Kepingan Salju Kedua Puluh Empat

1K 106 11
                                    

Haiiii🤍🤍
Lama tak jumpa, Yoongi dan keluarga Park sudah kangen berat nih.

Silahkan menikmati yaa, tapi siap-siap ya karena partnya lumayan menguras waktu hehe *bisik-bisik*

.
.
.
.
.
.



Diruang dapur, tepatnya dimeja makan, Hyera memperhatikan Taehyung yang terlihat lucu dan menggemaskan. Saat ini bayi itu tengah duduk di high chair babynya dengan wajah lusuh penuh dengan noda makanan. Kedua tangan mungilnya menggenggam sisa-sisa makanan, terkepal erat seakan tak ingin siapapun mengambilnya. Padahal kesadarannya sudah menipis, mata bulatnya mengerjap berat menariknya kealam mimpi yang indah.

Perempuan yang hampir menapaki usia kepala empat ini menahan tawanya, kendati kamera ponselnya masih merekam jelas bagaimana putra bungsunya yang terkantuk-kantuk masih berusaha memasukkan makanannya ke dalam mulut yang justru membuat wajahnya cemong. Kepalanya sudah beberapa kali hampir terantuk meja hight chair babynya karena kehilangan keseimbangan, tapi si bayi masih belum menyerah melepaskan makanannya.

Merasa bahwa bungsunya tak akan mampu menghabiskan makanan yang sudah tercecer diatas mejanya, Hyera mematikan ponsel dan meletakkanya di atas meja makan. Berjalan mendekati sikecil dan mulai memunguti serpihan-serpihan makanan milik putranya. Melihat bagaimana Taehyung tidak marah saat makananya mulai disingkirkan, dapat Hyera simpulkan bahwa sikecil sudah benar-benar kehilangan kesadarannya.

Setelah itu diraihnya tubuh kecil Taehyung dengan hati-hati. Dengan kain khusus bayi, ia mengelap noda-noda yang memenuhi wajah lelap bungsunya, melepas celemek bermotih beruang dan kemudian berjalan menuju kamar hendak membaringkannya. Di dalam kamar, kembar lainnya masih terlelap, tidur menyamping dengan tangan kanan menggenggam ujung kain bermotif awan biru dan dot yang bergerak lincah dibibir mungilnya.

Hyera tersenyum hangat, meletakkan tubuh Taehyung teramat hati-hati disamping Jimin, tak ingin mengganggu keduanya. Sebelum beranjak keluar dari kamar putra-putranya, ia sempatkan untuk mengusap lembut surai sikecil lainnya dan merapihkan pakaian Jimin yang tersibak terangkat. Namun wajah kecil kemerahan itu mengerut dengan mata yang masih terpejam. Hyera masih memperhatikannya, ketika dot bergambar gajah itu berhenti di hisap dan terlepas bersamaan dengan suara tangisan keluar dari mulut mungil putranya.

Wajah mengerutnya memerah, bibirnya mengerucut kebawah kemudian terbuka kembali mengeluarkan isakan, namun manik indah itu masih terpejam tak mengeluarkan air mata sedikitpun.
“ astaga, anak mommy sepertinya bermimpi buruk ya, “ gumamnya pelan. Dengan sangat hati-hati Hyera memasukkan kembali dot bergambar gajah tersebut, namun putranya masih terisak. “ Mommy disini sayang, tidak apa-apa “, tangan itu menepuk pelan pundak si kecil.

Setelah itu dengan segera ia meraih tubuh mungil bayinya, menggoyangkannya agar merasa tenang sambil terus memberikan dot itu kepada Jimin. Tak lama sikecil sudah merasa tenang, isakannya berhenti dan kembali menghisap dotnya dengan cepat. Wajah bak malaikat itu kembali damai, bergabung bersama saudara kembarnya yang terlelap dengan senyum yang menghias.

----

Pintu kamar  putra kembarnya hyera tutup dengan perlahan, rungunya menangkap suara percakapan yang sangat ia kenali memasuki kediamannya. Suami dan sulungnya rupanya sudah pulang. Wanita itu tak menyadari bahwa hari sudah siang karena sibuk mengurus pekerjaan rumah sambil bermain dengan sikembar sejak tadi.

Hyera menyembulkan kepalanya dari balik tembok, mencari pemilik suara yang tak kunjung terlihat, rupanya bapak dan anak itu sedang fokus berbicara hingga kegiatan melepas sepatunya menjadi lambat. Yoongi terlihat begitu serius dengan wajah lucunya, sedang Bogum menimpali setiap ucapan putranya dengan ekspresi yang berlebihan menurut hyera.

OLAF ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang