Chapter 5 : Dilema

201 40 0
                                    

"Anak baru itu benar-benar sangat menjengkelkan! Aku ingin sekali menghajarnya hingga puas!"

Sowon mendadak tersadar dari lamunannya, begitu kedua indera pendengaran itu menangkap suara rutukan teman satu selnya yang masih setia melampiaskan kekesalan yang sudah sedari tadi ia pendam di hadapan sebuah tembok.

Buku-buku tangan si gadis berponi, Choi Yuju, bahkan sudah tergores dan berdarah karena meninju kuat dinding ruang sel berkali-kali.

"Dia akan mati di usia yang sangat muda, jika tidak segera menghentikan kebiasaan buruknya itu ckckckck"

Eunha merocos tajam seraya duduk dengan santai di atas tempat tidurnya. Tangan kanannya lantas mengambil sebuah gelas plastik dan langsung melempar benda itu kearah Yuju.

"Auwww!!" Ringis gadis itu refleks memegangi kepala belakangnya yang terasa nyeri karena terkena hantaman 'peluru nyasar' dari rekannya sendiri,"SIAPA YANG MELEMPARKU TADI HUH?!!

"AKU! AKU YANG MELEMPARNYA!"

Yuju semakin naik pitam,"MENGAPA KAU MELEMPARKU, EONNIE?! JANGAN MENCARI GARA-GARA DENGANKU!!"

"AKU HANYA MEMBANTU MENYADARKANMU, BODOH!! KAU SUDAH MELUKAI DIRIMU SELAMA BERJAM-JAM!!"

Pertengkaran diantara kedua sahabat itu semakin tak terelakkan, sehingga mereka harus segera dilerai oleh Sowon yang berstatus sebagai tahanan senior dan kakak yang paling tua di Prison Hope.

Akan sangat berbahaya jika para sipir yang bertugas di luar sana sampai mendengar keributan yang terjadi di dalam ruangan sel mereka.

"Jung Eunha, Choi Yuju, hentikan semua pertengkaran ini! Jangan hanya mengandalkan otot kalian saja! Pergunakan juga otak kalian!" Tegur Sowon memandang tajam kedua rekannya secara bergantian.

"Apa kau tidak berkaca pada dirimu sendiri, eonnie?" Balas Yuju berdecih kesal,"Kau juga telah menggunakan ototmu tadi siang, untuk menghajar wajah memuakkan anak baru itu"

Ia lantas tertawa sinis,"Jadi jangan coba-coba menasehatiku, jika kau sendiri masih menyimpan otakmu di dalam sebuah gudang yang terbengkalai, hingga berdebu, usang, dan tak bisa digunakan lagi"

Skak mat!

Gadis bertubuh jangkung itu seketika mematung kaku di tempat.

Benar. Ucapan Yuju memang benar adanya.

Tak dapat dipungkiri bahwa segala perkataan maupun nasihat yang keluar dari mulutnya sangatlah tidak sinkron dan berbanding terbalik dengan sikap yang ia tunjukkan di depan rekan-rekannya tadi siang.

Dengan gampangnya, ia menonjok wajah si tahanan baru, Jung SinB, yang baru saja keluar dari klinik setelah menerima perawatan atas luka-luka yang ia dapatkan karena bertarung di atas arena Prison Battle.

Sowon kebingungan. Ia bingung dengan dirinya sendiri.

Mengapa ia bisa bersikap seperti itu kepada seseorang yang baru ia kenal selama dua hari? Padahal, keikutsertaan SinB dalam pertandingan ilegal itu juga tidak merugikannya sama sekali.

"Eonnie, sepertinya ada yang aneh dengan dirimu belakangan ini"

Perhatian Sowon sontak tertuju kearah Eunha yang selalu memperhatikan gerak-gerik tak biasanya sedari tadi,"Aku lihat, kau jadi bersikap sangat over-protektif terhadap Jung SinB. Ada apa? Bukannya eonnie baru berkenalan dengannya dua hari yang lalu?"

"A..aku tidak tahu apa yang terjadi dengan diriku sendiri, Eunha-ya" Balas Sowon menundukkan kepalanya lemas,"Aku tidak tahu, mengapa perasaan lama ini tiba-tiba saja tumbuh di dalam hatiku. Aku menjadi semakin protektif dan tidak suka jika si bodoh itu menempatkan dirinya sendiri ke dalam bahaya. Aku tidak suka jika ia terlalu dekat dengan bajingan-bajingan itu. Apakah itu salah?"

[PREQUEL] BULL:IES - Zero to One ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang