Tujuh

54 19 5
                                    

wanita rupawan itu membantu arel memapahnya hingga ke depan jalan dimana ada orang yang membantu mereka berdua juga.

" makasih ya pak " ucap wanita itu setelah mendudukan arel di kursi yang berada di pinggir jalan raya.

" nggak langsung dibawa ke rumah sakit aja neng? Kasian si aa nya babak belur begitu" ucap si bapak kasihan

" nggak perlu" bukan wanita itu yang menjawab, melainkan arel yang menjawab dengan suara paraunya.

Bapak bapak itu mengangguk mengerti, meski ia merasa khawatir dengan keadaan arel yang mengenaskan.

Bapak itu pergi meninggalkan arel dan wanita yang menolongnya.

" kenapa nggak mau kerumah sakit aja? , nanti luka kamu bisa infeksi "ucap wanita itu dengan nada khawatir.

mungkin terlalu syok melihat keadaan arel yang cukup parah, apalagi saat Arel menolak untuk pergi kerumah sakit.

"gw nggak papa " Arel menyandarkan tubuhnya pada kursi untuk meredakan rasa pusingnya yang masih menyerangnya.

Mata arel melirik tangan wanita itu yang sedikit bergetar, yang mampu membuatnya tersenyum meski perih terasa saat ia menggerakan sekitar bibirnya.

"kalo gitu, tunggu disini sebentar ya. Kebetulan disana ada apotek. Atau kita kesana langsung aja?"tanya wanita tersebut.

Arel tak menjawab, ia malah balik bertanya.

"nama lo siapa?"

"eum fahra mas"

Jder!

'mas? Anjir gw Dipanggil mas? Yang bener aja'

"eum gw masih muda, gausah panggil mas"

"oh i-iya mas"

"ekhem! Uhhuk!"arel menutupi setengah wajahnya yang babak belur dengan rona merah di telinganya.

"eum, jadi mau saya bantu ke apotek sana aja?"

Arel mengangguk, dan setelahnya fahra membantu arel memapah menuju apotek yang lumayan dekat dari sana,

Huft, untung saja ada apotek terdekat.

Fahra jadi tak terlalu kewalahan membawa mas mas ini kesana.

" tunggu dulu di sini ya, aku minta tolong petugas apoteknya buat bantu obatin luka kamu "

Arel hanya mengangguk mengiyakan. Ia masih terus memperhatikan wanita itu.

Arel hanya bisa tersenyum untuk mengondisikan hatinya yang entah mengapa ia merasa lebih baik saat bersama wanita yang ia sendiri tidak mengenalnya.

Saat petugas apotek datang, arel segera di ajak untuk masuk kedalam

Sebuah ponsel terulur di depan muka fahra, membuat fahra terdiam.

"telponin temen gw."ucapnya langsung nyelonong masuk bersama pegawai apotek tanpa memberitahukan siapa teman arel yang ingin dihubungi.

Fahra dengan ragu memasuki ruangan pesan di ponsel arel yang terlihat kosong molompong kecuali sebuah grup chat yang berisi ribuan pesan masuk. Gc itu bernama 'Anak Setan' yang tentu membuatnya menggeleng kepala. Jadi Anak setan kok bangga?

Tak ingin membuat lelaki yang ditolongnya kecewa, fahra segera mengecek anggota yang terdapat dalam grup tersebut, dan yang membuatnya tertarik adalah sebuah foto profil yang berisikan seekor monyet yang tengah tersenyum lebar dan berpose 2 jari layaknya manusia.

"ini manusia apa hewan?"

Ia segera menekan ikon telepon untuk menghubungi orang tersebut. ia juga tidak tahu nama orang yang sekarang akan ia hubungi. karna nomornya tidak disave si mas.

Mas Santri PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang