Happy Reading para readers tercinta💐
°°°
"Harka" Kaki Harka terhenti ketika seseorang dibelakangnya memenggil namanya
Harka membalikan badannya dan ternyata Aldev lah yang memanggilnya,entah ada urusan apa Aldev pada dirinya
Aldev berjalan mendekati Harka dan berdiri tepat didepan Harka yang sedang berdiri di depan pintu kelasnya
"Nara sakit apa?" tanya aldev to the point
Harka menyunggingkan senyum remehnya dan memalingkan wajahnya seakan enggan untuk menatap lawan bicaranya itu
"Apa urusan lo?"
"Gue tanya sama lo karna gue tau lo adalah orang yang paling tau tentang Nara"
Harka terdiam ketika mendengar ucapan Aldev padanya
Ya,dia memang benar Harka lah yang paling tau segalanya tentang Nara tapi ada sedikit rasa sesak ketika Harka mengetahui pada siapa perhatian Nara sebenarnya
"gue beneran nyesel ka, dan mau perbaiki semuanya"
Harka mengangkat wajahnya dan melihat raut penyesalan pada wajah orang yang dulu pernah menjadi sahabat baiknya
"penyesalan lo gak berarti apa apa buat Nara"
Aldev menggeram frustasi
ia kesal pada dirinya sendiri,Hal apa lagi yang tidak ia ketahui dari Nara. Kebenaran apa lagi yang Nara sembunyikan darinya selama ini
°°°
Nara tidak memperhatikan gurunya yang sedang mengajar dikelas,perhatiannya entah kenapa tidak bisa fokus pada satu titik
Nara melipat tangannya diatas meja dan menelungkupkan kepalanya disana. Hari ini tubuhnya terasa sangat lemas dan sepertinya Nara sedang demam
Kringgggg
Bel tanda jam istirahat dimulai telah berbunyi,namun Nara masih enggan bergeming dari tempatnya
"Heh lo tau gak katanya bakalan ada seleksi olimpiade lagi" Nara dapat mendengar suara teman teman sekelasnya yang sedang bergosip itu
"menurut lo 'dia' bakalan ikut lagi gak ya?" tanya teman Nara sambil menekankan kata 'Dia'
"Siapa?Nara?"
"iya lah,siapa lagi"
"lo yakin dia bakalan lolos? waktu itu aja pas ada festival olimpiade dia ikutan banyak tapi gak ada satu pun yang lolos"
"gak yakin juga sih"
Kuping Nara panas mendengarkan ocehan ocehan teman sekelasnya itu yang terus saja membicarakannya
Entah mereka tidak tau jika Nara ada disana atau mereka hanya berpura pura tidak tau dan sengaja menyindirnya
"haha bener banget sih,dia kan gak bakalan bisa" tawa seorang teman Nara kali ini sangat menyebalkan dan dapat membuat amarah dari seorang Anara Leticia memuncak
Nara bangkit dari posisinya dan ketika ia hendak maju untuk menghampiri teman temannya itu,sebuah tubuh laki laki menghalangi badannya dan berjalan menghampiri orang orang itu
Laki laki itu menatap kedua orang siswi yang sedang bergosip ditempat itu
Nara hanya memperhatikannya dari jauh tanpa berniat untuk menghampirinya
"Lo. dan Lo" Laki laki itu menunjuk satu persatu siswi itu dengan nada menekannya
"Gue tunggu diruang olimpiade" setelah mengatakannya laki laki itu pergi dari hadapan ke dua siswi itu
ke dua siswi itu cengo mendengar perkataan sang ketua osis yang tegas dan sarkas itu
Laki laki itu menarik lengan Nara dengan tiba tiba dan membawanya keluar kelas. Laki laki itu membawa Nara ke taman tempat biasa ia dan Nara mengobrol ketika berada di sekolah
Nara melepas paksa cengkraman orang itu dari tangannya
"lo gak usah dengerin mereka"
"terus siapa yang harus gue dengerin. lo?"
"gue minta maaf karna selama ini gue gak percaya sama lo"
laki laki itu menundukan kepalanya
Nara hanya diam
memang apa lagi yang harus Nara katakan,apa lagi yang harus Nara lakukan selain diam dan mendengarkan semua kata kata penyesalan yang keluar dari mulut laki laki yang ada dihadapannya itu
"Andai waktu bisa di ulang--"
"--gue gak bakal biarin dia pergi ninggalin gue" Nara memotong ucapan laki laki itu
"gue pantes disalahin"
"Gak Ra. lo gak salah."
"terus siapa yang salah?"
"gak ada yang salah"
Nara terkekeh kecil mendengar ucapan lawan bicaranya itu
"Gue masih sayang sama lo Ra,gue gak mau kehilangan lo gue gak mau kehilangan lagi. gue cuma mau lo,cuma lo"
"sorry tapi gue masih sayang sama lo,rasa yang dulu gue punya dan hilang sekarang kembali Ra"
Nara menatap lekat kedua manik yang menyiratkan rasa menyesal itu
"mungkin kenangan indah dapat pergi walau berusaha sekuat hati untuk mengingatnya,tapi berbeda dengan kenangan buruk yang seseorang ciptakan gak bakal semudah itu buat pergi"
Nara pergi dari tempat itu
Namun Nara menghentikan langkahnya dan tanpa orang itu sadari air matanya tumpah begitu saja,rasa sesak menyelimutinya. Sangat sakit memang ketika rasa Cinta tertutup dengan rasa Kecewa
"Gue juga masih sayang sama lo Al"
°°°
Nara memandangi wajahnya didepan cermin,matanya memerah akibat menangis tadi bibirnya juga pucat dan tubuhnya telihat sangat lemah
Nara membuka botol air yang dibawanya dan mengeluarkan obat obat yang ia simpan didalam saku seragamnya dan meminumnya
Huhh
"Untung gue gak nangis didepan Aldev"
jika benar Nara menangis didepan aldev,apa yang akan aldev pikirkan nanti pastinya aldev akan tau jika dirinya juga masih menyayanginya
Sekarang Nara sedang berada didalam toilet,setelah membereskan semuanya Nara pergi dari toilet itu dan tanpa Nara sadari sesorang mendengarkan semua tangisannya
orang itu mengepalkan tangannya dan keluar dari bilik kamar mandi yang ia tempati
"gue gak bakal biarin lo deket lagi sama dia"
"gue gak mau usaha gue sia sia"
Orang itu tersenyum licik dan bersedekap dada
"Anara Anara,gue bakal buat hidup lo penuh dengan tangisan"
"lo liat aja nanti,apa yang gue ingin bakalan gue dapat walau itu harus hancurin hidup lo. gue gak peduli" orang itu terkekeh dengan gilanya
"Orang yang lo sayang,bakal ninggalin lo satu persatu"
Orang itu keluar dari kamar mandi dan betapa terkejutnya dia ketika seseorang menarik tangannya dengan sangat kasar
"ketika lo maju satu langkah buat nyakitin Nara,maka gue bakal buat lo mundur seribu langkah dari Nara"
°°°
Jangan lupa tekan tombol bintang dan kasih komennya🙆
KAMU SEDANG MEMBACA
Savior
Teen FictionFOLLOW DULU YUK SEBELUM BACA💌 Masih on going ya🙌 ____ Sebagai pemeran pendamping seharusnya aku mengerti bahwa tidak selamanya peranku mendampingi sang pemeran utama_ Harka Januar "Senyum terus buat gue ya ra, gue suka liat nya" ____ Happy reading...