MBSD|23|MALAM BERSAMA MAHENDRA

1.4K 38 0
                                    

Follow akun aku dulu ya.
***

Dress sebatas lutut berwarna hitam memperlihatkan aura keanggunanku, bukan menambahkan perkataan ini karena memang benar penampilanku malam ini memberikan dampak pada diriku terlihat semakin ayu. Rambut yang sudah ditata rapi dengan diberikan satu jepit jepang yang sengaja kukenakan di bagian kepala letaknya kiri hanya sebagai pemanis atau bisa disebut pelengkap saja.

Setelah merasa selesai berdandan aku menyambar tas selempang yang berwarna senada dengan baju yang kukenakan. Aku melenggang keluar kamar, nyatanya Ibu tengah berdiri di depan pintu dan kini menatapku dengan sangat tajam. Saat tahu hubunganku dengan Mahendra yang istimewa membuatnya bersikap possesive.

“Mau ke mana?” tanya Ibu, dia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul delapan malam, padahal sekarang aku sudah berhenti bekerja pasti dia juga kebingungan.

“Mau ketemu teman, Bu. Sebentar kok. Urusan pekerjaan.” Aku berbohong sudah berkali-kali, tapi sampai saat ini masih saja berani membohonginya.

Dia memandangi penampilanku dari atas kepala sampai ujung kaki, mungkin menilainya barangkali ada yang kurang atau memang karena malam ini aku terlihat ayu.

“Bertemu dengan teman? Mana mungkin penampilannya seperti ini?” tanya Ibu, aku kembali memandangi penampilan yang menurutku biasa saja. Hanya mengenakan dress sebatas lutut, aku menganggapnya ini hal yang biasa.

“Menurutku biasa saja, Bu.”

Ibu memutar matanya jengah mungkin sudah malas dengan perkataanku yang selalu kerasa kepala, pada akhirnya dia kembali diam mengenai penampilanku malam ini yang menurutnya seperti hendak bepergian ke suatu party. Dia tidak mengomentari lagi perihal penampilanku, dan aku akhirnya bisa bernapas lega.

“Jangan pulang sampai larut malam, kamu hanya Ibu beri waktu satu jam dari sekaraang.” Ibu berkata dengan tegas.

“Satu jam dari sekarang? Di jalan aja satu jam, Bu. Gimana mau ketemunya dong.” Aku merutuki sikap Ibu yang akhir-akhir ini semakin keras saja, mungkin dia takut jika aku bertemu dengan suami orang. Akan tetapi, faktanya memang benar suatu kenyataan.

Ibu seolah tidak peduli dengan jawabanku, dia melenggang pergi begitu saja. Pada akhirnya aku menerima saja keinginannya. Hanya satu jam aku mempunyai waktu untuk bertemu dengan Mahendra, dan hal itu membuatku segera pergi menuju kafe yang dikatakannya.

“Entah apa yang akan terjadi malam ini,” kataku lirih.

***
Alamat pemberian dari Mahendra nyatanya di sebuah hotel berbintang bukan tertuju pada kafe yang sempat dikatakan sebelumnya. Aku tidak bisa berpikir jernih mengenai hal ini karena tidak seperti biasanya pria itu memintaku ke tempat penginapan seperti ini. Apa yang akan dia lakukan terhadapku?

Aku melangkah mundur hendak pergi dari tempat penginapan sekarang juga, tidak peduli bagaimana komentar Mahendra nanti mengenai pembatalan janji yang sudah kusepakati karena aku terlalu ragu untuk melangkahkan kaki lebih jauh menemuinya. Namun, tubuhku menabrak sesuatu dari arah belakang, begitu menoleh nyatanya pria beranak dua itu mematung berdiri tepat di depanku.

“Ke mana?” tanya Mahendra.

“Menemuimu.” Aku berusaha tersenyum meski rasanya sangat sulit saat menyunggingkan bibirku.

Aku memang belum memasuki hotel itu, masih berdiri di depan pekarangan saking terkejutnya dengan alamat yang dia berikan. Apa yang terjadi di malam ini? Batinku terus menggerutu bertanya-tanya mengenai keganjalan yang kurasakan. Keinginan apa yang ingin kupenuhi malam ini?

“Kamu sudah bertemu denganku, mari.” Mahendra mengapit lenganku menggandeng menuju ke dalam hotel berbintang yang bangunannya ada beberapa tingkat.

Tubuhku gemetar seperti tersengat listrik, jantungku juga berdetak tidak seperti biasanya. Padahal aku sudah memeriksanya ke dokter jika kesehatanku baik-baik saja. Aku terus menarik napas dalam lalu kembali diembuskan.

Kami melewati lorong hotel yang suasananya sangat sepi sekali, aku mulai melonggarkan gandengan tangannya karena merasa tidak nyaman jika terus diperlakukan seperti ini. Aku ingin sekali segera pergi dari hadapannya sekarang juga, tapi urung kulakukan.

“Kita mau ke mana?” tanyaku akhirnya memberanikan diri.

“Aku hanya ingin menghabiskan waktuku malam ini bersama kamu, Meta.” Dia berbisik tepat di telingaku, aku merasa jika ini tidak benar. Aku harus segera pergi meninggalkannya, tapi hatiku masih ingin bersamanya. Bisikan hati memang tidak akan pernah berbohong jika aku benar-benar menginginkannya.

Rasanya ingin berontak saat itu juga, tapi dia menahan pergelanganku dengan sangat kuat seolah tidak akan melepaskannya meski sedetik saja. Mahendra melangkahkan kakinya selebar mungkin diikuti denganku di belakangnya hingga sampailah di depan pintu kamarnya.

Begitu pintu itu terbuka menampakkan ruangan luas yang diisi dengan satu tempat tidur berukuran king size, serta benda lainnya. Jantungku berdegup tidak normal seperti yang biasa terjadi saat kami bertemu, tapi kali ini jauh berbeda dari sebelumnya.

“Apa maksud kamu dengan ini semua, Pak?” tanyaku sambil menyeka air mata yang terus berjatuhan.

“Maksud kamu?” tanya Mahendra mengernyitkan dahinya.

“Aku bukan wanita murahan, Pak!” sergahku dengan tegas.

“Memangnya siapa yang mengatakan itu?” tanya Mahendra kebingungan.

Aku mengembuskan napas dengan pelan barangkali hal ini dapat membantu pernafasanku agar lebih terasa lega. Akan tetapi, nyatanya tidak berpengaruh apa-apa meski pun sudah berkali-kali menghela napas.

“Perlakuan kamu, Pak. Apa maksud dari semua ini, Pak? Hotel, kamar penginapan dan kamu mengundangku. Apa maksudnya?” tanyaku dengan suara tinggi.

Tanpa kuduga Mahendra mendekatiku yang kini gemetar saking takutnya dengan apa yang hendak dilakukan malam ini. Kedua tangannya memegangi pundakku dengan sangat kuat hingga jarak di antara kami berdekatan.

“Saya tidak akan menyakitimu, Meta. Saya hanya membutuhkan seseorang saja, yaitu kamu. Di sini bersama saya.” Mahendra memandangiku dengan tatapan sendu, kedua matanya juga tampak merah sepertinya dia memendam tangisnya yang sedari tadi mendesak keluar.

***
Doain Clovy ya dimulai tanggal 02 Februari sudah mulai ulangan. Stay with my book karena ceritanya tetap berlanjut kok.

MY BOSS SUGAR DADDY ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang