D-Day
.
.
."Gawat! Apa yang harus kita lakukan sekarang?! Aku tidak mau mati konyol di tangan si bajingan Woo itu!"
"Sama. Aku juga tidak mau mati begitu saja, bodoh! Aku belum pernah merasakan bagaimana rasanya menjalin hubungan percintaan dan akhirnya menikah dengan belahan jiwaku sendiri!"
Chungha memijat-mijat pelipisnya kesal.
Sudah lima belas menit berlalu, dan kedua rekannya itu masih saja berperilaku heboh dan memalukan diri mereka sendiri, seperti berteriak-teriak bak orang gila kemudian mengucapkan berbagai macam kalimat yang ngelantur dari topik utama yang tengah ketiganya bahas secara diam-diam saat ini.
"Ekhem! Ekhem!" Chungha berdehem singkat, berusaha untuk memberi kode kepada SinB dan Somi untuk diam sejenak dan membungkam bibir mereka yang sangat hiperaktif tersebut,"Apa kalian berdua tidak bisa duduk dengan tenang dan berpikir jernih barang sedetik saja?"
Gadis Kim itu lantas menegur kedua rekannya yang ceroboh,"Jika kalian terus berisik sepanjang waktu dan berbicara selantang terompet festival, aku rasa semua usaha yang telah kita lakukan untuk membahas masalah ini secara rahasia akan menjadi sebuah kesia-siaan belaka"
"Tutup mulutmu, Kim Chungha!" Bentak SinB sembari meninju lengan gadis itu dengan sekuat tenaga,"Kau bisa berkata seperti itu dengan mudahnya, karena kau sama sekali tidak berada di posisi kami saat ini!"
"Benar sekali!" Timpal Somi setuju,"Coba kau bayangkan, bagaimana rasanya menjadi kami berdua yang kini tengah berdiri di ambang kematian. Apa kau pikir hal ini adalah sesuatu yang harus didiskusikan dengan santai eoh?!"
"Iya, iya, aku sangat memahami maksud perkataan kalian. Tetapi tolong jangan memelototiku dengan tatapan setajam itu! Kalian benar-benar mengerikan!"
Chungha menyisir surai depannya dengan penuh rasa frustasi. Ternyata tidak segampang itu membuat seorang Jeon Somi dan Jung SinB bungkam dan menutup mulut mereka rapat-rapat,"Lalu apa rencana kalian selanjutnya? Aku akan berusaha untuk membantu kalian sebisa yang aku mampu"
"Mengapa kau jadi bertanya balik kepada kami?!" SinB lantas mengacak-acak rambutnya kasar,"Aku saja sedang kebingungan karena tidak tahu harus melakukan apa untuk bisa terhindar dari battle gila itu besok malam! Aishhhh!"
"Pokoknya, kita harus membuat battle itu ditunda atau bahkan gagal sekalipun. Aku tidak mau tahu!" Somi melotot sempurna seraya menggigit ujung kukunya gemetar. Mohon dimaklumi, reaksinya memang terkadang sedikit berlebihan.
"I know, I know, Jeon Somi!" Balas Chungha kesal,"Tapi tidak semudah itu bagi kita untuk menggagalkan jalannya Prison Battle. Kita harus melakukan sesuatu yang besar atau membuat kekacauan di seluruh lapas agar mereka bisa menunda jalannya babak final Prison Battle"
"Membuat kekacauan ya?" Gumam SinB sembari menyeringai licik,"Sepertinya itu adalah ide yang sangat bagus, Chungha-ssi"
"Wow, wow, wow, hold on" Somi spontan membenarkan posisi duduknya lalu memandang sang rekan dengan penuh harap,"Apa kau sedang menyusun sebuah rencana yang brilian saat ini? Tolong katakan kepada kami sekarang juga!"
SinB melipat kedua tangannya di depan dada kemudian mengetuk-ngetukkan jari telunjuk itu di batok kepalanya,"Bagaimana kalau kita membuat kerusuhan yang begitu besar di dalam lapas?"
"Apa kau sudah gila, idiot?!" Chungha menanggapinya dengan kepulan emosi yang terus keluar dari ubun-ubunnya,"Itu sama saja dengan menyerahkan dan mempertaruhkan nyawa kita bertiga di tangan para narapidana kelas kakap yang dapat mematahkan tulangmu dalam sekali pukul"
KAMU SEDANG MEMBACA
[PREQUEL] BULL:IES - Zero to One ✔️
FanficBagaikan sebuah takdir, kami dipertemukan di dalam situasi dan kondisi yang tak pernah diduga-duga sebelumnya... "Ayo kita melarikan diri dari penjara terkutuk ini" "Let's do it!!" Starring : GFRIEND and Other casts Action, Crime, Friendship, 17+ By...