Delapan

48 14 7
                                    


Fahra melirik ke bawah kakinya yang tengah berjalan. Dalam diamnya dapat ia lihat sepasang kaki juga ada di depannya.

Mereka berdua berjalan menuju pesantren fahra.

Rasa canggung menyelimuti keduanya.

Hingga sampailah di depan pos Pesantren Hadrotul Ma'wa Aljannah.

Fahra melirik diam diam ranger dengan rasa canggung dan ragu.

"E-eum.. e-eee.. udah sampai sini aja nganterinnya"

"Hm, ohh ini pondok pesantren lu?"

"Umm iya, tinggal jalan sedikit ke depan nyampe kok pondoknya"

"Ohh yaudah sekalian aja gw anterin lu sampe pondok, kan gw orangnya bertanggung jawab!"ucapnya sembari mengangkat alisnya dengan perasaan pede.

Seketika fahra kelimpungan.

"Eumm gin-"

"Maaf A! Tetehnya disuruh cepetan ke pondok, dipanggil ustadzah"potong seseorang membuat keduanya berbalik pada satu yang berada di depan mereka.

Seketika hati fahra merasakan keanehan saat ia sedikit berkontak mata dengannya.

"Ohh gitu.. yaud-"

"Iyyah! Aku mau cepetan ke pondok!"spontan fahra memotong ucapan ranger.

Fahra segera berjalan kedepan sambil membungkuk melewati kedua lelaki yang saling bertatapan mata, tanpa lupa berterimakasih pada ranger yang sudah repot repot mengantarnya.

" Yaudah gw balik.." ranger segera pergi meninggalkan tempat tersebut.

Syauqi menahan senyumnya tat kala terbayang raut wajah fahra yang berkata dengan spontan, karna kebohongannya yang membuatnya seperti itu.

Syauqi kembali pergi menuju pesantren dan sedikit melirik apakah orang yang ingin ia lihat sudah pergi menuju pondoknya?





=====

Esoknya..

Arel tengah berbaring sakit dengan ponsel di tangannya.

Ia mengotak atik dengan lincahnya, mencari akun ig seseorang yang berhasil membuatnya penasaran.

Fahra anindya

Sebuah nick name yang ia hapal diam diam, demi ingin mengetahui bagaimana sosok fahra di medsos.

Dan dari sekian banyak akun yang bernama sama, hanya 1 akun yang menarik perhatiannya.

@Fhra_Anndya|

Salah satu akun yang tidak memiliki foto profil.

Saat ia menekan akun itu, benar saja 1 foto wanita cantik yang tengah tersenyum lebar di tepi pantai dengan- seorang lelaki yang tengah merangkulnya dengan sayang.

Seketika panas api membakar hatinya.

Pikiran pikiran negative bermunculan di kepalanya, apalagi caption fotonya hanya [.] Saja.

Ia menghela nafasnya kasar.

Sedetik kemudian sebuah deringan telpon terdengar di ponselnya.

Dengan refleks arel segera mengangkatnya.

"Halo?! rel ! Tumben cepet banget kamu jawabnya!"

Mas Santri PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang