Hongjoong must bring someone to come to his ex-husband's wedding. As he passed the street he saw a group of young man, and he rented one of them. Little did he know, Seonghwa, the 'rented' guy, is the ex-lover of HJ exhusband's wife.
Disclaimer
- t...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Sepekan berlalu sejak kejadian itu. Semua tetap berjalan normal. Dunia juga tetap berputar tak peduli bagaimana situasi manusia yang tinggal di atasnya. Begitu juga Hongjoong yang sudah sibuk dengan pekerjaannya lagi, dengan relasinya yang terasa lebih bebas tanpa pesan-pesan dari mantan suami atau mantan ibu mertuanya.
Yeosang dan Mingi juga sudah berhenti mewawancarainya tentang kedatangannya yang menggemparkan pesta pernikahan mantan suaminya karena Hongjoong datang dengan seorang pangeran.
Hongjoong ingin tertawa dengan cerita-cerita yang orang-orang katakan tentang dirinya dan Seonghwa dari Yeosang dan Mingi. Tentang bagaimana orang-orang mendekripsikan visualisasi Seonghwa pada malam itu. Hongjoong tidak mengoreksi sedikit pun karena apa yang orang-orang katakan itu benar. Tentang Seonghwa. Tentang kekasih palsunya.
Secara keseluruan, semua membaik. Hanya satu titik kosong di hati Hongjoong yang tidak membaik sejak malam itu. Titik kosong yang berusaha Hongjoong abaikan karena itu hal sepihak yang sia-sia, menurutnya. Tapi hati kecilnya, ia tahu benar bahwa ia berharap Seonghwa akan menemui hal baik di luar sana karena telah membantunya.
"Yeosang."
Yeosang yang baru mau keluar dari ruangan Hongjoong memutar badannya karena Hongjoong memanggilnya.
"Tolong."
"Apa?" tanya Yeosang.
"Stop ngirimin gue bunga, karena gue gak lagi patah hati."
Yeosang mengerjap bingung, dan mengikuti arah dagu Hongjoong yang menunjuk bucket bunga di sudut ruangannya.
"Bukan gue yang ngirim, Hyung."
"Kalo gitu lo bilang ke Mingi. Ini udah cukup, gak perlu ngerayain hari kemerdekaan gue tujuh hari berturut-turut. Gue bisa alergi serbuk sari lama-lama." ujar Hongjoong membuat Yeosang makin bingung.
"Mingi? Lo pikir dia mau ngebuang duitnya buat lo?" tanya Yeosang heran.
"Ya terus siapa? Udah semingguan ini selalu ada bunga baru di ruangan gue." ujar Hongjoong menunjuk tujuh buket bunga di sudut ruangannya.
"Mantan suami lo kalik?"
"Yang benar saja! Ngaco lo."
Yeosang terkekeh dan bergerak mendekati buket bunga untuk melihat salah satu kartu di sana.
"Pacar lo kali ah."
Hongjoong meletakkan dokumen yang ia baca dan berdecak.
"Yeosang, lo ngehina gue sekarang..."
"Yah, itu doa. Lo harusnya bilang amin. Masih bagus gue doain lo yang baik-baik." Yeosang terkekeh dan mengambil ponselnya sebelum menekan nomor telepon dari toko bunga itu.