Dan di sinilah Hongjoong sekarang berada, di sebuah dapur umum dengan beberapa orang sibuk termasuk Seonghwa yang bersiap memasak dalam jumlah yang banyak. Ia melihat sekeliling seperti orang hilang di tempat yang baru dan memang demikian. Ini kali pertama dia di sini, di tempat seperti ini. Ia melihat Seonghwa sudah tidak memakai hoodie hitamnya lagi, dan hanya mengenakan kaos dan apron di pinggangnya yang baru saja ia pakai.
Hongjoong sekarang menjadi lebih banyak pendiam dibanding biasanya, dan menjadi seseorang yang sabar menunggu hari itu. Sejak ajakan Seonghwa tadi, ia seperti yakin bahwa ia tidak seharusnya memaksa sesuatu untuk bergerak cepat seperti kemauannya sendiri. Ini bukan tentang dirinya saja. Ia mengulas senyumnya lagi saat Seonghwa berjalan mendekat sampai. Ia juga menurut saat Seonghwa perlahan memutar bahunya membuatnya menjadi membelakangi Seonghwa untuk memasangkan apron kepadanya.
Hongjoong tak bisa menutupi dirinya yang tersipu dengan sikap gentle yang Seonghwa tunjukkan kepadanya. Ini kembali menjadi semacam Déjà vu lagi. Jika dulu ia mengenakan pakaian pada Seonghwa, kini Seonghwa yang mengenakan 'sesuatu' kepadanya. Situasi seperti berbalik dan Hongjoong tak sabar melihat sejauh mana takdir di antara mereka akan bekerja.
"Mianhae, kita harus buat makan malemnya lebih dulu." ujar Seonghwa.
Hongjoong yang ada di depannya tidak bisa tidak tersipu karena kata ganti yang Seonghwa gunakan. Hongjoong merasa menjadi lekat dengan Seonghwa karena kata 'kita'. Satu kata yang membuat asanya berani melambung.
"Terlalu kenceng gak?"
Hongjoong menggeleng. Ia sengaja tidak banyak berbicara karena ia ingin lebih banyak mendengar suara Seonghwa.
Hongjoong sungguh ingin lebih banyak mendengar tentang Seonghwa hari itu. Jadi, jika setelah ini Seonghwa menolak apa pun tentang dirinya, ia tak akan menyesal. Ya, pikiran skeptis itu masih Hongjoong biarkan ada untuk menjaganya tetap waras. Hongjoong memutar badannya lagi menatap Seonghwa setelah Seonghwa selesai mengaitkan tali apronnya.
Hongjoong tak lupa mengulas senyum tanda terimakasih untuk Seonghwa yang sepertinya masih benar-benar menahan diri untuk tidak membalasnya. Seonghwa hanya menaikkan ke dua alisnya dan mulai memotong bahan-bahan dan membiarkan Hongjoong berdiri di sampingnya tanpa melakukan apa pun.
Hongjoong mulai percaya, ini adalah ulah semesta yang membalik keadaan. Ia seperti berada di posisi Seonghwa saat bertemu dengannya pertama kali. Dimana Seonghwa terlihat membangun dinding untuknya saat ia ingin masuk. Hongjoong menatap sisi wajah Seonghwa yang fokus memotong beberapa sayuran keras di depannya.
Jika memang ini ulah semesta yang membuat situasi berbalik, maka Hongjoong berpikir ia hanya harus berusaha keras untuk menunjukkan bahwa dirinya memang berhak mendapat kesempatan kedua bertemu dengan Seonghwa.
"Seonghwa?"
"Hm?" Seonghwa yang masih menggerakkan pisaunya menggumam tanpa menoleh kepada Hongjoong.
"Ada yang bisa gue bantu?" tanya Hongjoong membuat gerakan tangan Seonghwa berhenti. "M-maksud gue, gue 'kan sekarang pakai apron, terus buat apa kalo gue diem aja dan gak ngapa-ngapain?"
