih menggunakan celana.

Sesudah ganti pakaian, Ibu berpamitan pulang.

“Nak, Ibu mau pulang dulu ya,” kata Ibu
Syahrazad mencium punggung tangan ibunya dan dibalas dengan kecupan penuh doa di
keningnya.

Kemudian ibu berpesan kepada Ibad

“Ibu titip Syahrazad ya nak,”kata ibu

“Ya bu, aku akan jaga Syahrazad. Ibu tenang saja, “jawab Ibad.

Ibu langsung meninggalkan Syahrazad dan shalat jamaah Isya dimulai.

Malamnya saat santri diwajibkan tidur, Syahrazad tidak bisa tidur karena teringat dengan ibunya
yang sangat dekat dengannya. Wajah ibunya selalu terbayang dipikirannya. Bukan hanya rindu
dengan ibunya, dia pun rindu dengan teman-temannya yang berada di rumah karena selalu
menghiburnya.

Suasana kamar pondok yang bising, membuat dia sulit untuk memejamkan mata Ia tak biasa satu
kamar bersama dengan tujuh orang lainnya. Ia merasa sedih. Kasur yang empuk tergantikan
dengan lembaran kasur busa tipis, makan yang biasanya dengan menu yang enak kini hanya
dengan lauk tahu tempe membuatnya merasa tak betah di pondok.

Syahrazad pun ingin berencana untuk pulang ke rumah malam itu juga.

Ia segera mengemasi barang-barangnya untuk dibawa pulang. Tiba-tiba Ibad datang dengan
temannya yang sedang melihat Syahrazad mengemasi barangnya.

Lalu Ibad bertanya, “Kamu mau kemana? Kok barang-barangnya dikemasi? “tanya Ibad

“Saya mengemasi barang karena saya ingin pulang ke rumah, “tanya Ibad

“Saya tidak betah di sini, saya rindu Ibu. “jawab Syahrazad dengan terisak

Kemudian Ibad memberikan motivasi kepada Syahrazad, lalu memperkenalkan temannya yang
bernama Nabhan. Mereka ngobrol Bersama mencoba menghibur agar Syahrazad tak merasa
sendiri. Mereka menghabiskan waktu malam bersama sampai membuat Syahrazad tertidur.

Keesokan harinya, syahrazad merasa bosan di pondok. Ibad pun mengajak keluar untuk melihat
pemandangan yang indah di luar. Rasa bosan hilang dengan motivasi yang Ibad berikan. Namun
Syahrazad tetep merasa belum sepenuhya betah di pondok. Sore hari menjelang maghrib, saatnya
para santri untuk makan, tetapi makan kali ini berbeda dengan biasanya. Karena akhir bulan ada
agenda khataman Al Qur’an dan setelah selesai pasti ada makan bersama, biasanya dikenal
dengan istilah “makan kepungan”. Setiap satu nampan diisi dengan lima orang.

Setelah selesai agenda khataman, Syahrazad langsung bergegas ke kamar. Dia tidak tahu kalau
setelah agenda khataman ada agenda makan kepungan.

“Syahrazad…Syahrazad…ayo makan,” teriak Ibad mengajak Syahrazad makan..dan Syahrazad
langsung keluar kamar dan kemudian mengecek lantai satu.

Ternyata setiap santri sudah
memposisikan diri untuk duduk melingkar.

Lalu muncullah Syahrazad dari lantai dua keluar
pada salah satu kamar. Kemudian dengan segera Syahrazad turun untuk makan bersama temanteman sepondoknya. Semua santri pun makan dengan lahap, begitupun juga dengan Syahrazad.

Setelah selesai makan, teman-temannya yang makan bareng satu nampan ngobrol ringan dan
bercanda bersama.

Semenjak saat itu, Syahrazad menyadari bahwa berada di pondok lebih asik
dan seru..

“Ternyata makan nasi senampan untuk bersama-sama nikmat ya….”, ucap Syahrazad
kepada Ibad.

“Yaiya dong, juga ngalap barokah teman,”jawab Ibad.

“dan bercanda sama teman
itu seru ya…”, kata Syahrazad.

“Ya, agar kita tidak bosan juga. Hehehe…”, jawab Ibad dengan
motivasi yang Ibad berikan kepada Syahrazad.

Syahrazad kembali yakin bisa menimba ilmu di
pondok dengan baik.Syahrazad pun bisa beradaptasi lagi untuk betah di pondok.

SSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang