Kepingan salju ketiga puluh delapan

770 123 11
                                    

hallo hallo~

Triplets Park hadir sesuai permintaan kakak-kakak semua hari ini sekaligus menemani hari weekend kakak - kakak, bagaimana apa kakak-kakak semua merasa senang? hihi

sesuai sama pemberitahuanku beberapa minggu lalu, aku memutuskan hiatus tetapi akan tetap menulis dan segera update saat chapter-chapernya telah rampung, dan taraaaa Triplets datang hari ini :)

langsung aja ya, selamat membaca~

.

.

.



Merapihkan hasil karya putranya yang berhamburan di sekitar meja makan sudah menjadi kebiasaan Hyera jika putra-putranya tengah di serang virus menyebalkan. Dengan menghambuskan nafas terus menerus menahan gejolak emosi dalam dadanya, wanita yang sudah berusia kepala tiga itu berusaha mati-matian tidak menjungkirbalikkan baby high chair putra kembarnya yang tengah memekik senang melihat ibunya tengah tertunduk mengelap lantai bekas makanan yang ditumpah ruahkan oleh mereka dari atas sana.

Taehyung yang terlihat sangat senang, dengan sesekali menjatuhkan sendok atau garpu untuk di pungut oleh ibunya. Sedangkan Jimin yang sejak tadi melayangkan aksi menghindar dari makan malamnya, sudah berada di tahanan kursi bayinya tanpa bisa berbuat apa-apa. Karena Hyera sudah memarahinya sesaat setelah kepalanya terbentur meja.

Hanya putra sulungnya memang yang paling mengerti. Bocah itu duduk di dekat adik-adiknya untuk menahan tangan Taehyung yang hendak melemparkan peralatan makan lainnya ke lantai hanya untuk memancing kesabaran sang ibu. Paham betul jika Hyera melakukan aktivitas tanpa mengeluarkan suara apapun dari bibirnya, itu artinya tengah menahan amarah.

Setelah lantai sekitar meja makan bersih, Bogum yang baru selesai membersihkan diri ikut bergabung mengambil tempat di salah satu kursi. Wajahnya yang segar sehabis mandi disambut oleh pekikan sikembar.

" Daddy! " Taehyung mengangkat kedua tangannya meminta untuk digendong, namun Bogum menggeleng seraya mengusap kepalanya sebagai bentuk penolakan yang lembut.

" apa kau sudah makan? " Taehyung mengangguk, jawaban kontras dari si sulung justru membuat Bogum mengernyit.

" Tae-tae menjatuhkan mangkuk dan gelasnya kelantai. Chim juga tidak mau makan sejak tadi" adu Yoongi, satu-satunya saksi kejadian yang baru saja terjadi.

Bogum menggeleng miris, putra-putranya sedang butuh perhatian lebih jika seperti ini. Melirik Hyera yang terlihat masih dalam mood yang buruk, Bogum merasa perlu turun tangan mengatasinya, menghiraukan rasa lelah yang menderanya.

Lebih dulu diambil sepiring nasi beserta dengan lauk untuk porsi si kembar. Setelahnya bayi-bayi piyak itu di angkat dari atas kursi bayi untuk dibiarkan bebas dari tempat yang menahan pergerakan mereka. Benar-benar seperti piyak, keduanya langsung berhamburan berlari menjauhi ruang makan.

Hyera sudah tak berniat untuk protes saat sikembar seharusnya menghabiskan makanan tetapi sang suami justru membiarkan keduanya berlarian kesana kemari setelah dilepas begitu saja seperti bebek yang dilepas dari kandangnya.

Ayah dengan tiga putra itu mengambil piring yang berisikan makan malam kedua bayinya dan berjalan santai menuju ruang keluarga, duduk disofa seraya menghidupkan televisi yang sempat dimatikan oleh Hyera karena sulungnya sempat teralihkan fokusnya pada acara yang ditayangkan.

Merasa sedikit ngeri pada suasana ruang makan dengan Hyera yang tak teralihkan sedikitpun dari kegiatannya, Yoongi mengikuti sang ayah, turun dari kursi makannya dan duduk diatas sofa tepat disamping sang ayah yang tengah memperhatikan apa yang sikembar lakukan. Tangan kekar sang ayah terulur untuk mengganti channel dan mencari tayangan yang bisa menarik perhatian keduanya.

OLAF ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang