Part 27

8 4 4
                                    

ⒽⒶⓅⓅⓎ ⓇⒺⒶⒹⒾⓃⒼ

o0o

Malam yang di guyur hujan lebat membuat suasana malam semakin dingin. Gadis dengan rambut tercepol asal yang masih duduk setia di lantai terus menatap kosong di depannya,matanya terus meneteskan air mata. Ya, Luna.

Luna terus terdiam,bahkan martabak yang sebelumnya ia beli tidak dimakan dan langsung memasuki kamar setelah pulang tadi, Tania yang kebingungan hanya diam,jadilah ia bersama Bi Muti dan tertidur di kamarnya.

"Luna.." panggil Atlas di luar pintu,tak ada jawaban membuat cowok itu mengira Adiknya tidur namun suara sesenggukan membuatnya cemas dan segera membuka pintu.

"Lun-" pintu terbuka karena tidak terkunci,matanya langsung menatap Luna khawatir. Posisi gadis itu terduduk memeluk lutut di lantai tanpa beralaskan karpet dan matanya sembab menangis bahkan bibirnya bergetar.

"Caca kenapa?" Atlas langsung menghampiri Luna dan mendekap badan gadis itu erat,membiarkan bajunya basah terkena aur mata Luna yang terus mengalir.

Luna yang baru tersadar langsung memeluk Atlas,tangis yang awalnya tidak terlalu terdengar kini semakin kencang.

"Hiks...ak-aku masi. Masih.gak hiks percaya ka!" Luna masih menangis semakin terisak.

"Caca kenapa?" Atlas melepas dekapannya dan menangkup wajah Luna. Gadis itu terus menggeleng. Atlas mengerti,mungkin adiknya belum bisa menceritakan.

Perlahan Atlas bangkit dari posisi duduknya dan mengangkat Luna,menggendong gadis itu ala bridal style lalu membawanya ke kasur. Luna mulai berhenti memangis,namun pandangannya kembali kosong.

"Al telfon kamu tuh" Atlas menunjuk handphone Luna yang terus bergetar di nakas.

Luna meraihnya,dan menggeser ikon hijau yang mengambang ke atas. Panggilan tersambung

"Kenapa lama?" Ucap Altair cemas di sebrang sana.

"Tadi hp nya aku tinggal ke kamar mandi" bohong Luna.

"Suara lo...Gue kesanah"

Tut

Panggilan terputus, Luna melihat jam dindingnya,sudah pukul 10 malam untuk apa Altair kesini?. Gadis itu mendongak,menghela nafas setelah menatap mata Atlas yang meminta menjelaskan.

Luna mengangguk,kemudian menceritakan semuanya dan menunjukkan foto yang ia potret. Sebelum ia menjelaskan ia sempat bertanya Tania kemana namun Atlas menjawab Tania tidur,dan besok akan di jemput orang tua nya yang katanya sudah rindu. Luna sebenarnya tidak rela Tania pulang cepat namun apalah dia, Mereka kan orang tua Tania.

✨✨✨

Altair terus memencet panggilan ke nomor luna,perasaannya terasa tidak enak karena sejak sore sampai malam ratusan pesan dan puluhan panggilan telfonnya tidak kunjung di balas Luna.

"Lo kenapa?" Archer menatao aneh Altair yang terlihat khawatir.

"Luna"

𝐋𝐮𝐭𝐚𝐢𝐫✓[𝐎𝐧 𝐆𝐨𝐢𝐧𝐠] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang