4 | GUE SUKA LO

190 21 20
                                    

"Lo mau ngapain, Shea? Jangan ngaco, ya," ujar Tania sambil memegang erat tangan sahabatnya.

"Lepasin gue. Tuh cowok udah nggak punya hati nurani. Walau Indira memang nyebelin, nggak gitu juga caranya."

"Apa bedanya ama lo yang mau labrak Aarav sekarang? Jangan cari masalah deh."

Shea melepaskan cekalan Tania. Gadis berwajah oval itu melangkah ke arah Aarav. Tindakan Shea mengundang perhatian teman sekelasnya.

"Ikut gue sekarang ke taman belakang," bisik Shea.

Aarav menatap Shea lekat-lekat. Tanpa bertanya, pemuda yang menyukai musik itu menyusul Shea. Taman belakang yang kosong sangat mendukung keinginan Shea untuk menegur Aarav. Ia tidak ingin menegur pemuda itu di muka umum. Sesaat, mereka saling menatap. Shea benar-benar kehilangan kendali jika berada di dekat Aarav. Segala sesuatu mengenai pemuda itu membuat hatinya panas dan kepalanya seakan pecah.

"Ngapain ngajak gue kencan di sini?" tanya Aarav dingin.

"Rav, walau Indira nyebelin, lo jangan perlakukan ia seperti itu juga. Kasian," nasihat Shea tanpa memedulikan perkataan Aarav.

"Lo cemburu? Akhirnya lo terjerat dalam pesona seorang Aarav."

"Apaan sih, Rav? Ini mengenai Indira."

Shea menatap tajam pada Aarav. Pemuda tampan itu berdiri sambil menyandar di tembok. Aarav melipat kedua tangannya di dada.

"Gentle, Rav. Walau nggak suka, jangan frontal. Indira masih punya perasaan kali."

Perlahan, Aarav mendekati Shea yang juga sedang bersandar di tembok. Kedua belah tangan Aarav tampak mengungkung gadis tersebut. Tubuh mereka hampir tidak berjarak. Aarav salah jika menyangka Shea akan ketakutan. Gadis itu menatap Aarav tanpa rasa takut.

"Lo cantik juga kalau dari dekat."

"Terserah lo. Permisi, gue mau balik ke kelas," ucap Shea sambil mendorong lengan Aarav.

Aarav tidak langsung melepaskan Shea. Ia terus mengungkung tubuh gadis itu. Dua pasang mata saling menatap tajam, menunggu siapa yang akan mengalah.

"Udah puas liatin gue? Sekarang gue mau balik ke kelas dulu," ucap Shea kembali mendorong dada Aarav.

Pemuda itu tersenyum tipis. Walau Shea terlihat biasa saja, Aarav dapat menangkap ketakutan di manik mata gadis yang mulai mencuri perhatiannya akhir-akhir ini.

"Gue akan buat lo terjerat dan jatuh cinta, Shea,' bisik Aarav di telinga Shea saat gadis itu melintas.

"Jangan sesumbar, malu nanti kalau ternyata lo yang jatuh cinta duluan ama gue," sinis Shea.

"Baik, mari bertanding!" tantang Aarav.

Harga dirinya sebagai pria terasa diremehkan. Shea tersenyum tipis dan melangkah menuju kelas tanpa memedulikan Aarav. Kehadiran mereka di saat yang bersamaan mendapat sorakan dari teman sekelas.

"Rav, ngapain berdua ama Shea? Masih pagi udah pacaran aja," goda Evan yang tidak menyadari perubahan wajah Aarav.

Wajah Aarav yang dingin tampak berubah menjadi seringai. Ia melirik Shea dengan ekor matanya. Aarav yakin jika Shea sedang memikirkan perkataannya tadi. Terbukti gadis itu tampak melamun hingga tidak menyadari jika Tania sedang bertanya.

'Apa yang terjadi antara Aarav ama Shea?' batin Tania.

"Shea, are you okay?"

"Don't worry."

--o0o--
S

emakin hari Shea tampak lebih dekat dengan Wren. Pemuda itu selalu bersikap lembut padanya. Shea merasa berharga saat berada di dekatnya. Kedekatan mereka membuat gosip antara Aarav dan Shea mereda, bahkan hilang.

Arashea - When Love ComesWhere stories live. Discover now