Kisah ini berawal saat aku memasuki pesantren ini, Pesantren ternama dan terbesar di daerah ku.
perkenalkan..
Namaku Fahra Anindya, anak ke 2 dari 3 bersaudara. Sebelumnya aku pesantren alias mondok sembari bersekolah namun sang ayah menganjurkan ku untuk lebih mendalami ilmu agamaku di pesantren ini saat umurku menginjak 18 tahun.6 bulan sudah, sejak aku menuntut ilmu pertama kali disini. Dan sesuatu mengejutkan terjadi.
Aku bukan santriwati terajin ataupun terpintar maupun terpopuler disini, malah bisa dibilang aku kebalikan dari itu semua alias biasa biasa saja.
Namun kenapa Ustadzah Ami memanggilku yang notabe-nya yang belum genap setahun mondok disini.
Ustadzah Ami yang ku tahu dari anak anak pondok ini jarang sekali berkomunikasi dengan santriwati-nya kecuali jika dengan senior senior yang sudah mendapatkan kepercayaanya. Bahkan Mengajar pun seperlunya.
Dan kini aku sudah berada di hadapan ustadzah yang memanggilku.
Hening menyelimuti ruangan mewah yang bernuansa putih itu
"Fahra?"tanya ustadzah menyebutkan namaku sembari mengelus seekor kucing putih persia.
"Iya ustadzah" jawabku pelan sambil menundukan kepala
"Saya dengar kamu keluaran pesantren "Al-hidayah" apakah itu benar?"
"Benar ustadzah"jawabku berusaha untuk tidak gugup
"Berapa lama kamu disana?"
"Sekitar... 3 tahun"
Ustadzah ami mengangguk mengerti.
"Fahra..."
Panggilan itu membuat degupan jantung fahra tak karuan karna gugup.
"Ya ustadzah?"jawabnya sembari menunduk memilin tangannya gugup
"Saya minta tolong , bisa kamu gantikan Samia untuk 1 bulan ini? Tugasmu hanya menemani saya jika ada keperluan ke mana mana"
Fahra meneguk salivnya susah payah, menemani? Berarti artinya dia harus selalu berada di sisi ustadzah? Uhh memikirkannya membuat fahra semakin gugup saja. Tapi.. mengapa harus dirinya? Padahal jika dilihat disekitar banyak senior senior yang lebih terpercaya dari dirinya.
"Fahra?"panggil ustadzah kembali
"A-iya ustadzah insyaAllah saya siap. Tapi ustadzah bolehkah saya bertanya?"
"Ya, silahkan"
"Ada apa dengan kak samia?"
"Hm, dia harus pulang kerumahnya karna harus merawat ibunya yang tengah sakit"
"Tapi kenapa harus saya?"
"Karna saya pikir kamu dapat dipercaya"
Fahra terdiam sejenak.
"Jadi? Kamu bersedia atau tidak?"tanya ustadzah kembali.
Dengan percaya diri fahra menjawab.
"InsyaAllah saya siap ustadzah"jawabnya yakin.
Ustadzah ami tersenyum tipis
"Baiklah, kalo begitu mulai besok kamu akan menemaniku ke pasar dan seterusnya"
"Baik ustadzah"
Fahra kembali ke asramanya (kobong) dan mulai bersiap untuk besok, karna setelahnya ia harus mengaji sampai hampir pertengahan malam .
Mengcollab
Penulis:fafala22
Pengarang:MuhammadZauhari7Sen, 7 feb 22.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Santri Pilihan
RandomGimana rasanya ketika lo dipanggil sama ustadzah besar dipesantren lo! Dan ustadzahnya itu terkenal jarang berkomunikasi dengan santri lain. Dan orang yang bisa berkomunikasi dengan beliau biasanya yang sudah senior atau bisa di bilang paling diperc...