O1.

863 95 4
                                    

Memasuki penghujung tahun 5025, ledakan penduduk terjadi. Angka kematian semakin menurun sementara angka kelahiran semakin meningkat sejak sang presiden mencabut peraturan tentang jumlah anak dalam satu keluarga. Orang-orang bodoh mana yang masih percaya dengan tahayul 'banyak anak banyak rezeki'? Ah, mungkin ini karena menantu pertama sang presiden yang kedapatan hamil anak ke-empatnya beberapa tahun terakhir.

"Berbaris yang rapi!" teriak orang-orang berseragam hitam dan bersenjata dari tengah lapangan.

Orang-orang semakin berdesakan ketika suara tembakan memekakan telinga. Bau keringat dan bau kaki bercampur menjadi satu. Ia menghela nafas lagi ketika merasa rambutnya menempel pada ketiak orang lain. Sekarang ia bisa mencium bau rambutnya yang lebih buruk dari selokan di Dimensi D. Apakah orang-orang ini tidak pernah mandi?

Harusnya ia tidak perlu menanyakan itu karena jawabannya sudah pasti iya, mereka tidak pernah mandi. Tidak ada air bersih yang layak pakai di Dimensi D. Jangankan untuk mandi, untuk minum saja mereka harus menunggu jadwal hujan dan menampungnya di panci yang pantatnya sudah hitam sempurna, atau menyusup ke Dimensi C yang masih memiliki persediaan air minum yang layak. Tapi tentu, opsi kedua bukan pilihan yang bagus.

Di layar tancap raksasa, muncul gambaran seseorang yang begitu ia hafal. Bagaimana tidak, wajahnya tertempel di seluruh penjuru The Dimmension. Ada ribuan replika patung emas miliknya, bahkan patungnya berdiri kokoh di selokan Dimensi D. Tidak ada gunanya, kalau ia boleh jujur.

"Selamat pagi, penghuni Dimensi D," kata sang laki-laki di layar tancap. Rambutnya yang memutih disisir rapi, sedikit berminyak. Setelan jas mahal yang ia kenakan terlihat agak norak untuknya. "Perkenalkan kembali saya Park Sungjin, presiden The Dimmension. Saat ini, tempat tinggal kita tercinta ini sedikit agak sesak karena jumlah kelahiran meningkat derastis tiga tahun belakangan ini."

Ia mendecak begitu mendengar kalimat 'tempat tinggal kita tercinta ini'.

"Para petinggi akhirnya setuju untuk dilakukan pemusnahan masal pada setiap Dimensi."

Terdengar suara-suara tidak setuju dari penghuni Dimensi D, tapi tembakan yang membabi buta membuat mereka langsung bungkam.

Sang presiden melanjutkan, "Orang-orang yang akan dimuskahkan dipilih secara acak melalui kertas nama yang sudah disediakan di dalam kotak. Untuk Dimensi D, anak kedua saya akan bertanggung jawab untuk itu."

Semua mata tertuju pada seorang laki-laki jakung yang berdiri di atas panggung. Setelan jas yang ia kenakan terlihat jauh lebih sempurna daripada milik ayahnya di layar. Bagaimana kaki jenjangnya terlihat indah karena kain celananya melekat dengan sangat sempurna. Jangan lupakan soal rambutnya yang menambah tingkat ketampanannya meskipun tertiup angin. Seharusnya, angin segera meminta maaf karena telah meniup rambutnya.

Layar raksasa mati, bersamaan dengan itu sang laki-laki mengambil mikrofon. "Saya Park Sunghoon akan memulai pengambilan nama pertama. Bagi yang terpanggil, silahkan maju ke depan," katanya dengan ekspresi dingin. Ia sama sekali tidak peduli dengan riuh para penghuni Dimensi D. Tangannya sudah sibuk mengacak isi kotak dan mengambil secarik kertas secara acak.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE DIMMENSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang