"Daddy injun bocann" rengek renjun diatas kasur bersama kedua daddynya, "bosan kenapa? Kan banyak mainannya. Masih kurang? Mau daddy belikan lagi yang baru?" Si kecil menggelengkan kepalanya
Renjun merangkak ke atas perut sixpack jaemin, "injun au ain!" Ucap anak itu penuh penekanan dan matanya menatap tajam kearah jaemin
Jaemin dan Jeno tertawa melihat tingkah gemas anaknya,bukannya seram tapi malah lucu Dimata mereka, "mau main apa hm?" Jeno mencubit pipi tembam renjun
Renjun tampak berpikir "Eumm... ain... Ain... Ain Ayin!" Akhirnya sebuah ide datang pada otaknya dan memilih bermain air
"Main air? Boleh juga, kebetulan sedang panas kan ya... Yasudah ayo kebawah" jawab jaemin menggendong renjun
Sebelum pergi "Jeno tidak mau ikut?" Tanya jaemin "tidak diajak,jadi tidak mau"
"Sudah tua, ingat umur dan juga ngapain ngajak, inisiatif sendiri dong!"
Jeno meletakkan handphonenya dan mengikuti arah jalan jaemin, "daddy injun akut..."
Jaemin dan Jeno menyeburkan diri kedalam kolam yang sedikit dingin "ayo,daddy tangkap nanti,daddy pegangi juga ayo cepat sini!" Jeno membuka tangannya
Renjun tampak agak ragu "api angkap yya" si kecil memastikan dulu, takutnya saat dia masuk kedalam kolam malah- ah tidak. "Iya iyaa,nanti daddy tangkap,makanya cepat lompat!"
Renjun bersiap untuk lompat,dan...
Hap!
Jeno berhasil menangkapnya "hahhhahaha!!! Daddy dinginnn!" Tawa anak kecil itu sangat menggelegar dan menular pastinya.
"Tuhkan,tidak kenapa-napa... Tidak mau percaya sih sama daddy" ucap jaemin
Ketiganya sedang asik bermain air renjun juga memakai pelampung dan bermain sendiri, sedangkan daddynya punya dunia lain menikmati permainan air mereka
Dari lomba renang sampai atraksi dadakan mereka coba,tak ingin mengganggu permainan sang anak
"Maaf tuan jeno,ada yang menelfon..." Ucap seorang maid membawa handphone yang berdering, mengganggu saja!_batin jeno
Jeno mau tak mau keluar dari kolam dan mengangkat telepon untuknya, "ya halo?"
"..."
"Tidak,tidak ada, kenapa?"
"..."
"Luar negeri?"
"..."
"Jaemin juga?"
"..."
"Apa boleh membawa anak kecil?"
"..."
"Apa kamu bisa mengurusnya?"
"..."
"Aish! Baiklah akan kupikirkan dahulu!" Jeno mematikan teleponnya sepihak dan menatap kedua orang yang tengah bermain air
Jaemin kembali menatap Jeno "ada apa?" Tanyanya Jeno duduk ditepian kolam dan jaeminpun menghampirinya "luar negeri..."
Jaemin tak paham apa yang Jeno katakan "luar negeri? Kenapa? Bicara yang jelas aku tak paham!"
"Kita harus keluar negri atas perintah papa mu dan papa ku,tidak boleh membawa anak kecil,jadi kita perlu meninggalkan renjun sendiri..." Jelas Jeno
Jaemin jelas terkejut "tolak! Aku tidak bisa meninggalkan renjun sendiri dirumah,kalau ada apa apa bagaimana hah?!"
"Aku sudah mencoba untuk menolaknya,tapi tidak bisa... Kita pikirkan dulu setelah itu kita bujuk mereka..."
Jaemin mengangguk dan keduanya menatap renjun yang tengah tertawa dengan tatapan sendu "injunie sudah dulu ya mainnya..."
"Nooo!!! Injun macih au ain!!" Jeno menggendong paksa anak itu membiarkannya menangis dahulu,setelah itu ketiganya membersihkan diri
"Injunie kalau daddy tinggal bagaimana..?" Tanya jaemin tiba-tiba,renjun menggeleng cepat "injun anti cendili..."
Terpampang lah ide baik, "beomgyu!"
"Mwo?"
"Beomgyu,kita bisa titipkan renjun pada beomgyu"
"Tidak, beomgyu masih dijepang,orang tuanya menyusulnya Minggu kemarin asal kau ingat"
"Benar..." Renjun Tampak bingung,tak paham apa yang diobrolkan kedua tertua itu "injunie moominnya disimpan dulu ya.."
"Kapan berangkat?" Tanya jaemin lagi "3 tanggal 3 yaitu empat hari lagi,dan kota akan disana selama 1 bulan..."
"Apa bisa kita tinggal renjun selama itu? Aku takut terjadi sesuatu dan kita tidak mengetahuinya"
Tak!
Jaemin menggebrak meja di sampingnya "aku ada ide! Gampangnya kalau kita merindukan renjun,kita bisa menyuruh jungwoo Hyung pergi bersama renjun ke sana"
Wajah Jeno berseri "kau benar,tumben seorang na jaemin pintar" terpujilah na jaemin,karna kau mau memberikan kecerdasan disaat genting seperti ini.
"Injunie,ayo kita jalan jalan!" Jaemin menggendong renjun dengan senyuman terukir diwajahnya
ya ampun aku tidak menyangka renjun akan melihat negara lain selain Korea diusianya yang masih sekecil iniiii!!!_teriak jaemin dalam hati
Sesampainya di suatu tempat....
Tok! Tok! Tok!
"Nugu- oh na jaemin dan Lee Jeno,masuk masuk" seorang pria dengan pakaian sangat rapih dan mengikuti style yang ramai pada jaman sekarang
Pria itu menyuruh renjun,Jeno dan juga jaemin masuk "mengecat rambut lagi?" Tanya Jeno dan pria itu mengangguk.
"Ada apa? Oh anak ini yang ada diberita Minggu kemarin kan?"
Jaemin dan Jeno menyiritkan dahi "hah? Diberita? Maksudnya apa Hyung,kami tidak pernah memanggil reporter TV"
Ketiganya duduk disofa "sepertinya ada dispatch yang mengikuti kalian..."
"M-masuk berita... JAEM BAGAIMANA SOAL KELUARGA KU?!" Panik Jeno seketika menyadari bahwa berita yang dibilang pria itu berita internasional
"Tenangkan dirimu Lee, keluarga mu pasti memaklumi... Mereka akan mengira bahwa renjun anakmu,suruh siapa mirip"
"Mirip? Dari mana Hyung? Mata mu sedang sakit atau bagaimana eoh" tolak jaemin keras, "ckh lebih patut kau dibilang Pengasuh bayi dari pada ayah dari bayi"
"Wae?"
"Entahlah..."
3 jam berlalu,hari juga sudah berganti dengan malam mungkin kalau dihitung masuknya Maghrib,renjun juga sudah tertidur karna lelah
"Jadi dititipkan kapan?"
"Ayolah jungwoo Hyung,berikan waktu untuk kami mengucapkan selamat tinggal..."
2 Minggu berlalu...
Renjun sedang bermain sendiri sembari menunggu jungwoo selesai memasak
"Njunie hati-hati ya.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy -norenmin
Fantasydi sebuah jalanan terpampang bahwa ada seorang batita tengah menangis karna seorang wanita,namun itu biasa bukan? jalanan memang terdengar berisik. disitulah jaemin melihat detik² seorang batita akan dibunuh oleh ibunya sendiri,rasa kasihannya karna...