10.2 DESTINY

1.3K 184 5
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Hongjoong tersenyum melihat beberapa foto yang terpampang di dinding sebelum ia kemudian duduk di salah satu sofa panjang di sudut ruang tamu. Hari sudah malam dan semua terasa berjalan cepat saat bersama Seonghwa.

Hongjoong menghela napasnya. Hari itu adalah hari dimana ia banyak melakukan pekerjaan domestik rumah tangga. Hongjoong terkekeh sendiri jika mengingatnya. Hari itu kali pertama ia memasak sebanyak itu, mencuci piring sebanyak itu juga, tapi hal baiknya adalah ia bersama dengan Seonghwa sedekat itu.

"Huff..."

Helaan napas keluar dari bibir Hongjoong seiring ia menyandarkan tubuhnya pada punggung sofa tua di sana dan menatap langit-langit ruang tamu yang sekarang terasa lebih dingin. Mata Hongjoong menatap satu titik, sambil menilik sampai mana ia sekarang berpijak. Dan semua serasa berjalan lebih baik sekarang.

Mengetahui bahwa Seonghwa menantinya untuk datang ke tempat ini, membuatnya seperti memenangkan sebuah lotre. Ia tak pernah menyangka bahwa ia sedang mencari seseorang yang menunggunya. Setidaknya dengan petunjuk itu, ia tahu kerinduan rasanya tidak bertepuk sebelah tangan.

Penyesalannya hanya sebatas ia tidak tanggap sejak hari pertama. Ia terlalu sibuk menolak hatinya sampai mengabaikan semua hal baik yang harusnya bisa datang lebih cepat. Tapi kemudian Hongjoong berpikir, kebetulan itu tidak ada. Semua hal yang terjadi sudah dituliskan. Dan kesempatan baginya untuk bertemu Seonghwa hari ini adalah takdir terbaik baginya. Tidak terlalu cepat dan juga tidak terlambat.

Hongjoong tidak membayangkan jika ia tidak segera mencari Seonghwa dan terlambat barang sehari, mungkin ia akan kehilangan kesempatan untuk merakit asanya seperti ini.

Ya... Semua udah sesuai porsinya.

Atensi Hongjoong kemudian beralih pada langkah kaki yang terdengar mendekat ke arahnya. Segera Hongjoong mengulas senyum saat melihat Seonghwa berhenti di sampingnya dan menyerahkan selimut di pangkuannya. Tidak ada kamar bagi mereka jadi mereka menunggu pagi datang di ruang tamu sampai mereka bisa kembali ke kota besok.

"Thanks."

Seonghwa mengangguk.

"Apa lo nggak terlalu banyak bilang 'thanks' hari ini?"

Hongjoong yang mulai memakai selimut untuk membungkus badannya, mendongak.

"Karena kemarin gue gak sempet."

Hongjoong tidak berbohong, ia bersungguh-sungguh dengan ucapannya baru saja. Kemarin ia tidak sempat mengucapkan dengan benar, dan kali ini ia sungguh berterimakasih karena kehadiran Seonghwa.

Seonghwa hanya mengulas senyum kecil mendengar ucapan Hongjoong. Ia lantas mematikan lampu utama dan membuat atmosfir ruangan itu menjadi lebih hangat karena pancaran lampu duduk berwarna kuning hangat yang tidak terlalu terang di sudut ruangan. Setelahnya, Seonghwa duduk di samping Hongjoong membuat Hongjoong segera memutar posisi duduknya menghadap Seonghwa dengan selimut yang sudah membungkus badannya seperti kepompong.

PACAR SEWA (JOONGHWA) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang