6. Lamaran

998 79 5
                                    

Votenya dong:( jangan siders....😢

Bantu share cerita ini ya sampe rame pembaca❤🙏

Btw kalian tau cerita ini dr mana?

Maaf ya upnya lama😭🙏


•••


Tepat pada hari ini, keluarga dari calon suami Leva akan datang. Untuk mengkhitbah dirinya.

Leva duduk sambil termenung  menatap cermin yang ada di depannya.

Penampilan Leva sudah cukup bagus, sedari tadi ia hanya sibuk berhias dan memilah-milih pakaian yang cocok untuk ia pakai. Namun, Uminya tentu saja tidak akan membolehkan dirinya memakai baju yang sangat terbuka.

Leva memakai gamis warna hitam polos dan hijab pashmina yang dililit-lilit ke leher. Sebenarnya Levana tadi ingin memakai dress warna hitam di atas lutut. Tapi, Umi Alya melarangnya.

Levana saja baru pertama kali ini, memakai gamis nan hijab

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Levana saja baru pertama kali ini, memakai gamis nan hijab. Biasanya ia akan memakai dress yang begitu terbuka dan mencetak tubuhnya.

"Ck! Panas banget pakai hijab gue." ujar Levana berdecak malas

"Leva kamu udah siap?!" jerit seseorang dari luar kamar Leva yaitu, kakak perempuannya, Lovina Shaqueena Al-Khalisa itulah namanya. Sifat mereka berdua sangat berbeda tentunya. Jika sang adik yang sifatnya bar-bar, malas, suka ke luar malam, cuek, sombong, tidak terlalu peduli dengan agama, dan sering kali membuly seseorang. Dan sang kakak yang sifatnya, sederhana, feminim, periang, ramah, baik, selalu mementingkan agama, lebih suka di rumah, patuh terhadap orang tua.

"Udah." jawab Levana malas

"Kakak boleh masuk ke kamar kamu?" tanya Lovina meminta izin yang sudah berdiri di ambang pintu

"Iya masuk aja, gak dikunci." balas Levana

Wanita yang sudah berkepala dua itupun, masuk ke dalam kamar adiknya berjalan dengan anggun. Ia memakai Gamis bewarna biru muda dengan dihiasi renda-renda di bawahnya. Dan tak lupa cadar hitam yang melekat di wajahnya. Meski wajahnya tertutup tetapi, dari matanya saja sudah bisa dilihat bahwa ia sangat cantik. Bola mata berwarna hitam legam nan alis tebal, bulu mata lentik. Ma sya Allah.

"Hiks...," tiba-tiba saja suara isak tangis Levana terdengar

"Eh, kenapa dek?" tanya Lovina terkesiap

"Kakak... Hiks... Leva gamau dijodohin." adunya terisak kecil

"Husttt... Udah ya udah. Jangan nangis, kakak ikut sedih kalau liat kamu nangis kek gini." ucap Lovina mengelus kepala adiknya yang tertutup hijab

"L-leva gak cinta sama dia kak...,"

"Cinta itu bisa datang kapan saja dek... Kamu hanya butuh proses untuk mengenal dia lebih dalam. Hati-hati nanti kamu kemakan omongan sendiri. Kakak selalu berdoa semoga dia nanti jadi imam yang baik untukmu dan bisa membimbingmu. Kakak juga belum pernah liat dia orangnya seperti apa." terang Lovina

"Iya." balas Levana malas, Lovina hanya menghela napas pelan saat mendengar jawaban malas dari Sang adik

"Leva!" panggil Abi dari luar kamarnya

"Iya Bi." jawab Leva

"Ayo ke luar. Keluarga dari calonmu sudah datang." ucap Abi membuka pintu kamar Levana dan masuk begitu saja

Jantung Leva berdegup kencang saat tau bahwa calonnya sudah datang. Sungguh ia sangat tidak siap berhadapan dengan lelaki itu.

"I-iya Bi." jawab Leva gugup langsung ke luar dari kamar menuju ke ruang tamu ditemani oleh Sang Kakak, Lovina.

Di setiap langkahnya Levana selalu merasa gelisah dan sedikit gugup.

"Sini nak duduk samping Abi." Suruh Ayyash ayahnya Levana dan dibalas anggukan oleh Leva

"Ini anakmu yang nomor berapa Yash?" tanya Ayahnya Dayyan menunjuk ke arah Lovina.

"Ini anak 'ku yang pertama." jawab Abi Ayyash mengenalkan Lovina

"Lovina." Sahut wanita itu menangkupkan kedua tangannya di depan dada kepada keluarga dari calon suami Leva

"Apa bisa kita mulai acaranya Yash?" tanya Kamal, Abinya Dayyan

"Bisa Mal." Sahut Ayyash. Tanpa ia ketahui jantung anak bungsunya sedang berdegup kencang mendengarnya. Sungguh, Levana tak siap menikah dengan lelaki yang tak dicintainya....

"Sebelumnya kami mengucapkan berterima kasih telah menyambut kedatangan kami di sini." Abi Dayyan mulai membuka pembicaraan

"Tujuan kami adalah silaturahmi untuk menguatkan hubungan dua keluarga, dan tujuan yang kedua akan disampaikan langsung oleh putra kami, silakan nak."

Sebelum mengatakannya Dayyan menarik napasnya sejenak menghilangkan rasa gugup."Saya Muhammad Dayyan Al-Ghazali, berniat untuk melamar putri bapak Ayyash, Levana Shaqueena Al-Mahisa."

Semua orang yang ada di sana tersenyum mendengarnya kecuali, Levana.

"Baik, saya berterima kasih kepada nak Dayyan karena sudah menyampaikan niat baik ini, dan ingin meminang anak perempuan terakhir kami. Bagaimana Leva? Apa kamu menerima lamaran nak Dayyan," tanya Abi Ayyash menatap Levana

"Ya, Saya Levana menerima lamaran pak ustadz Dayyan." jawab Levana dengan muka datar tidak ada senyum sedikit pun.

"Alhamdulillah." Ujar semua keluarga di sana merasa bahagia.

"Maaf sebelumnya, apa saya boleh berbicara dengan pak ustadz Dayyan? Tapi, saya minta tolong ditemani oleh kak Lovina." Kata Levana meminta izin kepada dua keluarga itu

"Boleh, Lovina temani adikmu ke halaman belakang rumah. Mungkin ada hal serius yang ingin Leva obrolkan bersama nak Dayyan." jawab Abi Ayyash

"Iya Abi, ayo dek." Ajak Lovina berjalan duluan


•••

Yang mau aku up lagi. Spam komen 'next' di bawah↓

"Next."

Bantu share juga cerita ini ya🤗 agar rame pembaca. Syukroon🤗


Ustadz VS BadgirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang