Selamat membaca ya. Maaf kalo banyak typo dan banyak yang kurang
Sehun menghela napas lelah lalu membaringkan dirinya diatas sofa yang ada diruang tengah tersebut. Matanya ia tutup untuk sekedar istirahat.
"Sampai kapan kau akan mengeluh terus seperti ini?" Tanya Joy. Dialah yang menemani kepindahan Sehun dari kota menuju desa terpencil ini.
"Aku akan mengeluh terus sampai sang kakek sadar bahwa tempat ini tidak layak untuk pindah disini."
Joy terkekeh, "percuma. Karena kakek tidak akan mendengarkanmu. Ingat dia punya pendirian yang kuat? Jika kakek sudah bilang A maka A. Jika bilang B maka B. Kau tidak bisa membantah jika kakek sudah mengambil keputusan."
"Aku tidak masalah jika pindah disini. Tapi apa? Menjadi guru? Yang benar saja! Padahal aku kuliah kedokteran, lalu kenapa dia menyuruhku untuk datang kesini?"
"Mungkin dia hanya ingin kau belajar pelajaran dasar ulang."
"Yaaaa, Joyi!! Kau membelanya? Kau ini teman aku atau bukan sih?"
"Aku memang temanmu, tapi aku tidak bisa bantu banyak. Aku hanya bisa membantumu memindahkan barang-barangmu setelah itu aku pulang."
Joy siap berdiri untuk pulang. Karena pekerjaannya sudah selesai.
Sehun memaksanya untuk ikut bersamanya agar membantunya memindahkan barang-barang milik Sehun. Katanya dia laki-laki tidak mengerti bagaimana mengatur rumah baru dalam hal pindah-pindah.
Namun semua itu bukan hal yang susah. Joy melakukan itu karena ia ingin. Joy hanya ingin meluangkan waktu lebih lama bersama Sehun karena sebentar lagi Sehun akan tinggal disini sedangkan Joy tinggal di kota.
Akan lebih bagus lagi jika Sehun menahannya disini.
"Kau mau pulang? Biar aku antar." Sehun juga bersiap-siap untuk mengambil kunci mobil untuk mengantar Joy pulang.
Joy pikir Sehun peka. Nyatanya laki-laki itu tidak peka sama sekali.
Ya, mau bagaimana lagi? Mereka cuma teman. Kata teman benar-benar membuat Joy jengkel. Ingin sekali Joy memberitahu Sehun bahwa ia tidak butuh status teman. Ia ingin lebih dari itu. Joy berani bilang seperti ini karena Joy yakin, Sehun memiliki perasaan padanya. Kenapa bisa seyakin itu? Karena setiap kali Joy bertanya kenapa laki-laki itu tidak memiliki kekasih dia akan menjawab, 'kan aku sudah punya Joyi, kenapa harus memiliki kekasih.' walaupun sudah bilang seperti itu, Joy hanya ingin kepastian. Joy hanya ingin status yang lebih jelas, agar kelak ia tak menyesal jika menunggu laki-laki itu.
"Ayo pulang."
Joy tersentak lalu mengikuti Sehun dari belakang.
Sebelum mencapai pintu keduanya mendengar suara berisik dari seberang. Bisa dipastikan bahwa itu pasti dari tetangga sebelah.
"Kalau tahu tempat ini diisi dengan orang KDRT aku juga tidak ingin menyewa rumah ini."
"Mau bagaimana lagi. Ini rumah terdekat dengan sekolah tempat kau mengajar. Lagipula aktivitasmu tetap berlanjut jika mereka bertengkar di seberang."
"Aiiii shit! Kakek benar-benar menyebalkan! Kenapa harus ditempat ini sih??!!"
Joy hanya tertawa kecil menanggapi makian Sehun. Sudah biasa seperti ini. Laki-laki ini akan terus mengeluh jika melakukan sesuatu yang tidak ia inginkan.
****
Karena ini pertama kali ia mengajar, maka Sehun akan meninggalkan kesan yang bagus. Yaitu kesekolah dengan pakaian rapi dan tentu saja menyiapkan senyum terbaiknya untuk anak muridnya nanti. Ah~sesama guru juga ia harus mencari perhatian. Bekerja dengan benar dan tepat maka ia akan pulang lebih cepat.