Seperti yang dikatakan Sehun sebelumnya, ia akan pergi ke toko buku dan sekarang ia sedang mencari buku tersebut. Ditengah sibuknya ia mencari buku, ponselnya berdering keras lalu Sehun segera mengangkat panggilan tersebut.
"Halo?"
"Ssaem, tolong aku..."
Tanpa membalas apapun Sehun segera keluar dari toko buku tersebut.
Saking buru-burunya, kepalanya sampai menabrak pintu atasan mobil. Sehun memaki karena terkejut.
Laki-laki itu menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Tak peduli jika ia bisa saja menabrak apapun.
Hanya butuh lima belas menit, laki-laki itu sudah tiba dirumah Lalisa.
Sehun berlari menghampiri rumah tersebut yang ternyata terbuka begitu saja. Mencari dimana keberadaan gadis itu.
"Lalisa?"
Tak ada jawaban, namun matanya menangkap sebuah kamar yang tak jauh darinya sedikit terbuka. Tanpa menunggu lama lagi, laki-laki itu berlari dan terkejut atas apa yang dilihatnya.
Lalisa melukai tangannya sendiri dan ibu Lalisa entah tidur atau pingsan yang pastinya sekarang berada diatas ranjang.
Sehun menghampiri Lalisa lalu membuka jaketnya agar menahan darah yang mengalir deras dari belahan tangannya.
"Yak, kenapa kau melakukan ini?" Sehun panik. Tampaknya laki-laki itu sedikit marah atas tindakan Lalisa saat ini.
"Ssaem, ibuku.... Bawa dia kerumah sakit.." pinta Lalisa dengan suara terbata-bata.
"Aku akan melakukannya jika kau baik-baik saja."
"Ku mohon bawa ibu kerumah sakit. Aku baik-baik saja. Ku mohon."
Sehun menggeleng tidak habis pikir, bagaimana gadis ini merasa santai-santai saja? Padahal kondisinya sangat mengenaskan saat ini.
Sehun segera menghubungi ambulance rumah sakitnya agar menjemput mereka.
"Ssaem, terima kasih .... Karena sudah... Datang.."
Sehun tidak menjawab, melainkan menekan luka yang membuka lebar itu agar darahnya tidak keluar semakin.
"Hmmm, kau berutang banyak padaku."
"Tcch, ibuku... Tolong bawa dia."
"Bawa dia pergi dari rumah ini.... Jangan...."
"Berhenti bicara Lalisa, darahmu akan keluar semakin banyak."
"Bukankah... Itu.. lebih baik? Semakin.... Banyak darah... Yang---",
Ucapan Lalisa terhenti. Karena Sehun baru saja membungkam bibit gadis itu dengan bibirnya. Sehun terpaksa melakukannya karena ia pikir Lalisa mulai bicara ngelantur.
Sehun menjauhkan kepalanya, "berhenti bicara atau aku akan menciummu lagi?"
Lalisa terpaku. Saat ingin menarik tangannya akhirnya dia merasakan sakit. Semuanya terlalu cepat. Otaknya tak bisa bekerja dengan baik.