Seonghwa mengerjapkan matanya beberapa kali mendengar ucapan Hongjoong.
"Biar baju lo gak kotor di sini." jawab Seonghwa sebelum melanjutkan memotong sayuran keras di depannya.
Hongjoong mau heran dengan jawaban Seonghwa, tapi ia kemudian merasa senang karena itu adalah cara bicara aneh Seonghwa yang melekat di ingatannya. Hongjoong semakin yakin yang di depannya adalah Seonghwa yang dulu ia temukan. Hongjoong melihat sisi wajah Seonghwa yang terlihat sangat fokus, kemudian turun pada bahu yang dulu menjadi tempat bersandar kepalanya, ceruk leher yang membuatnya tenang dan lengan yang menopangnya dan memberinya kekuatan.
Hongjoong tersenyum dan mulai mendekati Seonghwa sambil menggulung lengan bajunya. Ia menggeser tubuh Seonghwa dan mengambil pisau dari tangan Seonghwa untuk melanjutkan yang sudah Seonghwa kerjakan.
"Gini? Ketebelen gak?" tanya Hongjoong yang saat menoleh kepada Seonghwa, Seonghwa segera mengerjapkan matanya dan mengalihkan pandangannya.
"Kurang besar dikit." jawab Seonghwa.
"Coba, kasih contoh ke gue. Gue cukup terampil gunain tangan gue dan gue juga cepet belajar." imbuh Hongjoong.
Hongjoong tidak berbohong, ia memang cepat beradaptasi dan mudah belajar hal baru. Ia juga pandai memaksimalkan keterampilan tangannya. Meski, ini kali pertamanya menyentuh pekerjaan di dapur, mengingat dapur di apartemennya selama ini berfungsi seperti bagian dari dekorasi rumahnya.
Begini saja, Hongjoong sudah merasa senang. Mengingat ini akan menambah poin hal-hal yang pertama kali ia lakukan dan itu ia lakukan bersama Seonghwa.
Seonghwa tersenyum tipis tanpa Hongjoong tahu karena Hongjoong sedang fokus pada apa yang ia kerjakan saat ini. Seonghwa kemudian mengambil satu pisau lagi dan mulai memotong wortel di depan mereka dengan Hongjoong yang melihatnya sebelum menirunya. Hongjoong melakukannya dengan baik setelah itu.
Seonghwa diam-diam mulai berpikir, Hongjoong harus berhenti membuatnya kagum dengan semua hal yang ada pada dirinya dan menunjukkan satu kekurangan yang bisa ia pakai untuk menghentikan keegoisannya untuk ingin memiliki Hongjoong.
Melihat Hongjoong datang saja, sudah seperti punguk yang akhirnya meraih bulan. Kehadiran Hongjoong di depan matanya hari itu sudah membuatnya seperti mencicipi keajaiban semesta di rentang hidupnya. Seonghwa jadi semakin sulit untuk tidak menaikkan harap hatinya yang semakin ingin lebih tahu tentang Hongjoong. Seonghwa mengulas senyum saat Hongjoong menunjukkan potongan wortel aneh kepadanya dan kembali melanjutkan kegiatannya begitu Seonghwa menganggukkan kepalanya. Sikap Hongjoong, kehadiran Hongjoong di sampingnya, kini membuat inginnya semakin kurang ajar.
Pada akhirnya, disisi lain pergumulan mereka dengan hati mereka masing-masing, naluri mereka berdua lah yang menggerakkan mereka untuk tak banyak berbicara dan hanya berdiri bersampingan, sembari memberi hadir bagi satu sama lain yang belum sempat mereka lakukan kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
PACAR SEWA (JOONGHWA) ✓
FanfictionHongjoong must bring someone to come to his ex-husband's wedding. As he passed the street he saw a group of young man, and he rented one of them. Little did he know, Seonghwa, the 'rented' guy, is the ex-lover of HJ exhusband's wife. Disclaimer - t...