Eitsss... Sebelum baca jgn lupa vote dan follow akun author dulu ya✌🏻.
Tolong bantu share cerita ini ke temen2 kalian/di sosmed yaaa❤
~Belum menjadi suaminya saja, aku sudah tidak dianggap (Not considered)
olehnya.~ Muhammad Dayyan Al-Ghazali•••
"Ada apa?" tanya Dayyan saat mereka sudah tiba di halaman belakang rumah LevaSedangkan Lovina ia duduk di kursi panjang dekat pohon. Lovina hanya mengamati mereka berdua dari kejauhan saja.
"Jika kita sudah menikah nanti, jangan berharap kalau saya akan mencintai pak ustadz!" Ucap Levana menatap tajam Dayyan
"Dan juga, saya tidak akan menganggap pak ustadz sebagai suami saya, sampai kapanpun!" Lanjut Levana berucap tanpa beban
Dayyan yang mendengarnya hanya diam saja, sedari tadi ia hanya melihat ke bawah nenatap tanah. Ia hanya ingin menjaga pandangannya dari Levana yang belum sah menjadi istrinya. Jujur, hati Dayyan sedikit teriris saat Levana berucap demikian. Ya, Dayyan tahu hati Levana bukan untuknya ini hanyalah pernikahan paksa dari kedua orang tua mereka.
"Saya tau, mungkin kamu sangat terpaksa menerima perjodohan ini. Saya juga sama tetapi, saya tetap menghargai perjodohan ini bahkan saya berharap, jika kita telah menikah nanti. Keluarga kecil kita bisa menjadi keluarga yang sakinnah mawaddah warohmah. Dan mungkin sekarang kamu belum memiliki rasa cinta ataupun suka kepada saya tapi, siapa tau seiringnya waktu berjalan rasa itu akan muncul tiba-tiba tanpa kamu sadari. Saya tidak masalah jika nanti kamu tidak menganggap saya sebagai suami kamu. Tapi, yang saya pinta tolong hargain saya sebagai suamimu jika nanti kita sudah menikah. Aku ingin mempunyai istri yang bisa menghargai suaminya, menjaga aib suaminya dan patuh kepada suaminya. Apa kamu bisa memenuhinya? Itu saja." Balas Dayyan panjang lebar dengan suara yang sangat-sangat lembut sekali. Mampu membuat hati Leva berdesir mendengarnya.
"Saya tidak janji." jawab Levana dengan suara yang sangat datar
Dayyan hanya tersenyum tipis mendengarnya. Mau cari ke mana lagi lelaki yang sesabar Dayyan?
"Apa ada lagi yang ingin kamu bicarakan Leva?" tanya Dayyan
"Tidak, saya duluan," Balas Levana singkat langsung berlalu dari sana dengan Lovina
"YaAllah, jika dia memang jodohku maka aku akan menerimanya yaAllah. Aku berjanji kepada diriku sendiri. Jika memang kita sudah menikah nanti, aku akan merubahnya menjadi perempuan yang lebih baik lagi aku akan membimbingnya. Aku akan berusaha melunak'kan hatinya yang sekeras batu." Dayyan mengucapkannya dengan dada yang terasa sesak, ia berlalu dari sana masuk kembali dalam rumah Levana
•••
"Kamu mau ke mana Levana?" tanya Umi yang sedang memasak nasi goreng
"Pergi." jawab Levana singkat sambil memasang sepatu jordannya di kedua kaki
"Iya ke mana?" tanya Umi lagi
"Ngumpul bareng temen, mumpung hari libur Mik." jawabnya
"Pulangnya jangan kesiangan banget ya."
"Iya-iya." balas Leva malas
"Kamu gamau sarapan dulu nak?"
"Gak Umi, Leva berangkat ya assalamualaikum." jawabnya menyalimi tangan Uminya lalu ke luar dari rumah langsung mengendarai motor sportnya meninggalkan area rumah menuju markas Navelas.
Seperti biasa saat Levana datang pastinya akan selalu disambut dengan penuh hormat oleh semua teman-temannya.
"Lo ke mana aja Lev? Udah lama ga main ke markas." tanya salah satu anggotanya seorang laki-laki yang duduk di sofa sambil bermain game di handphone-nya
"Sibuk." jawab Leva dingkat
"Gue perhatiin keknya lo akhir-akhir ini lagi ada masalah deh, kalau iya, masalah apa? Cerita sama kita jangan sungkan-sungkan." sahut Kilandra teman yang paling peka
"Ntahlah, gue bingung harus ceritain dari mana. Ntar kalian malah ngakak kalo gue ceritain." balas Levana menghela napasnya gusar
"Elah santai aja kali, cerita sama kita jangan sungkan-sungkan."
"Awas aja lo semua ketawain gue ye! Jadi gue tuh dijodohin sama Abi dan Umi gue. Mana pernikahannya diadain satu mingguan lagi." jelas Levana dengan wajah yang tertekuk lucu
"Pfttt—lo serius dijodohin?" tanya Leon sambil menahan tawanya
"Iya!" jawab Levana tak santai
Dan yap, benar tebakan Levana. Semua temannya tertawa ngakak seolah-olah mengejek dirinya. Levana hanya mendengus kasar mendengarnya.
"Dasar temen gada akhlak!" Hardik Levana kepada mereka semua yang malah semakin menguatkan tawanya
"Lagian sih, zaman kini masih aja ada perjodohan." sahut Azelia memegangi perutnya yang terasa sakit akibat terlalu banyak tertawa
"Eh tapi, kita semua kepo deh siapa cowok yang dijodohin sama lo? Kalo dia cowoknya anak motor, cool, gapapalah masih termasuk tipe lo Lev." sambung Evan
"Halah bukan tipe gue banget njir, cowoknya ngebosenin asli. Anak motor bukan, gaya pakaiannya kek cowok ke alim-aliman gitu, cara ngomongnya juga gak lakik banget, terlalu lembut." balas Levana menyebutkan semua yang ada di dalam diri Dayyan. Bukankah sama saja ia menjelek 'kan calon suaminya sendiri?
"Ya setidaknya masih ada yang bisa diambil'lah dari dia. Ganteng apa jelek?" tanya Evan
"Ganteng sih sebenernya." jawab Levana kikuk
"Nah yaudah, yang penting ganteng." sahut Azelia."
"Sangat-sangat tidak betul kalian ini, terlalu memandang fisik." sambar Leon menggelengkan kepalanya
"Berisik nyet." cetus Levana menatap sinis Leon
🐰💗🐰
Jadi gak semangat up, karena sepi😢
Votenya dong bestie biar makin jd semangattt❤
Yang siders sini dulu yuk, kita bicara enam mata👽
Jgn lupa follow IG Author, @nurnazirah05
KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadz VS Badgirl
Romance𝕊𝕖𝕓𝕖𝕝𝕦𝕞 𝕞𝕖𝕞𝕓𝕒𝕔𝕒 𝕗𝕠𝕝𝕝𝕠𝕨 𝕒𝕜𝕦𝕟 𝕒𝕦𝕥𝕙𝕠𝕣 𝕕𝕦𝕝𝕦! DILARANG KERAS PLAGIAT! TERINSPIRASI BOLEH TAPI JANGAN MENJIPLAK YA NYET! Bagaimana? Jika cowok alim dipersatukan dalam hubungan yang halal dengan cewek badgirl? "Gue dijodoh...