01:

35 17 0
                                    

Happy Reading para readers tercinta

°°°

"HARKA" Seorang anak laki laki muncul dibalik pintu dengan nafas yang terengah engah

orang yang dipanggil pun hanya menatapnya acuh,dan orang yang memanggilnya itupun berusaha untuk mengatur nafasnya terlebih dahulu

"Nara huhhh huhh" Mata Harka langsung tertuju pada sosok laki laki yang sedang berdiri didepannya

"Kenapa?" Raut wajah Harka berubah setelah mendengar Nama itu,Bukan hanya Harka yang fokus pada pembicaraan,tapi juga seorang anak laki laki yang duduk tidak jauh dari bangku Harka sedang memperhatikan

"Nara berantem sama Lea" Mendengar ucapannya Harka langsung membuang Nafas malas

"Kenapa lagi sih" Ucap harka frustasi

"Dimana?" lanjut Harka

"Koridor kelas 10"

Harka berjalan dengan cepat menuju koridor kelas 10. Entah apa lagi yang akan dilakukan Nara kali ini jika ia terlambat menghampirinya

°°°

"MAKSUD LO APA NAMPAR GUE" ucap lea yang tersulut emosi menatap nyalang orang dihadapannya

Dengan santainya Nara bersedekap dada dan menatap dingin gadis yang membentaknya itu

"Gak papa sih cuma pengen aja" ucap Nara yang membuat cengo semua orang yang ada disana

Lea tidak terima,dia maju kehadapan Nara dan mendorong bahu Nara dengan kencang namun Nara masih bisa menjaga keseimbangan dirinya

Sekarang Nara balik mendorong Bahu lea dengan kencang

"Anjing lo Nara" Lea bangkit dan menjambak rambut Nara dengan keras

Nara tidak diam saja dia melawan perlakuan Lea padanya

Perkelahian tidak bisa dielakkan, keduanya sekarang sibuk saling jambak. tidak ada yang berani untuk memisahkan mereka berdua, yang satu pentolan sekolah yang satu lagi anak pemilik yayasan. yang benar saja cari mati mereka jika berani menggangu keduanya

Lea tidak sengaja, dia mencakar leher Nara sampai lehernya menimbulkan bekas luka dan mengeluarkan Darah

Lea tercengang dia tidak tau jika akan seperti itu, kukunya yang tajam dapat dengan mudah mencelakai Nara

Nara mengusap lehernya yang berdarah,Ia menatap tajam Lea

"S-sorry gue gak s-sengaja" gagap Lea merasa takut

Nara menghampiri Lea yang berjalan mundur darinya

"dari awal gue gak punya masalah sama lo" ucap Lea

"lo yang tiba tiba tampar gue" Lea masih saja berucap untuk menghindari kemarahan Nara

"Lo emang gak punya masalah sama gue,makannya lo cari cari masalah sama gue" Ucap Nara dingin

"Kapan?gue gak cari masalah sama lo,yang ada lo"

Nara menyunggingkan sebuah senyum yang sangat menakutkan

"Lo bilang gue tiba tiba nampar lo kan?gue bukan orang gila yang tiba tiba nampar tanpa alasan tertentu"

"Liat tu cewe" Nara menunjuk seorang Siswi yang menundukan kepalanya takut

"Ohh jadi lo belain dia" ucap lea meremehkan

"Siapa?gue?belain dia?"

