Keduanya bergandengan tangan untuk pulang. Karena sudah malam, mereka memilih untuk makan dirumah saja namun sebelum itu ada Lalisa yang belum terbiasa dengan perlakuan Sehun. Gadis itu tampak sedikit terkejut saat mendengar pengakuan gurunya. Dengan mengatakan ' I love you' cukup membuat Lalisa tersipu. Gadis itu bahkan tidak berhenti tersenyum.
"Ssaem."
"Lalisa."
Keduanya tertawa saat menyadari mereka memanggil satu sama lain.
"Kau duluan saja Ssaem."
Sehun mengangguk kemudian tersenyum.
"Aku hanya ingin mengatakan terima kasih karena mau menunggu. Aku tidak bisa membayangkan jika aku tidak datang atau paling tidak aku datang lebih lama dari waktu yang kau tunggu. Kau pasti akan kecewa."
Lalisa menggeleng, "aku tidak akan kecewa Ssaem. Karena aku yang menawarkan diri untuk menunggumu."
"Bagaimana kalau aku tidak datang."
"Aku segera pulang dan bertanya, 'yak Ssaem, kenapa kau tidak datang? Apa urusanmu begitu penting hingga kau tidak datang? Huh?." Ujar Lalisa menirukan kalimat yang akan ia ucapkan nanti.
Sehun terkekeh lalu mengusap puncah kepala Lalisa.
"Sekarang giliranmu. Apa yang ingin kau katakan?"
"Tentang ucapanmu tadi, apakah benar?"
"Yang bagian mana? Banyak yang aku ucapkan tadi?"
"Ih Ssaem~ yang itu. Yang I love you." Bisik Lalisa.
"Padahal kau tinggal mengatakannya. Kenapa pakai bisik segala?" Goda Sehun
"Kalau tidak mau jawab ya sudah!" Gadis itu sebenarnya sangat malu namun disaat Sehun sengaja menggodanya membuatnya marah.
"Hei, tunggu." Sehun mengejar Lalisa yang mulai berjalan cepat.
Sehun menahan lengan gadis itu dan menyuruhnya berhenti. "Hei, aku hanya bercanda." Sehun meraih tangan kecil itu dan membungkusnya dengan kedua tangan besarnya agar gadis itu merasakan apa yang ia rasakan saat ini.
"Semua yang aku katakan itu benar. Aku mencintaimu Lalisa. Benar-benar mencintaimu. Entah sudah sejak kapan, namun perasaan yang aku miliki sekarang itu benar-benar nyata. Jadi jangan coba-coba meninggalkan aku."
Pipi Lalisa merona. Gadis menunduk menahan malu. Ia memang butuh jawaban seperti ini, namun kenyataannya ia malah malu dan menyembunyikan wajahnya dilengan kekar milik Sehun.
"Lalu bagaimana denganmu? Kau mencintaiku, kan? Atau kau punya pria lain yang tidak aku ketahui?"
"Tidak ada Ssaem!"
"Jadi bagaimana? Kau mencintaiku, kan?" Tanya Sehun sekali lagi.
Gadis itu mengangguk dengan malu-malu dibalik lengan kekar milik Sehun.
Sehun hanya terkekeh melihat tingkah Lalisa. Gadis itu masih menyembunyikan wajahnya. Ia terlalu malu, takut sang guru melihat wajahnya yang sudah merah seperti udang rebus.
✏️✏️✏️
"Kau sudah memberitahu ibumu, kan?" Tanya Sehun saat mereka berdua sudah tiba di area perumahan mereka.
Lalisa mengangguk. "Aku sudah memberitahu ibuku sebelum bertemu denganmu Ssaem." Gadis itu menunjukkan pesan yang ia kirim pada ibunya.
"Anak pintar. Kau harus sering-sering memberitahu ibumu tentang dimana keberadaan mu. Jangan membuatnya khawatir. Dia sangat sayang padamu."