Happy Reading para readers tercinta🌞
°°°
"Kebiasaan nih anak satu kalo udah gak mau angkat telpon gue, mau gue telpon seratus kali juga gak bakalan dia angkat"
Harka menyerah,sudah beberapa kali dia mencoba untuk menghubungi Nara tapi tidak ada satu pun jawaban darinya
Harka memilih bangkit dari tempat tidurnya dan beranjak turun kebawah untuk melihat apakah ibunya sudah pulang atau kah belum, pasalnya ini sudah malam tapi ibunya itu belum terlihat sama sekali sejak Harka pulang
"dek" itu Sarah_ kakak Harka,
fyi, Harka tinggal bersama ibunya dan kakaknya serta keponakkan kecilnya. Ayahnya meninggal sejak ia kecil dan suami dari kakaknya itu adalah seorang TNI yang harus bertugas dan meninggalkan anak istrinya, ibunya tidak membiarkan kakaknya itu tinggal sendiri dan menyuruhnya untuk tinggal bersama saja. Dan sekarang Ibu nya lah yang menjadi tulang punggung keluarga, dia memiliki butik yang lumayan besar dan terkenal
Harka membalikan badannya ketika kakaknya itu memanggilnya
"Kamu ya yang ngambil kotak makan rega yang warna biru"
"ehhh iya mbak" Harka menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal
"tumben banget kamu bawa bekal, biasanya juga sarapan dirumah"
"Itu---"
"Buat Nara mbak" Sofi_ibunda Harka itu menjawab dengan nada meledeknya sembari menaiki tangga
"Ohhhh buat Nara" Ucap Sarah ikut menggoda adiknya itu
"Bunda kenapa pulang telat?" Tanya Harka mengalihkan topik pembicaraan
"iya tadi Bunda ada meeting dulu sama beberapa karyawan" Jawab Sofi
"Yaudah deh Harka masuk dulu" Ucap Harka meninggalkan bunda dan kakaknya itu
Harka memilih untuk mencuci mukanya saja sebelum tidur, ia mengambil Handuk putih yang digantung di pintu luar kamar mandinya
Namun Niatnya terurungkan ketika ponselnya tiba tiba menyala dan menampilkan sebuah nomor tidak dikenal menelponnya
Keningnya berkerut heran,siapa yang berani menelponnya. Pasalnya setiap orang yang ingin memiliki nomor dari seorang Harka Januar harus berani memintanya langsung. tapi siapa dia,seingatnya dia tidak memberikan nomornya pada siapapun
Harka membiarkannya saja dan kembali untuk melakukan aktivitasnya,namun nomor itu kembali terpampang dan itu artinya orang itu menelpon lagi
Dengan malas Harka mengangkatnya
"Siapa?" tanya Harka sarkas
"Aletta kak. Kak Harka gak save nomor letta?" Ternyata itu Aletta, dia berbicara dengan nada so imutnya itu
Harka memutarkan bola matanya malas,
"Lo ngapain nelpon gue?"
"Ya pengen aja,emang gak boleh ya kak?"
"enggak"
"ihh kak Harka kok gitu sih,kakak gak pernah loh gini sama kak Nara"
Aletta terus saja mengoceh dengan Nada yang dibuat seakan akan dia sedang marah dan Harka akan membujuknya. dan sayangnya itu Hanya mimpi
"Gak usah bawa bawa Nara"
"Kak Harka kenapa sih peduli banget sama kak Nara,apa spesialnya sih kak Nara itu aku jauh di atas kak Nara"
KAMU SEDANG MEMBACA
Savior
Teen FictionFOLLOW DULU YUK SEBELUM BACA💌 Masih on going ya🙌 ____ Sebagai pemeran pendamping seharusnya aku mengerti bahwa tidak selamanya peranku mendampingi sang pemeran utama_ Harka Januar "Senyum terus buat gue ya ra, gue suka liat nya" ____ Happy reading...