" Penyesalan selalu datang di akhir,
karena itu jangan sekali-kali kamu
menyia-nyiakan kesempatan.
Kadang itu tidak datang dua kali. "
–Rainy Days–
Sebulir air langit jatuh, hasil presipitasi sempurna. Airnya bening tapi rasanya sedikit masam. Tentu saja ulah polusi udara dan gas gas pabrik tak beradab itu lagi. Beberapa saat kemudian berubah menjadi hujan ringan.
Para pengepul sampah tetap mengorek ngorek isi tong berwarna kuning di depan kantor konglomerat kota itu, di seberangnya ada beberapa pekerja kantoran yang sedang berusaha membuka jas hujan dengan mulut mendumal. Pagi yang sibuk.
Sementara itu Rangga, pengamat semua kejadian itu hanya bisa memandang lalu karena lampu hijau telah menyita atensinya. Dia harus segara sampai di sekolah sebelum pukul 07.15 atau ia harus masuk setelah bel jam ke dua.
🌬️🌀🌀🌀
"Mas Yudha sih! Kelamaan di kamar mandinya! Aku jadi telat kan! Ah, untung ga upacara!" omel seorang dengan ujung rok putih yang terbasahi hujan.
Pemuda yang memboncenginya tadi hanya tersenyum kecil lalu mencubit pipi perempuan itu lalu melaju menuju ke tujuannya yang selanjutnya. Key mendengus lalu mendorong pelan gerbang sekolahnya dan berlari masuk sambil menutup kepalanya dengan tas agar tidak kehujanan
Rinai hujan masih awet, Key tidak tahu harus bersyukur atau merutuki hujan. Dia berjalan cepat cepat menuju tangga dekat ruang BK. Lapangan upacara kosong, sedikit tergenang air.
Para siswa duduk di kelas masing masing, sibuk mengisi waktu luang selagi guru mereka briefing. Key baru saja duduk ketika tiba tiba dua orang kakak kelas masuk ke dalam ruangan.
"Selamat pagi, Adek–adek!"
"Pagi, Kak!" jawab mereka kompak layaknya koor.
"Kami perwakilan dari OSIS ingin menyampaikan informasi dari kepala sekolah. Isinya apa, Ngga?" ujar laki laki yang mereka ketahui bernama Kak Theo.
"Karena dua minggu lagi akan diadakan acara new year celebration di sekolah kita, maka adek–adek semua diwajibkan mengikuti lomba ngeband. Setiap kelas wajib mengirimkan satu band yang maksimal terdiri dari 5 anak. Terdiri dari gitaris, basis, drummer, keyboardis dan vokalis," terang lelaki di sebelahnya.
Namanya Kak Rangga, Kanigarangga Wijdan Ardhani. Cowok dengan tinggi 179 cm, badan tegap, rambut hitam dengan style comma, kulitnya putih langsat, matanya bulat dan hmmm, punya sepasang gigi kelinci. Itu yang Key lihat.
Jabatannya sebagai seksi bidang sosial. Asalnya dari kelas XI MIPA 4. Famous sekali di SMA Olympus, soalnya selain OSIS, Kak Rangga juga anak Rohis. Bukan Kerohanian Islam, tapi Remaja Judo Hits.
Ga mutu emang namanya, cbl cbl cbl.
Sejenak Key melamun tentang Rohis. Memang sih anaknya banyak dari kalangan famous SMA Olympus, pokoknya yang masuk Judo itu pasti dikenal satu sekolah. Makanya nggak heran kalau ekskul ini salah satu yang paling diminati di SMA nya.
"Key!"
Satu tepukan kencang mendarat di bahunya, mambuat Key tersadar. Dia menoleh ke arah Mahisa yang kemudian melirik lirik ke arah depan. Key memutar pandangan dan mendapati seisi kelas menatapnya.
"K–kenapa?"
"Cylania, kamu nggak dengerin penjelasan kami?" tanya Kak Theo.
"D-denger kok, Kak!" katanya tergagap tapi ngegas.
"Coba jelasin apa yang kamu denger," sambung Kak Rangga dengan wajah tegas. Tangannya menyilang di depan dada. Senioritas lagi.
"Hah?"
Mata Key membelo, dia lalu memalingkan wajahnya ke arah Mahisa, cewek itu baru akan berbisik tapi kembali diinterupsi oleh suara berat dari depan kelas.
"Jangan dikasih tahu!"
"Lomba ngeband buat new year celebration kan, Kak?" tanyanya dengan hati hati.
"Mana saya tau? Katanya dengerin," jawab Kak Rangga acuh.
Key mendengus. Ngeselin juga ni orang. Ganteng doang, ngeselinnya lebih dari anak umur 5 tahun. Ditabok halal kan ya?
"Itu aja?" tanya Kak Rangga, nadanya memojokkan.
"Iya, Kak. Maaf," ujar Key.
"Yasudah, nanti temui saya di ruang OSIS. Kalian semua jangan ada yang berani ngasih tahu Cylania tentang event nya. Saya akan kasih konsekuensi kalo sampe ketahuan. Sudah segitu saja informasinya, terimakasih."
Keduanya keluar dari kelas X IPS 1 itu. Suasana masih hening, semua menatap iba ke arah Key.
"Ya Tuhan, apaan lagi ini!"
🌬️ 🌧️🌧️
Author note :
Yok ramein yok, kalo ga rame up nya abis virago kelar aja🤧😌👍
Rajin komen : rajin upKalau mau berteman di insta boleh drop, di sini sapa tau bisa dapet temen sesama readers ꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainy Days
RandomThey deserve this, right? - Rangga tidak membenci Key, dia tidak punya alasan untuk itu. Tetapi Key merasa Rangga selalu menatapnya dengan esensi mengancam.