Siska mendengar desah lembut yang menggelitik belakang lehernya. Lengan lelakinya memeluk begitu erat di pinggang.
"Ayolah, jangan bilang malam ini kau akan mendongeng lagi,"
Siska tersenyum setengah hati mendengar bisikan Ardi di sela-sela ciumannya.
"Tapi dongengku belum selesai,"
"Kita sudah menikah tiga hari dan besok aku akan dinas ke luar negeri selama tiga minggu. Aku bahkan belum mendapat hakku," Ardi menggeram. Menahan konak.
"Apa kau sedang meniru Alamanda sebab tak benar-benar cinta aku?" lanjutnya.
"Apa? Tidak! Aku hanya merasa kurang sehat," desah Siska ketika bibir Ardi membasahi setiap jengkal tengkuknya.
"Kau menyiksaku dengan visual yang menggairahkan, Sayang."
Well, rencanaku harus berhasil, pikir Siska.
Aku akan ikut bersamanya ke Thailand selama dua minggu lalu kembali lebih dulu.
Setelahnya, semua akan baik-baik saja.
Semua akan baik-baik saja.
Semoga operasi besok lusa lancar.
Dan semua akan baik-baik saja.
Ardi tak akan tahu tentang Sukoco, aku yang lampau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Lust
Short StoryBuku ini dibuat untuk bersenang-senang. Bacalah buku ini dengan hati senang. Catatan: aku bukan manusia rajin yang aktif berkarya. Catatan (2): kuusahakan untuk mengumpulkan apa yang pernah kutulis sebelumnya. Catatan (3): akan diusahakan menambahka...