Kepingan Salju Kedelapan

1.2K 106 2
                                    


Hai hai kakak-kakak

mohon maaf minggu lalu tidak bisa tepat waktu untuk up chapter ini karena kesibukan di rl, heheh...

Selamat membaca semuaa...


.

.



Yoongi itu bisa dibilang termasuk anak yang tenang, meskipun terkadang sulit mengatasi sikap manjanya kepada kedua orang tuanya sewaktu-waktu, apalagi Hyera. Meninggalkan Yoongi bermain sendirian entah dikamar atau diruang tengah untuk beberapa saat tidak membuat kedua orang tuanya khawatir. 

Ia bisa bermain sendirian dengan antengnya dan mencari kesibukan lain ketika sudah merasa bosan. Karena sifatnya yang sangat patuh dan tidak banyak tingkah, Yoongi tidak pernah berbuat masalah atau kekacauan yang berarti kecuali kejadian beberapa hari lalu di dapur milik Hyera. Melihat itu semua, terkadang Hyera dan Bogum merasa khawatir dan bangga di waktu yang bersamaan. Khawatir karena anaknya tidak seperti anak kecil kebanyakan yang hyperaktif hingga sulit dikendalikan, namun diwaktu yang bersamaan juga merasa bangga karena anaknya adalah anak yang baik dan penurut. 

Bagi mereka, selama yoongi masih bersikap manja layaknya anak kecil lainnya jika sedang bersama orang tuanya, itu bukanlah masalah. Cepat atau lambat, ketika beradaptasi dengan lingkungan yang lebih beragam diusianya yg semakin dewasa, mereka yakin yoongi akan menyesuaikan diri dengan baik.

Pagi ini yoongi benar-benar tenang, kelewat tenang pikir Hyera. Tidak banyak aktivitas yang Ia lakukan seperti biasanya. Tidak ada sambutan riang pagi hari yang biasa ia dapati ketika Yoongi menghampirinya sesaat bangun tidur.

" Hyung mau susu?" Biasanya Yoongi yang akan meminta susunya dipagi hari, tapi melihat Yoongi yang sedari tadi hanya diam memandanginya dengan muka bantal khas bangun tidurnya, akhirnya Hyera yang menawarkan lebih dulu.

Kepala yoongi yang sedari tadi diletakkan di atas meja makan dengan posisi miring, mengangguk pelan. Kedua tangannya ia naikkan juga keatas meja untuk menjadi penumpu pipinya. Hyera segera memberikan gelas susu berbentuk kucing kepada putra sulungnya setelah sebelumnya keduanya saling memberikan kecupan pagi hari yang sudah menjadi rutinitasnya. Hyera mendekatkan wajahnya ke wajah yoongi yang masih betah diletakkan di atas meja makan.

" Mommy, Daddy mana?" Suara cempreng seraknya bertanya. Susu yang ada di hadapannya belum ia sentuh sama sekali. Hyera mengerutkan dahinya. Tidak biasanya Yoongi menanyakan keberadaan ayahnya, karena seharusnya Ia tau bahwa sang ayah sudah berangkat kekantor.

" Daddy sudah berangkat kerja, sayang" Hyera menjawab pertanyaan Yoongi dengan tangannya yang sibuk memasukkan beberapa bahan masakan kedalam panci diatas kompor. " Hyungie rindu Daddy ya?" Yoongi mengangguk, posisi kepalanya masih sama.

" Hyungie tidak ingat sebelum Daddy berangkat tadi pagi sudah izin dulu dan mencium Hyung dikamar tadi? " Tentu saja Yoongi tidak mengingatnya, bahkan tidak tau karena rutinitas pagi yang dilakukan sang ayah sebelum berangkat kerja itu dilakukan ketika Yoongi masih terlelap. "Ayo diminum dulu susunya nanti dingin, habis itu kita mandi yaa"

" Mandi dengan adik?" Hyera menggeleng.

"Tidak Hyung, baby Chim dan baby Tae sudah mandi tadi. Karena Hyung bangunnya siang, jadi mommy mandikan adik duluan deh" Yoongi meneguk habis susunya hingga tak tersisa. "Mommy siapkan airnya dulu ya, hyungie tunggu sini sebentar" Hyera pergi meninggalkan sulungnya.

Hanya membutuhkan beberapa menit, Hyera kembali kemeja makan, mendapati putranya yang kembali meletakkan kepalanya diatas meja, jari kecilnya memainkan gelas kucingnya, mendorong kekanan dan kekiri. Hyera segera melepaskan pakaian Yoongi dan membiarkannya mandi sendiri.

OLAF ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang