Seonghwa berjalan bagai seekor keledai di belakang Hongjoong yang berjalan keluar lebih dulu dari mobil. Ia mengikuti Hongjoong yang membawanya masuk ke sebuah butik ditepi jalan yang mereka lewati. Seonghwa tak banyak bertanya, ia hanya memperhatikan gerak-gerik dari pria yang berdiri di depannya itu.
Seonghwa tidak mengerti siapa pria bernama Hongjoong itu, tetapi dari cara Hongjoong memilah beberapa setelan baju di sana, Seonghwa sudah paham bahwa pria berhidung lancip itu memiliki kelas sosial yang lebih darinya.
Seonghwa yang tertangkap sedang menatap Hongjoong mengalihkan pandangannya begitu Hongjoong bertemu tatap dengannya baru saja. Seonghwa segera beralih menatap sepatunya sambil mulai memanggil kesadaran dirinya. Melihat tali sepatunya yang sedikit longgar, Seonghwa sadar ia bisa saja lari saat itu. Kaki jenjangnya lebih dari cukup untuk membawanya kabur dengan cepat tapi anehnya...
"Huh?" tanya Seonghwa bingung saat melihat Hongjoong menyerahkan beberapa setelan baju.
"Lo coba. Ruang gantinya di sana." ujar Hongjoong tanpa menatap kedua mata Seonghwa dan kemudian pergi begitu saja menuju rak sepatu yang ada di sudut lainnya.
Seonghwa mengernyitkan dahinya, tak segera beranjak karena ia masih tak yakin dengan keberadaannya di sini.
Sementara di sudut lain, ditempat Hongjoong berdiri, Hongjoong menghela napas lega saat melihat Seonghwa bergerak masuk ke ruang ganti. Hongjoong lantas mengambil sepasang sepatu dari salah satu rak yang menarik matanya dan berpendapat dalam hati bahwa itu akan cocok dengan Seonghwa.
"Itu akan sangat cocok untuk kekasih Anda."
Hongjoong menoleh dan melihat pramuniaga wanita di sampingnya mengulas senyum untuknya, dan Hongjoong membalasnya sebelum kembali menatap sepatu di tangannya.
"Begitukah?" gumam Hongjoong yang segera disetujui oleh pramuniaga di sampingnya.
"Kekasih anda memiliki proporsi tubuh yang bagus, seperti model. Dengan baju yang anda pilihkan tadi, ini akan serasi untuknya. Tidak akan mengurangi ketampanannya, tetapi justru akan membuatnya terlihat lebih mempesona, Tuan."
Hongjoong tak mengelak semua yang dikatakan pramuniaga di sampingnya. Ia setuju, hanya saja, kalimat tanyanya tadi sebenarnya tentang memastikan apakah dirinya dan Seonghwa sudah terlihat seperti sepasang kekasih. Karena jika benar demikian, ia sepertinya bisa menuju medan pertempuran dengan sedikit percaya diri.
"Tolong berikan ini untuknya." ujar Hongjoong menyerahkan sepatu yang ia pilih.
Seonghwa menatap tampilan dirinya di kaca setelah mengganti bajunya, sebelum ia menghela napasnya. Ia tak tahu mengapa ia masih melakukan ini bahkan ketika kepalanya sudah berpikir dan merancangkan cara untuk kabur karena kini kepalanya malah mulai berimajinasi bagaimana jika mantan suami Hongjoong adalah mafia dan itu adalah sarang penyamun. Ia juga mulai menyesal harusnya berhenti menonton drama sebelum tidur karena itu membuat pikirannya jadi liar.
Seonghwa sebenarnya bisa saja bertarung, tapi ia tidak ingin berurusan dengan bahaya lagi. Ia masih hidup dan meninggal dengan wajar. Ia tak mau mati konyol karena sedang menjadi pacar sewaan. Tapi ia juga tak bisa menghentikan kepalanya untuk tidak membayangkan hidupnya akan berakhir di sana hari itu, dan itu sangat mengerikan.
Kabur?
KAMU SEDANG MEMBACA
PACAR SEWA (JOONGHWA) ✓
FanficHongjoong must bring someone to come to his ex-husband's wedding. As he passed the street he saw a group of young man, and he rented one of them. Little did he know, Seonghwa, the 'rented' guy, is the ex-lover of HJ exhusband's wife. Disclaimer - t...