Kepingan salju kedua puluh satu

969 91 7
                                    

Haloha kakak-kakak


siapa yang sudah rindu Ugi dan saudara-saudaranya angkat tangan?!

hihii, Ugi dan yang lain juga sudah rindu dengan kakak-kaka semua, jadi ...

selamat membaca yaaa~


.

.

.



Rutinitas bangun pagi Yoongi terasa berbeda kali ini, karena setelah membuka kedua mata indahnya, ia menyadari bahwa ke tiga sepupunya masih terlelap diantara dirinya di ruang keluarga.

Para bocah bersama dengan pamannya memutuskan untuk tidur bersama di ruang keluarga usai berniat bergadang menonton film anak-anak. Awalnya mereka begitu semangat dan saling memperkirakan bahwa siapa yang akan tertidur lebih dulu. Karena terlalu lelah bermain dan suasanya nyaman, satu persatu mereka tertidur bahkan ketika film belum ada setengahnya di tonton. Hanya Minho dengan memangku hoseok yang juga tertidur yang pada akhirnya menyelesaikan film bersama sang kekasih dan kakaknya, Hyera sambil berbincang. Sikembar? Mereka sudah tidur sejak selesai makan malam.

Seperti rencana yang sudah di persiapkan, satu hari weekend ini Minho dan pasukannya akan menghabiskan waktu untuk melakukan persiapan 'porseni' yang akan di selenggarakan taman kanak-kanak Yoongi.

Tepat setelah sarapan pagi mereka sudah bersiap di taman belakang, tengah mendiskusikan permainan yang akan mereka mainkan, yang sepertinya sulit berjalan tanpa protes dari mereka.

" Namjoon dan Yoongi, seokjin dan hobi, lalu paman yang akan jadi wasitnya, bagaimana?" Minho membagi mereka kedalam dua tim untuk bermain sepak bola.

Yang lain terlihat setuju, namun tidak dengan bocah yang paling tua " Tidak setuju. Aku jangan dengan hobi lagi, dirumah sudah dengan hobi terus, sekarang juga dengan hobi lagi? " Seokjin menatap sang paman, menuntut untuk mempertimbangkannya kembali.

Hoseok yang berdiri di sampingnya sudah merengut, padahal ia sudah senang berada di tim yang sama dengan sang kakak.

" Kalau begitu hobi dengan Namjoon dan seokjin dengan yoongi, bagaimana?" Minho kembali memberikan putusannya yang diangguki oleh mereka kecuali Namjoon yang terlihat tengah berpikir.

" Tapi paman, aku mau mau saja satu tim dengan hobi " ia menatap hoseok yang menatapnya balik dengan binar riang, " tapi aku tak pandai bermain bola, hobi juga masih kecil, ia tak bisa diandalkan untuk bermain bola, apa nantinya itu akan menjadi pertandingan yang seimbang?"

Namjoon benar, keputusan awal Minho memang sudah memperkirakan bahwa disetiap tim ada yang memiliki kemampuan yang baik dan kuranh baik dalam bermain sepak bola sederhana untuk mereka. Selain seokjin yang lebih tua dan bertubuh lebih besar, ia menguasai teknik dasar sepak bola, begitupun dengan yoongi yang sangat menyukai permainan si kulit bundar. Berbeda dengan Namjoon yang bertubuh besar tapi tak berbakat dalam olahraga, kepindarannya hanya pada akademik dan seni saja. Hoseok? Dia terlalu kecil untuk dibandingkan dengan mereka.

" Aku ingin dengan Namjoon saja apa tidak boleh?" Seokjin angkat bicara ketika Minho berpikir.

Baru Minho ingin membuka mulut menanggapi, netranya yang tak sengaja menangkap wajah muram hoseok yang siap menangis dengan mata berkaca dan bibir bergetar yang menekuk kebawah, menandakan bahwa ia tak bisa menyetujui permintaan seokjin begitu saja.

" ada apa hobi? " Minho mendekat, menyamakan tingginya denga sikecil dan mengusap rambut hitam itu.

Air mata sudah mengenang dalam isakan diamnya, tapi siapapun dapat melihat kesedihan di air wajahnya.

OLAF ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang