Malamnya...
"Injunie,kesini dulu" panggil jaemin menepuk pahanya agar renjun yang sedang belajar,duduk dipanguannya.
Renjun yang terpanggil langsung mendekat "ada apa daddy?" Tanya renjun mulai menduduki paha jaemin.
Setelah terduduk disana...
"Akhh! Daddy apa inihh?!" Jaemin mengigit lekuk leher renjun, memberikan tanda disana. "Besok sekolah na"Jaemin membatalkan niatnya,tapi tetap membanting tubuh renjun ke tengah kasur "kamu selalu menggoda injunie,tapi daddy tidak bisa merusakmu begitu saja" ucap jaemin
Lalu renjun paham apa yang terjadi,ia mengangkat piyamanya dan menampakan tubuh mulus seputih susu miliknya,piyama daster kalo kata mama.
Jeno yang sedang membuat laporan keuangan perusahaannya langsung menghentikan aktivitas yang ia lakukan,lalu menatap renjun "sedang apa?" Tanyanya.
"Daddy tidak boleh memainkannya lubang injun malam ini,dan juga tidak boleh membuat tanda karna besok pemeriksaan,jadi daddy hanya boleh memainkan ini" jelas renjun menunjuk nipple pink miliknya.
"Tidak bisa? Benarkah itu. Sepertinya aku harus berbuat sesuatu disekolah mu agar kamu melewati pemeriksaan itu" ucap Jeno menampakkan seringainya yang menyeramkan.
Renjun begidik "t—tidak mau!!!" Perlahan jaemin mencumbui bibir renjun,Jeno yang tak mau kalah memainkan nipple pink renjun, "daddy plisss"
"Kamu yang memulainya renjun ta— ah tidak,baiklah untuk malam ini saja,ingat hal itu!" Renjun mengangguk
Lalu duo j mencari posisi,dan menyusu pada renjun yang sepertinya sudah mengantuk.
Kita lihat pada pukul 02.33
Jaemin memukul tangan Jeno dalam tidurnya, "punyaku~" gumam jaemin, memarahi Jeno yang masih setia memainkan nipple renjun.
Ketiganya memang sudah tertidur "punya ku~ kau eunghh punya sendiri~" jawab Jeno mendorong kepala jaemin agar menjauh dari nipple renjun.
Setelah pagi. "DADDY!!! KENAPA TIDAK BANGUNKAN INJUN EOHH?!!!" Renjun langsung berlari kekamar mandi sampai melupakan handuknya,Jeno jaemin? Sedang asik dengan dunianya.
Menyadari handuk renjun masih tergantung pada lemari,jaemin mengantarkan handuk itu "njun, handuknya tertinggal" renjun membuka kecil pintunya,lalu mengambil handuk itu.
Sarapan? Tidak, bagaimana kalau membawa makanan? Tidak juga.
Renjun langsung diantar jeno,katanya kebetulan Jeno sedang ada sesuatu jadi ia yang mengantarkan renjun.
Saat sampai ternyata pemeriksaan sudah dimulai, "apa aku tertinggal?" Tanya renjun pada haechan yang duduk disebelahnya "belum... Baru akan dimulai"
Renjun menghela nafasnya dengan tenang,
"Bagaimana parfume ku?"
"Sembunyikan diatap!"
"Ah rambut ku bagaimana ini!! Ikat rambutnya hilang!!!"
"Aish! Bagaimana make up ku ini ya ampun!!"
"Novel 21+ ku kasihan sekali..."
"Kuku ku ini!! Kenapa warnanya susah untuk hilang sihh!!"
Kurang lebih begitu keributan yang ada didalam kelasnya, "hey donghyuck. Bukannya tidak boleh membawa makanan?" Tanya anak yang terduduk dikursi depan haechan.
"Aku sudah izin kepada pemilik gedung sekolah,katanya tidak apa-apa. Aku akan pingsan kalau tidak makan" bohong Haechan,ia memang sudah izin pada gurunya,boleh. Tapi soal pingsannya adalah penipuan.
"Jangan terheran-heran begitu, pemilik gedung sekolah kita adalah teman papa ku,jadi diam saja!"
Anak itu mengangguk, "haechanie! Yang akan menjemputmu nanti siapa?" Renjun menatap haechan dengan lekat berharap dengan jawabannya. "Hantu"
Renjun benar-benar malas untuk bertanya pada haechan,ia hanya basa-basi "san Hyung akan pulang hari ini." Haechan menatap renjun yang terlihat kesal.
Sedetik kemudian,renjun menatap haechan dengan berbinar-binar "benar kah?!" Haechan hanya mengangguk, mengiyakan pertanyaan dari renjun.
"Mau oleh-oleh apa?" Tanya haechan lagi, "injun terserah sama san hyung saja"
San adalah anak sulung dari johnten, lalu hendery kakak ipar jaemin,barulah haechan muncul.
"Mau Converse? Kalau mau kita bisa menggunakan sepatu kembar" renjun menggeleng, "bisa injun minta Novel atau pulpen untuk melukis? Pulpen injun sudah rusak"
Haechan mengangguk lalu mengeluarkan benda persegi panjang, "hyungiee!!"
"Ada apa? Mau memesan apalagi? Pesanan mu sudah memenuhi bagasi mobil ku,masih kurang"
"Tidak,ini untuk injun"
"Injun? Mana dia?"
"Ada disebelah ku"
"Berikan handphonenya"
Haechan memberikan handphone miliknya pada renjun "san Hyung ingin bicara"
"Iya Hyung?"
"Nanti kerumah ya,oh benar! Kamu mau memesan apa? Mumpung Hyung masih berada di mall"
"Mau novel Moomin,atau pulpen untuk melukis"
"Keduanya mau?"
"Boleh?!"
"Tentu."
"Terima kasih hyungg!!"
Sambungan dimatikan oleh san, sedangkan renjun, senyam-senyum seperti orang gila.g
"Pagi anak anak" sapa kepala sekolah dari SMA renjun. "Pagi juga pak!!" Haechan dan renjun menatap keluar ruangan kelas.
Pemeriksaan diluar sudah dilakukan "permisi pak,mau bertanya. Kapan pemeriksaannya?" Tanya haechan yang langsung mendapat tatapan sinis dari teman sekelasnya.
Renjun mengacungkan jempol nya untuk haechan "benar,bapak hampir saja lupa. Terima kasih donghyuck,dan pemeriksaan kalian dilakukan sekarang saja"
"YAKK SEO DONGHYUCK!!" Desahan kecewa dari teman satu kelasnya membuat hiburan bagi ketiga orang ini (haechan,renjun dan kepala sekolah).
Setelah itu, renjun melihat ternyata pemeriksaan putri dilakukan oleh winter temannya "Noona,pulpen injun yang kemarin hilang" adu renjun. "Ada padaku,kamu menjatuhkannya jadi aku yang bawa"
Renjun mengangguk,karna tidak ada yang menyenangkan. Jadi kita sampaikan langsung kerumah.
"Injun pu—lang..." Renjun terdiam melihat Jeno duduk dengan seorang wanita yang sangat cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy -norenmin
Fantasiadi sebuah jalanan terpampang bahwa ada seorang batita tengah menangis karna seorang wanita,namun itu biasa bukan? jalanan memang terdengar berisik. disitulah jaemin melihat detik² seorang batita akan dibunuh oleh ibunya sendiri,rasa kasihannya karna...