"gue gak belain dia"

"terus alasan lo nampar gue apa?gila"

"sikap lo sama dia udah buat gue termotivasi,lo nampar dia tanpa sebab kan?yaudah gue juga pengen nampar lo Tanpa Sebab" Tekan Nara diakhir kalimat

Setelah mengucapkan kalimat yang dapat membuat Lea terdiam,Nara lalu pergi meninggalkan kerumunan

Seorang laki laki yang melihat kejadian itu menyunggingkan sebuah senyuman

"Good girl" Ucapnya

°°°

Nara berjalan dengan tergesa gesa dikoridor menuju UKS, rasa sakit pada lehernya akibat ulah lea mulai terasa dia harus segera ke UKS jika tidak darahnya akan mengering dan bisa saja infeksi

Ketika Nara hendak membuka pintu UKS tangannya tiba tiba saja terhenti ketika ia melihat bayangan seseorang dipintu kaca Ruang UKS

Nara tidak mengucapkan sepatah kata pun, ia menatap lekat orang itu lewat pantulan kaca dan orang itu pun terperanjat ketika ia sadar bahwa Nara sedang menatapnya

"emmm--- kak Nara,Makasih" ucapnya dengan menundukan kepala, ia tidak berani untuk beradu pandang dengan Kakak kelasnya itu

"Gue udah bilang gue gak nolong lo" Ucap Nara dingin

"Aku tau kok kak,kakak nolong aku.mau kakak bilang atau pun enggak"

"Terserah"

Nara melanjutkan aktivitasnya untuk membuka pintu UKS namun lagi lagi ia menghentikan pergerakannya ketika Orang itu melontarkan sebuah kalimat

"Kakak masih kak Nara yang sama, kak Nara yang selalu bantu aku,kak Nara yang selalu baik sama aku dan kak Nara yang seperti dulu"

Ucapan itu membuat seluruh badan Nara menegang,jantungnya berdetak dengan cepat

"Lo bukan Nara yang gue kenal"

tiba tiba saja kata kata itu berdengung ditelinganya

"Lo pergi dari sini" Nara segera masuk kedalam UKS dan membiarkan orang itu berdiri dengan kaku didepan pintu

Nara langsung Terduduk di blankar UKS dengan tangan yang terus saja memegang dadanya,rasa sesak mulai menyerangnya.

Dia harus bisa mengontrol dirinya setenang mungkin, Nara memejamkan matanya untuk menghilangkan segala pemikiran pemikiran yang terus berlalu lalang di otaknya

Setelah ia merasa tenang ia mulai membuka matanya perlahan Namun ia terperanjat kaget ketika tiba tiba saja seseorang duduk tepat didepannya

"Harka"

Harka menatap aneh ke arah Nara

"lo ngapain merem merem gitu" tanyanya heran

"Bukan urusan lo" Nara mundur kebelakang untuk menyenderkan punggungnya

Harka sebenarnya tau apa yang sedang Nara pikirkan,apa yang Nara alami hari ini saja Harka tau. tapi Harka berusaha untuk menampilkan wajah seakan dia tidak mengetahui semuanya

"Mana sini leher lo gue bersihin"

"Gue bisa sendiri" Nara merebut kapas dan alkohol yang Harka pegang

"ck" Harka berdecak dan mengambil kembali kedua barang itu "Udah sini gak usah ngeyel"

Nara memutarkan bola matanya malas

"Sini deketan"

"Lo nya aja yang kesini"

"Ini lo ya Ra,kalo bukan lo udh gue jorokin ke rawa rawa" Ucap Harka kesal dan mulai mendekat

Rambut Nara panjang Harka kesusahan untuk membersihkan lukanya karna rambutnya terus saja mengganggunya

"sana hadep belakang dulu"

"Ngapain?"

"gak usah banyak tanya"

Nara menurut dan memutar posisi duduknya untuk menghadap kebelakang

Harka melepas dasinya dan mengikatkannya pada rambut Nara

Harka tersenyum ketika melihat Nara anteng dengan lamunanya. Nara terlihat lucu ketika seperti itu,terlihat polos seperti anak sd.

tanpa menunggu lama Harka mulai mengobati luka pada leher Nara dengan telaten dan sangat Hati hati lalu menutup lukanya dengan Perban

"Ka"

"hmm" Nara sibuk menatap kosong ke depan sedangkan Harka sibuk menatap Nara yang sedang berbicara tanpa menatapnya

"Thanks"

Savior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang