"Ini 'barang' yang kau minta dariku. Puas?"
Pria tambun itu spontan tersenyum penuh kemenangan saat melihat buku catatan berharganya yang telah berhasil SinB rebut dari si pengkhianat Woo Zico tempo hari. Seoksoon lantas tertawa singkat sembari mengambil jurnal usang berwarna cokelat tua tersebut dan membuka lembar demi lembarnya dengan seksama,"Kerja bagus, kerja bagus. Akhirnya harta karun ini bisa kembali ke tanganku setelah hampir sepuluh tahun berlalu. Hahahahaha!"
SinB refleks memutar kedua bola matanya kesal. Ia benar-benar tidak tahan dan ingin segera keluar dari ruang kerja sang ayah secepatnya,"Apa aku sudah boleh pergi sekarang?"
"Bagaimana dengan si bajingan Woo itu? Apa kau sudah berhasil melenyapkannya sesuai dengan perintahku?"
Cih! Pertanyaan bodoh itu lagi.
Gadis itu bahkan tidak sudi untuk melihat wajah Seoksoon yang kini tengah menatapnya dengan tajam,"Aku sudah menghabisinya, sesuai dengan perintahmu. Jadi jangan menanyakan hal yang sama berulang lagi. Aku sudah cukup muak mendengarnya"
"Hahahahaha putriku, putriku, sifat dan kepribadianmu itu memang sangat mirip denganku" Seoksoon mengangguk kecil seraya meminum seteguk red wine yang selalu menemaninya saat tengah bekerja,"Dia telah membesarkanmu dengan sangat baik"
"Excuse me, tapi pernyataanmu itu sungguh tidak masuk akal di telingaku" Tanggap SinB memamerkan senyum sinisnya,"Kita berdua memang serupa, namun tak sama. Berhentilah menyama-nyamakan dirimu dengan diriku, keparat!"
Seoksoon kembali tertawa terbahak-bahak,"Tidak perlu mengelak, putriku. Jika aku tidak dipertemukan dengan ibumu waktu itu, maka kau tidak akan pernah bisa terlahir ke dalam dunia ini"
"Bla, bla, bla, lucu sekali! Apa aku sudah bisa keluar dari ruangan ini dan mengerjakan tugasku selanjutnya?"
"Silahkan saja. Aku bahkan tidak pernah melarangmu untuk pergi dari ruang kerjaku sedari tadi"
SinB lantas menggertakkan giginya kemudian langsung berjalan keluar dan menutup pintu dengan keras. Ia benar-benar hampir tak dapat mengendalikan sosok 'monster' yang mulai bangkit di dalam dirinya. Untung saja, gadis itu masih bisa menahannya dan tidak sampai mengobrak-abrik ruang kerja sang ayah yang dipenuhi oleh barang-barang antik dengan harga selangit.
"Sial, aku lapar sekali! Dimana Kang Dongho?"
Energi SinB sudah terkuras habis karena terlalu sering melampiaskan amarahnya hari ini, dan ia membutuhkan Dongho untuk memasakkan makan siangnya sekarang juga.
"Sepi sekali. Tidak ada hal menyenangkan yang bisa kulakukan hari ini"
SinB tertunduk lesu. Entah mengapa, gadis Hwang itu jadi kehilangan secerca semangat hidup semenjak kepulangannya dari Prison Hope dua hari yang lalu. Bahkan di saat SinB terbangun dari tidurnya di pagi hari, ia selalu merasakan bahwa ada sesuatu yang hilang dari dirinya, bak sebuah kepingan puzzle yang tak kunjung ditemukan.
"Sial. Apa yang terjadi kepadaku sebenarnya? Aishhhh!" SinB lantas mengacak-acak surainya kasar.
Jika semua ini disebabkan karena para manusia idiot yang selalu ingin mencampuri urusannya selama beberapa minggu belakangan ini, maka SinB sangat berharap agar memori-memori itu bisa segera terhapus dari ingatannya.
Semuanya sudah berakhir. Hubungan diantara SinB dan kelompok tahanan yang berstatus sebagai buronan itu kini sudah terputus sepenuhnya,"Please, kau harus move on, Hwang SinB. Lupakan mereka. Tidak ada gunanya mengkhawatirkan para idiot itu lagi" Monolog putri pemimpin tertinggi The Deathless tersebut sembari memukul-mukul pelan kepalanya dan berjalan pelan menuruni tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
[PREQUEL] BULL:IES - Zero to One ✔️
FanfictionBagaikan sebuah takdir, kami dipertemukan di dalam situasi dan kondisi yang tak pernah diduga-duga sebelumnya... "Ayo kita melarikan diri dari penjara terkutuk ini" "Let's do it!!" Starring : GFRIEND and Other casts Action, Crime, Friendship, 17+ By...