Sembilan

38 11 4
                                    


Arel dan glora , mereka sekarang tengah berada di halaman belakang rumah, duduk di kursi yang menghadap ke taman rumah.

Keduanya sibuk dengan kegiatannya masing masing. Seperti glora yang sedang menjahili coki, kucing kebangsaan keluarga andraules. Dan kadang sesekali ia memperhatikan tingkah menggemaskan glora.

Sebenarnya setelah tadi selesai makan bersama, ia masih merasa tidak enak kepada sang nenek. Apalagi melihat raut wajah datar sang nenek yang tidak biasanya yang ditunjukannya saat ia bersama glora.

Entah alasan apa ia merasa neneknya tidak menyukai hubungannya dengan glora. Tapi ia berusaha menepis pikiran itu, selagi belum benar adanya.

Arel kembali melirik glora.

"Lo kenapa nggak sekolah?"pertanyaan itulah yang tiba tiba terlontar dari mulut arel.

" hm.. tadi aku sempet ke sekolah, tapi tiba tiba temen temen kamu ngasih tau aku kalo kamu sakit, yaudah ak- "

"Bolos." potong arel.

Ia menghembuskan nafasnya jengah.

" tapi kan aku khawatir banget yang~ pas tau kamu sakit, apalagi kemarin tiba tiba kamu nggak jadi jemput aku "ucapnya mengerucut sembari menatap manik mata arel.

Arel tersenyum tipis mendengar penuturan glora yang sangat mengkhawatirkan kondisinya.

Tetapi entah mengapa saat melihat glora ada sedikit perasaan yang berubah.

Aneh dan kurang nyaman.

Itu yang arel rasakan saat sekarang bersama glora.

Banyak pertanyaan, keanehan, yang ingin ia tanyakan kepada glora.

Dan satu lagi.

Teman temannya sebelumnya tidak pernah dekat, mengobrol, menanyakan hubungannya dengan glora pun jarang sekali.
Mustahil jika teman temannya memberi tahu glora tentang kondisinya.

Setaunya teman temannya tidak terlalu suka dengan glora, tetapi mereka masih menghormati keputusannya untuk berhubungan dengan glo.

Pikiran pikiran negatif mulai bermunculan.

Arel segera menggeleng dengan cepat. Ia tidak boleh terlalu cepat untuk menyimpulkan.

" hmm... aku juga mau minta maaf ya yang~ soal tadi, aku bener bener nggak tau tadi itu adik kamu~" ucap glo merasa bersalah.

"Lagian kamu juga nggak pernah tuh cerita apapun ke aku, apalagi soal kaluarga kamu." Sindirnya sedikit kesal

" hm.. udah sekitar dua tahun lebih dia ikut nenek ke aceh, wajar juga kalo lo gak tau."

Tiba tiba bunyi panggilan terdengar dari ponsel milik glora.

Ia segera buru buru mengangkatnya.

Arel sedikit mengkerutkan keningnya.ia seolah olah semakin merasa aneh dengan tingkah glora yang seperti itu.

"siapa?"

Glora terdiam sejenak. seperti orang yang terlihat ragu mau menjawab apa dalam raut wajahnya.

"ee.. ouh, Nia nelpon aku"

" aku pulang dulu ya.. lupa kalo ada janji sama temen aku, byeee"

Arel menatap kepergian glo dengan kebingungan , hingga seseorang berjalan kearahnya.

"Eh nenek?"

Sang nenek tersenyum tipis dan segera duduk di sebelah arel.

"Arel cucu nenek, want to know something?"

Mas Santri PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang