Kepingan salju ketujuh

1K 103 1
                                    


Haiii berjumpa lagi,

Selamat membaca ya kaka-kakak

.

.


Waktu masih menunjukkan tengah hari, aktivitas di apartemen milik Bogum dan Hyera terbilang cukup sunyi. Tidak ada pergerakan aktivitas apapun, Yoongi yang biasanya bermain bersama Hyera diruang tengah ternyata sudah terlelap di kamarnya beberapa jam yang lalu karena kelelahan berlajar mengenal huruf bersama Hyera. Yoongi sudah berumur 5 tahun, waktu yang cukup untuk memasukannya ke sekolah taman kanak-kanak. Namun Hyera dan Bogum bersepakat untuk memberikan Yoongi pendidikan seperti taman kanak-kanak ditahun yang akan datang, ketika Yoongi menginjak usia 6 tahun, agar ketika memasuki pendidikan formal sekolah dasar, usia Yoongi genap 7 tahun. Waktu yang memang terbilang cukup matang untuk pikiran dan mental Yoongi untuk beradaptasi dengan dunia yang baru. Untuk saat ini, biarlah Yoongi mempelajari hal-hal dasar dari lingkungan keluarganya.

Yoongi terbangun tanpa mendapati siapapun disampingnya, bukan hal yang baru baginya terbangun dikamarnya sendirian, jika ia keluar dari kamar pasti akan menemukan sang ibu di ruang tengah atau di kamar ibunya. Namun saat ini Yoongi tak menemukan Hyera dimanapun. Tentu saja, karena nyatanya Hyera sedang berada diluar apartemen, berbincang sebentar dengan Kakek Gong setelah memberikan semangkuk sup ayam kepadanya. Hyera pikir anak-anaknya masih terlelap, jadilah ia memanfaatkan waktunya barang sebentar.

Yoongi memasuki kamar sang ibu, tapi tak ada siapapun Ia dapati. Ketika pandangannya menyapu bersih seluruh ruang kamar, mata sipitnya yang memiliki bulu mata lentik tiba-tiba tertarik pada ranjang tidur kecil milik adiknya. Ia teringat akan perkataan paman Minho waktu itu, apakah benar adiknya sudah tidak seperti alien lagi? Pikirnya.

Yoongi melangkahkan kakinya pelan menuju ranjang kecil dimana sikembar masih terlelap dengan tenang. Karena tubuh kecilnya yang kalah tinggi dari ranjang itu, Ia tidak dapat menemukan wajah kedua adiknya. Yoongi berusaha menjinjitkan kedua kakinya, tangan mungilnya berusaha meraih ujung tepian atas ranjang, namun tetap saja nihil. Bocah berumur 5 tahun ini tidak habis akal, rasa penasarannya yang semakin besar membuatnya mencari cara lain untuk dapat melihat wajah sikembar. Ia berlari menaiki ranjang milik ayah dan ibunya dan melompat-lompat layaknya sebuah trampolin. Namun karena jaraknya yang lumayan jauh, yoongi masih belum dapat melihat sikembar. Sedetik kemudian ia melihat kursi rias milik sang ibu, didorongnya menuju ranjang tidur sikembar, dan menaikinya. Benar saja, cara tersebut berhasil.

Sedikit terkejut Yoongi memandangi wajah kecil milik kedua adiknya, ternyata salah satu dari mereka sedang terjaga, namun tidak menangis. Sepertinya suasana hati si bayi kecil yang mengenakan pakaian berwarna kuning dengan gambar bebek besar dibagian depan itu sedang baik. Pandangan Yoongi dan bayi kecil itu bertemu cukup lama, sampai si bayi yang tersenyum lucu, senyum khas bayi yang baru berusia 2 bulan. Tangan kecilnya mengepak-epak lucu, berusaha meraih angin. Lidahnya kecilnya sesekali keluar seperti memelet dipandangan Yoongi. Matanya sipit, sangat sipit, ketika tersenyum matanya ikut tertarik, menghilang manjadi sebuah garis. Yoongi terpaku, lebih tepatnya terpesona. Wajah adiknya yang saat itu pertama kali dilihatnya benar-benar telah berubah menjadi wajah imut dan menggemaskan. Paman Minho benar.

" Hai " suara mungil itu menyapa, keluar begitu saja dari bibir kecilnya. Tangannya melambai membalas tangan si bayi yang bergerak-gerak seakan sedang melambai kepada dirinya. Bayi lainnya masih terlelap, meski begitu Yoongi juga terpesona melihat wajah damainya yang tidak kalah menggemaskan. " Namaku Ugi. Ugi sudah besar loh seperti Daddy, Mommy, dan paman Minho. Kata paman Minho Ugi harus menjaga kamu " Yoongi bahkan belum dapat melafalkan namanya sendiri dengan sempurna, namun dengan polosnya ia berkata akan menjaga adik kecilnya. Perasaan anak kecil memang tulus dan bersih seperti kertas putih, masih terlalu lugu dan mudah sekali berubah-ubah.

OLAF ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang