26 | KEPERGIAN DAVESH

153 24 102
                                    

"Sekarang kita keluar kota saja. Bandung? Lembang? Yogyakarta? Bali?" tawar Alvian.

"Wren dan Shea kan sekolah, Pa," ucap Rika mengingatkan.

"Tidak apa-apa jika sekali-kali bolos. Nanti Papa yang akan meminta izin pada Pak Suhaimi."

"Papa ... aku padamu," ujar Wren yang membuat Shea terbahak.

"Aku tidak bawa baju," kata Shea sambil mengerucutkan bibir.

"Tinggal beli di sana saja," saran Rika.

"Jadi, kita ke mana?" tanya Wren.

"Lembang saja karena liburannya singkat agar tidak habis waktu di jalan," usul Rika.

"Setuju," jawab Wren dan Shea bersamaan.

Mereka semua tertawa. Shea membantu Wren untuk berkemas, dia juga meminjam beberapa kaus kekasihnya. Sementara itu, pelayan menyiapkan minuman dan camilan untuk di jalan. Davesh lalu meminta Pak Maman untuk mengeluarkan Alphard. Mereka berencana hanya membawa satu mobil agar dapat berinteraksi dengan baik selama di perjalanan.

Perjalanan terasa singkat karena kebahagiaan yang tercipta di antara mereka. Davesh segera memesan vila dengan tiga kamar untuk mereka tempati selama berada di Lembang. Sebelum menuju Lembang, Rika meminta sopir untuk singgah di factory outlet. Rika membelikan baju santai untuk Shea. Hati gadis itu sangat tersentuh, dia tidak tahu lagi apakah ada kebahagiaan melebihi kebahagiaannya sekarang. Keluarga Wren seakan seperti keluarga kandung saja. Shea telah menganggap Rika dan Alvian sebagai orang tua dan menganggap Davesh sebagai Kakaknya.

"Aku sangat bahagia, Wren. Terima kasih telah rela membagi keluargamu untukku," bisik Shea.

Wren ingin mencium gadisnya. Namun, dia tidak berani. Wren hanya menggenggam tangan gadis tercintanya dengan erat. Walaupun liburannya singkat, mereka merasa sangat bahagia. Mereka menginap tiga hari dua malam di Lembang.

"Tidak terasa esok kita sudah harus kembali ke dunia nyata," ucap Shea membuat yang lain tertawa.

"Memang kamu sekarang di dunia dongeng, Shea?"goda Davesh.

"Bagiku seperti dongeng, Kak. Aku merasa mempunyai Papa, Mama, dan Kakak yang menyayangiku dengan tulus, di saat Mama kandungku sendiri tidak peduli apakah aku hidup atau mati," isak Shea yang langsung dipeluk oleh Rika.

"Jangan sedih, Nak. Kamu bisa menceritakan dan berbuat apa saja layaknya Wren dan Davesh. Mulai sekarang panggil Tante sebagai Mama, dan panggil Om sebagai Papa," ucap Rika sambil mengelus rambut calon menantunya.

"Ma, apa kita nikahkan Wren dan Shea sebelum aku ke Inggris, ya?" goda Davesh.

"Kakak jelek!" teriak Shea sambil mencubit pinggang Davesh.

"Ayo kita menikah, Arashea Kaluna," goda Wren yang langsung dikejar Shea.

Rika dan Alvian tertawa melihat kegembiraan anak-anaknya. Bagi Rika, kehadiran Shea mengobati perasaan rindunya untuk memiliki anak perempuan.

"Aku bahagia melihat mereka, Pa," bisik Rika.

"Papa berdoa, Davesh segera menemukan belahan hatinya hingga hidupnya juga sebahagia Wren," doa Alvian yang diaminkan oleh Rika.

Liburan telah usai. Wren harus mulai belajar untuk mengelola perusahaan. Tiga kali dalam seminggu, dia harus hadir ke perusahaan, demikian juga Shea. Sementara Davesh yang mementori mereka. Setelah Davesh ke Inggris, maka Alvian yang akan menjadi mentor Wren dan Shea.

"Wren, kamu nanti ikut rapat bersama para direktur. Kakak akan memperkenalkanmu pada mereka. Kamu hadir hanya untuk memperhatikan bagaimana caranya mereka mengemukakan pendapat, ide, dan cara mereka untuk mengambil keputusan. Buka mata, telinga, dan belajarlah dengan sungguh-sungguh."

"Baik, Kak."

Sejak hari itu, Wren dan Shea benar-benar mengurangi kegembiraan masa muda. Wren dan Shea tidak ingin mengecewakan Davesh. Mereka belajar dengan sungguh-sungguh hingga membuat Davesh bangga dan percaya jika kepergiannya tetap tidak akan membuat perusahaan goyah.

"Aku bangga pada Wren, Pa. Anak nakal itu jauh lebih berani mengambil keputusan daripadaku. Dia juga sanggup bertindak tegas tanpa memandang siapa pun. Justru saat ini, aku yang belajar darinya," puji Davesh di hadapan Alvian.

"Bagaimana dengan Shea?"

"Shea anak yang cermat. Dav merekomendasikan Shea ke bagian keuangan. Dia bisa Papa angkat sebagai asisten Wren khusus untuk mengawasi Finance dan accounting."

"Papa setuju dengan semua pengamatanmu. Sekarang kamu terlihat bisa menerima kehadiran Shea. Apa kepergianmu ke Inggris dibatalkan saja? Papa lihat Mamamu selalu sedih setiap kali membicarakanmu, Dav."

"Aku tetap akan berangkat, Pa. Aku menangkap ada keganjilan dalam laporan yang dikirim Om Axel. Aku harap bukan Om yang melakukannya."

"Kamu serius, Dav?"

"Sangat serius, Pa."

"Kalau begitu, Papa akan minta Om Bisma untuk melindungimu di sana. Kita tidak tahu siapa lawan dan siapa kawan. Memang selama ini Papa percaya penuh pada Om Axel."

"Baik, Pa. Om Bisma sangat bisa diandalkan, selain cerdas dan setia, Om Bisma juga bisa bela diri."

"Jadi, kapan kamu akan berangkat?"

"Minggu depan," ucap Davesh membuat Alvian murung.

"Berjanjilah untuk pulang setiap dua bulan sekali, Dav. Kamu bisa memakai jet pribadi kita."

"Baik, Pa."

-o0o-

Hari keberangkatan Davesh semakin dekat. Rika pun makin hanyut dalam kesedihan.

"Jangan membuat langkah Davesh berat, Ma. Lagi pula setiap dua bulan sekali, Davesh akan pulang. Teknologi sekarang pun maju. Kita bisa menggunakan google meet."

"Iya, Pa."

Malam ini semua berkumpul di rumah karena esok adalah hari keberangkatan Davesh ke Inggris. Wren dan Shea tampak sedih. Namun, mencoba tersenyum agar Rika tidak semakin sedih.

"Kamu harus janji untuk pulang setiap dua bulan sekali, Davesh," tuntut Rika.

"Iya, Ma. Aku janji."

"Sekarang tidurlah karena esok perjalananmu cukup panjang, Dav," ucap Alvian.

Shea tidak dapat memejamkan mata malam itu. Dia merasa sangat kehilangan Davesh yang perhatian dan lembut. Wren juga tidak dapat tidur. Rasa bersalah terus hadir dalam pikirannya karena kebersamaannya dengan Shea membuat Davesh memutuskan untuk pergi.

'Maafkan aku, Kak. Aku berharap Kakak akan bahagia dan menemukan gadis yang tepat, yang memang telah diciptakan Tuhan khusus untuk Kakak.'

Esok pagi, Davesh telah menurunkan koper ke lantai satu. Dia akan berangkat menggunakan jet pribadi keluarga Angsaka. Seluruh keluarga mengantar Davesh sampai ke Bandar Udara Soekarno-Hatta. Davesh mencoba menguatkan hati saat akan meninggalkan orang-orang yang dicintainya. Lambaian tangan terlihat samar karena air mata telah mengalir di wajahnya yang tampan.

'Selamat berpisah, sampai bertemu dua bulan mendatang. Maaf harus mengambil jalan egois ini untuk menata hati. Maafkan Dav, Ma. Maafkan Kakak, Wren. Jangan pernah merasa bersalah lagi. Setiap kita telah memiliki tulang rusuk yang dipilihkan Tuhan dan tulang rusukmu adalah Shea. Beri Kakak waktu untuk melupakan gadis istimewa itu, Wren. Berbahagialah kalian semua.'

Sementara itu, Rika, Alvian, Wren, dan Shea tetap berada di Bandara sampai jet itu terbang dan menghilang dari pandangan mereka.

'Sampai bertemu kembali, Kak. Jaga dirimu baik-baik di sana,' pinta Wren dalam hati.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 18, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Arashea - When Love ComesWhere stories live. Discover now