Dua belas

56 6 3
                                    

Arel menatap datar orang yang berada dihadapannya.

ia mengepalkan tangannya saat mendengar omongan busuk yang beberapa kali Arsen katakan. hingga setelahnya, tanpa berbasa basi arsen pergi begitu saja.

Arel memejamkan matanya untuk menetralkan emosinya agak tidak meledak. dan akhirnya ia memutuskan untuk segera pergi ke kamar dimana ada teman temannya juga disana.

Saat ia membuka pintu ia melihat wanita kecil yang sedang tertidur pulas diranjang tempat tidurnya sambil memeluk boneka boba pink kesayangannya.

Arsya almaydra andraules.

Adik kecil yang menjadi alasan mengapa ia ingin pulang sesaat kerumah ini.

Arel segera menghampiri arsya, ia langsung memeluknya,menciumnya untuk menyalurkan kerinduannya selama ini. memang setelah kejadian saat ia menemui lucky ia jarang sekali pulang kerumah. ia lebih memilih tinggal di fourkas bersama keempat sahabatnya.

" arsya.. " ia bersibisik tepat di telinga arsya. sengaja menjahilinya dengan terus menciumi wajah baby itu.

Arel tertawa pelan karna arsya sama sekali tidak terganggu dengan kejailannya. mungkin karna terlalu pulas, juga kelelahan dengan aktivitas hari ini.

Menatap arsya lekat, seolah mengambil potret gambar di otaknya tuk disimpan rapat rapat di memori ingatan miliknya.

Arel keluar kamar, memasuki ruangan serbaguna yang miliki beberapa pintu yang berisi tempat hiburannya. Seperti ruangan gym,game,snack dll, dan untuk ruangan setengah nya lagi itu merupakan milik arsya.

Arel memasuki salah satu ruangan yang sangat dekat dengan kamarnya, ia memiliki firasat kuat jika teman temannya berada di ruangan ini. Dan gocha! Sesuai dengan dugaannya. Temannya tengah menonton tv beralaskan karpet permadani hangat.

Namun sesuatu menarik perhatiannya tat kala ia sadar jika, mereka menonton tv dengan volume 0, alias tidak ada suara sama sekali. Hanya gambar seorang wanita yang tengah menangis sembari menarik narik lengan lelaki seakan memohon untuk tidak pergi bersama perempuan lain.

"pada ngapain, kok pada diem nggak berisik?"tanya arel ikut duduk di sebelah galih.

"Hm, jangan ragukan akang rega yang sudah menebak lagu yang dimainin. Pastinya.... KU MENANGIIIIIIIIIIISSSS MEMBAYANGKAAAN BETAPA KEEkh-pft!"mulut rega di bekap dengan kuat oleh ranger.

ranger memasak ekspresi malas.

"Yee dasar mulut toa! Udah susah payah kagak di suarain. Lu malah nyanyi,gembel emang " sarkasnya kesal dengan mulut toa yang tadi sempat ia geplak juga.

Rega langsung melotot ingin sekali ia menggeplak kembali wajah songong ranger. namun ia memilih untuk diam saja.

=====

" Fah,bengong mulu... Napa lo?" Tanya halwa kepada fahra yang dari tadi terus terusan melamun hingga tidak fokus pelajaran ustadzah ami saat ini.

" Ha?.ouh enggak "

" Fokus dong.. emang lu mau ditanya ama ustadzah?!"

Fahra menggeleng kuat,memang saat pelajaran ustdzah yang ditakutkan para santri adalah waktu tanya jawab.


Ia kembali fokus dan berusaha untuk tidak terus menerus memikirkan sesuatu yang membuatnya berpikir keras.

Namun seberapa keras ia berusaha, bayangan saat dirinya melihat sebuah luka gores di sisi sebelah mata kanan seorang lelaki membuatnya semakin tidak fokus tuk mengikuti pelajaran.

Waallahu a'lam bisshoaab..

Kalimat terkahir yang ustadzah ami ucapkan untuk menutup pelajaran sore ini.

" Hm.. ada teh fahra?" Ucapnya yang masih fokus merapihkan kitab kitabnya.

Seketika semua mata langsung tertuju kepada fahra yang duduk di pojok kanan belakang.

Fahra yang merasa namanya dipanggil langsung panas dingin, mengapa ustadzah ami memanggilanya? apa ustadzah ami tau bahwa fahra dari tadi sama sekali tidak fokus saat jam pelajaran..mana sempat nundutan lagi.

fahra segera mengangkat tangannya gugup.

" a-ada ustadzah "

ustdzah langsung menatap fahra sembari mengangguk kecil.

" setelah ini teh fahra kerumah saya ya" ucapnya yang langsung bergegas pergi meninggalkan aula.

saat ustdzah sudah benar benar pergi, dengan tiba tiba banyak santriyat yang langsung menghampiri fahra.

fahra hanya menggeleng lemas saat ditanya mengapa ia bisa dipanggil ustdzah.

Takut jika ustdzah sudah menunggunya segera fahra pergi meninggalkan aula, tak lupa ia meminta doa seluruh santriat semoga ia tidak terkena hukuman apapun. lebay?. memang. tapi bagaimana lagi ia memang benar benar takut apalagi saat melihat raut wajah datar ustdzah.







fahra terus meremas gamisnya untuk mendominan kegugupannya. ia tengah berada diruang tamu ustdzah.

ustdzah akhirnya datang setelah tadi ia pergi ke kamar entah ada apa. ia langsung duduk dihadapan fahra.

jika tadi fahra gugup karna takut sekarang yang dipikirkannya hanya penyesalan atas perbuatannanya.

apalagi ustdzah tadi menjelaskan tentang adab adaban. itu berarti dengan tadi ia melamun dan tidak sama sekali fokus, sama saja ia tidak menghargai ustdzah yang sedang menjelaskan. apalagi pelajaran yang dibawakan ustdzah hanya diadakan seminggu 2 kali.

utsdzah tersenyum kecil saat melihat raut wajah gugupnya.
apa mungkin muka ustdzah seram?galak?. entahlah.

" fahra saya hanya memanggil kamu karna nanti malam ada acara keluarga dirumah abah, dan saya ingin kamu ikut dengan saya kesana."



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mas Santri PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang