twelve

222 44 11
                                    

Jangan pernah takut sama hujan, hujan hanya membasahi bukan menyakiti.

- Rainy Days -

Kini kedua sejoli itu tampak sering terlihat bersama, dalam arti terang-terangan. Key sudah bisa menyesuaikan diri dengan statusnya sebagai pacar Rangga. Tidak buruk juga.

Setiap latihan judo, mereka akan menjadi sorakan penonton karena menjadi yang terbaik di klub. Semua berjalan dengan baik.

Mereka pun sering pulang bersama. Tak banyak penolakan yang Rangga terima, membuatnya optimis untuk menjatuhkan sang mantan. Rasanya puas sekali melihat Rindi kesal dan balik mengabaikan Noah, seperti yang ia rasakan dulu.

“Saya mau ke Bali besok. Mau minta apa?” tanya Rangga.

Ia sedang menemani Key mengantar buku tugas teman-temannya ke ruang guru. Bahkan guru-guru pun sudah tahu perihal hubungan mereka. Key-Ra sudah masuk taraf intersekolah, mereka ada dijajaran pasangan siswa-siswi berprestasi yang hubungannya didukung bahkan oleh para guru.

“Ga minta apa-apa. Cukup lo balik ke Jogja dalam keadaan utuh aja. Gampang kan?”

Langkah mereka sampai di depan ruang guru, setelah mengucap salam, keduanya masuk dan berjalan dengan santun menuju meja guru kimia yang ada di sebelah meja Bu Olla. Kebetulan sekali.

“Eh, Rangga, bagaimana puisinya, Nak?”

“Masih dalam proses, Bu. Mungkin Minggu depan saya berikan filenya,” balas Rangga.

Bu Olla mengangguk, “Wah, ini ya pacar kamu? Cantik sekali. Kelas X ya? Soalnya Bu Olla baru melihat kamu.”

Key tersenyum kecil lalu mengangguk. “Namanya siapa?”

“Cylania, Bu.”

“Bisa bikin puisi? Atau punya ketertarikan di sastra mungkin?” tanya Bu Olla.

Gadis itu menatap Rangga, yang ditatap hanya diam. “Kurang pinter di bidang bahasa, Bu. Hehe. Kalau Kak Rangga pasti jago.”

Bu Olla membetulkan fakta itu, perempuan itu lalu membeberkan sederet prestasi yang telah ditorehkan Rangga selama masa pendidikannya di SMA Olympus. Rangga memasang wajah tak peduli, tapi Key tahu pria Ardhani itu sedang berbangga hati.

Bel berbunyi tanda waktu masuk jam pelajaran ke 10. Rangga menyempatkan diri untuk mampir di koperasi siswa. Ia membeli dua botol minuman susu rasa cokelat.

Setelahnya, ia mengantarkan Key hingga ke kelas. Rangga memberikan kedua barang bawaannya pada gadis itu.

“Semangat belajarnya.”

Key mengangguk lalu tersenyum manis, “Makasih, Kak. Kakak juga semangat.”

🌬️ 🌀     🌀          

“Rangga, bunda mau bicara.”

Halimah yang sedang di ruang tengah berseru, membuat Rangga yang barusan akan naik setelah mencuci mug nya menghentikan langkah. Anak itu berjalan dalam diam dan duduk di sebelah bundanya.

“Kenapa, Bunda?” tanya sang anak.

“Kita batal ke Bali besok. Ayah masuk rumah sakit, kita harus flight ke Samarinda nanti malem.”

“Ayah kenapa?”

“Bunda juga nggak tau. Barusan banget bunda ditelepon anak buahnya.”

Rangga menghela napas, ia kemudian memegang tangan ibundanya, “Bunda jangan khawatir, ayah pasti baik-baik aja. Rangga siap siap dulu.”

Rainy DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang