16 - [ kokonoi ]

381 38 19
                                    

"... Jadi bagaimana? Kau setuju dengan perceraian ini atau tidak?" Inupi memastikannya.

Koko memandangi langit-langit kamarnya sembari berfikir. Setelah lama akhirnya Koko mendapat kesimpulan.

"Baiklah jika itu mau mu." Sahutnya enteng.

"Tuh kan, gak ada usaha mencegah sedikitpun. Ingin ku tenggelamkan dia ke samudra pasifik." Inupi menyesal telah berekspektasi lebih.

"Oke selamat malam." Inupi lalu kembali ke kamar, meninggalkan Koko.

Dibalik keheningan malam ini, wanita dengan surai berwarna coklat sampai ke lensa matanya tengah cekikikan didalam kamarnya sambil mengelus perut buncitnya. "Akhirnya sadar juga siput lamban itu hahaha" cicitnya.

Inupi masuk kedalam kamarnya tak lupa mengunci pintunya rapat-rapat agar tak kecolongan oleh Koko. Ia menyalakan lampu tidurnya yang hanya mampu menerangi bagian kasurnya saja. Sudah cukup untuk hari-hari yang melelahkan baginya, berada ditingkat atas tak menjamin kesejukan batin sepenuhnya— terlalu tinggi gak ada udara juga.

"Aku bakal ambil hak asuh anak untukku seorang" gumam Inupi yang lama kelamaan mulai terlelap.

SKIP.
PAGI.

"Apa?! Ini bukan bulan April jadi gak ada ngepel-ngepel lantai" kejut Kazutora yang langsung berdiri dari duduknya.

"April Mop. Iya, emang kamu gak mau bantu aku lagi? Ini yang terakhir kok— janji." Inupi mengangkat jari kelingkingnya menandakan dia sedang bersungguh-sungguh.

Kazutora menghela nafas panjang. "Tapi jangan sampai kita nikah beneran ya, aku gak mau" balasnya setengah-setengah.

"Emm..." angguk Inupi. Dia kemudian memerhatikan Kazutora yang tengah sibuk memakaikan baju gadis kecil imut itu.

"Oh iya, kalau diingat-ingat, kandunganmu itu sudah 9 bulan kan? Kamu gak ngerasa kecapean atau apa gitu...." tanya Kazutora ditengah fokusnya.

"Enggak... Awokawok" sahut Inupi singkat.

1 BULAN KEMUDIAN

    Satu bulan telah berlalu semenjak Inupi mengutarakan keinginan bercerainya dengan Koko dan selama inilah dia tidak bertemu atau berkontakkan dengan Koko, ia benar-benar menghilangkan jejaknya. Saat ini hanya tinggal menunggu anak dalam kandungannya itu lahir dan besar barulah status pernikahannya dengan Koko akan benar-benar diputus olehnya.

    Semua tidak selalu berjalan semulus itu, pasalnya ada yang aneh dengan kandungan Inupi. Maka dari itu hari ini dia pergi ke rumah sakit untuk memeriksa bayinya yang tak kunjung lahir. Aneh bukan, seharusnya Inupi sudah melahirkan sebulan yang lalu namun sampai saat ini dia belum merasakan sakit perut atau apapun.

"Aku hamil sepuluh bulan sumpah. Keren banget." Ujar Inupi kegirangan. Kazutora hanya menggeleng karenanya.

"Inupi sini." Kazutora segera menarik tangan Inupi agar tak menghalangi jalan para pekerja rumah sakit yang membawa seorang wanita. Nampaknya sedang ingin melahirkan.

Kek kenal su.

"Itukan Koko?" pasti Inupi. Kazutora pun ikut melihatnya dan ternyata benar.

    Inupi dan Kazutora sempat saling bertatap, akhirnya mereka berdua sepakat untuk mengikuti perginya Koko dan sampailah didepan ruangan persalinan. Ternyata wanita tadi itu adalah Yuzuha yang ingin melahirkan.

"Ku pikir kamu udah melahirkan, ternyata belum. Padahal kamu lebih dulu hamil ketimbang Yuzuha." Heran Koko. Selama sebulan ini Koko tak ada bertemu Inupi dan baru ini mereka bertemu kembali. Dikiranya Inupi sudah lahiran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just Me and YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang