"Adh..." Chifuyu mendapat cubitan dari Koko. Itu karena Chifuyu tertidur sambil memeluk Inupi.
"Bini siapa anda peluk-peluk begitu" kata Koko dengan nada lembut dan senyuman khasnya, namun tatapan matanya seperti ingin membunuh seseorang.
"Punya lu sih--- Eh? Istri ku mana" Chifuyu merasa kehilangan Tora nya, mungkin dia lupa kalau tadi malam telah mengusir kekasihnya itu.
"Elu yang ‘istri’" gumam Koko.
"Aku denger loh" ujar Chifuyu datar. Bisa-bisanya Koko membalikkan fakta.
"Kamu gak apa-apain Inupi kan? ingat! dia istri ku" tanya Koko khawatir.
"Gak" Chifuyu melengos.
Sesaat setelah Chifuyu pulang, Koko pun membangunkan Inupi dan mengajaknya pergi kerumahnya.
Sekarang, Inupi memandangi Koko yang sejak pagi sudah sibuk dengan pekerjaannya, dia kagum karena jari-jari tangan Koko sangat lihai memainkan laptop itu, disisi lain dia juga risau karena Koko terlalu lama memandangi layar, bisa-bisa pengelihatan Koko akan bermasalah tapi Koko meyakinkannya kalau dia tidak papa karena sudah terbiasa. Oh ya, hari ini Koko tidak perlu pergi ke tempat bekerjanya karena dia mengambil cuti beberapa hari (pengantin baru), sebenarnya belum bisa disebut cuti karena dia tetap sibuk dengan pekerjaannya dirumah. Duduk manis dirumah sambil mengotak-atik laptopnya tak menghambat aliran keuangannya. Instan.
"Ayo Inupi" seru Koko membuyarkan lamunan Inupi. Melihat Inupi yang hanya melongo, Koko lekas menarik tangan istrinya itu agar tidak berlama-lama berfikir.
"Pelan-pelan dong, kasihan kaki ku" kata Inupi. Koko berjalan terlalu cepat padahal sedang menaiki tangga, Inupi belum terbiasa dengan ini bisa-bisa kakinya tergelincir bahkan keseleo nantinya.
Inupi menetralkan pernafasannya, Koko malah menertawainya. "Mau kemana Koko?" tanya Inupi. Koko berganti pakaian rapi. Bukannya menjawab, Koko malah melempar beberapa pakaian kearah Inupi, niatnya agar Inupi memakai itu. "Yosh! Sekarang turun tangga" seru Koko. Dia mengajak Inupi pergi keluar seperti pasangan yang baru menikah pada umumnya entah bagaimana menyebut hal itu jika sudah menikah, beberapa orang menyebutnya dengan kata 'kencan'.
"Aaa jadi malu 'kan!" Inupi menyembunyikan wajahnya, itu karena maid disana memandangi mereka berdua.
"Biar aku yang bawa mobil" kata Koko kepada supir pribadinya. Mereka berkeliling kota dan mampir ke beberapa tempat romantis bersama-sama.
Berhenti sebentar disebuah resto untuk makan siang karena isi perut mereka sudah kosong. "Aku hampir lupa kalau aku hanyalah orang miskin yang—" batin Inupi saat menghadapi makanan mahal dihadapannya. "Kenapa Koko nikahin Inupi?" tanyanya pada Koko. Dia jadi penasaran dengan apa yang ada dipikiran Koko selama ini, baru setengah hari bertemu sudah diajak menikah dan bertunangan, tepat seminggu setelah bertemu, mereka sudah menikah.
"Apa?" Koko tak begitu mendengarnya karena tadi dia terlalu sibuk melihat pelayan restoran itu meletakkan makanan pesanannya.
"Umnn... Gak papa" Inupi melupakannya.
Mereka pergi sampai larut malam, tak ada rasa bosan sedikit pun hanya lelah. Inupi kelelahan, dia tak pernah melangkahkan kakinya lebih dari 100 langkah setiap harinya(sangat sedikit) dan hari ini dia melebihi batasannya belum lagi Koko mengajaknya berlarian, dia pun tertidur didalam mobil.
"Ini faktor terlalu sopan atau terlalu bego sih?" kata Chifuyu yang kesal, bisa-bisanya Koko menelponnya malam-malam begini hanya untuk membangunkan Inupi yang ketiduran di dalam mobil. "Kamu tinggal pencet hidungnya dan dia pun bangun" jelas Chifuyu sambil mempraktekkannya langsung pada Inupi, benar saja Inupi langsung terbangun. "Loh Chifuyu ada apa" tanya Inupi dengan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya.
Chifuyu menghembuskan nafasnya. "Koko gak berani bangunin kamu karena kamu kelihatan capek banget, jadi dia repot-repot nelpon aku suruh datang kesini buat bangunin kamu" jelas Chifuyu kepada Inupi lalu dia pergi dan pulang kerumahnya lagi untuk melanjutkan kegiatannya yang terjeda karena Koko.
Inupi menjatuhkan tubuhnya dikasur, dia lelah dan sangat mengantuk jadi langsung tertidur pulas disana, sedangkan Koko memilih untuk mandi agar tidak gatal-gatal saat tidur nantinya. "Ahh bau polusi" Koko menutup hidungnya setelah mencium rambut Inupi yang baunya tak sedap karena seharian diluar ruangan, terpapar sinar matahari dan debu bahkan polusi udara. "Tapi nagih haha" Koko membauinya lagi, aroma yang membuatnya menagih adalah segala aroma yang ada pada Inupi.
Koko berbaring disebelahnya, dia memandangi Inupi yang tertidur pulas, imut sekali menurutnya. "EeEh—" Inupi bergerak miring menghadapnya, tangan Inupi bahkan memeluknya membuatnya memerah sampai ke telapak kaki. "Bukan muhrim Inupiii" jerit Koko dalam batinnya, mentalnya belum kuat untuk menerima serangan tanpa sadar dari istrinya seperti ini. Belum lagi mereka pasangan yang baru menikah dan baru kenal sekitar seminggu, wajar saja jika malu-malu kucing.
Wajahnya semakin memerah merasakan hembusan nafas Inupi, bahkan bibir Inupi terlihat sangat menggoda saat ini. "Cium jangan? Boleh kan? Lagian kita udah nikah jadi gak papa. Yosh! Tapi malu, kalo ada yang liat dari kamera monitor gimana" Koko mencoba menahan hasrat kotornya. Karena Inupi kelelahan pasti membutuhkan tempat luas agar puas berbalik saat tidur, Koko pun memilih untuk tidur di kamar lain. Walaupun mereka sudah menikah tapi mengingat rumah ini sangat besar pasti memiliki banyak kamar, yang ditempati Inupi adalah kamar Koko yang sebenarnya dan sekarang Koko memilih untuk tidur di ruangan kerjanya, masih bisa disebut kamar ke-2 nya karena disana juga ada bed yang tak kalah mewahnya. Ketika dia terlalu lelah dan tak sanggup berjalan lagi dia tertidur disana.
Pagi ini kecanggungan menerpa kediaman Kokonoi. Emma tadi membawa seorang wanita kesini, belum lagi wanita itu adalah...
"Aku Shiba Yuzuha teman dekatnya Koko" katanya sedikit menekan.
Senyum. "Inui Sei--- eumm Kokonoi Seishu" balas Inupi, dia tidak mungkin mengabaikan orang yang berkenalan dengannya. Koko memilih masuk kedalam karena muak dengan drama Yuzuha.
"Inupi, tolong bersihin kamarku ya, tadi aku gak sengaja numpahin minuman. Aku nyuruh kamu ya!! Aku gak suka ada pelayan masuk ke kamarku, nanti barangku ada yang hilang, kamu gak mungkin mencuri dirumahmu sendiri kan, Inupi" perubahan ekspresi Emma sangat cepat, dia juga mengatakan itu tanpa berfikir akan menyakiti perasaan Inupi. Apa maksudnya dengan kata 'mencuri' itu. Inupi mengangguk.
"Seishu, kau mengambil keputusan yang salah karena menikah dengan Koko. Akan ku hancurkan" batin Yuzuha berjalan pergi dengan Emma.
💟
Hinata memperhatikan Inupi yang mengelapi lantai didalam kamar Emma, dia hanya berdiri di depan pintu karena tidak diizinkan masuk. "Shiba-san dulunya adalah kekasih Tuan Besar" katanya kepada Inupi, membuat Inupi menghentikan aktivitasnya dan menoleh kearahnya.
Hinata menarik nafas panjang. "...3 hari sebelum pernikahan, dia menghilang dan tak lama ada rumor kalau dia menikah dengan seorang pria yang lebih kaya dari Tuan Besar. Setengah tahun setelahnya, dia diceraikan suaminya karena berbeda jalan. Suaminya mengaku tidak pernah mencintai Yuzuha(perjodohan). Setelah cerai, dia kembali dan memohon pada Tuan Besar agar menikahinya lagi namun Tuan Besar menolak. Syukurlah sekarang Tuan Besar memilikimu Seishu-chan, jaga Tuan Besar dengan baik ya. Aku sudah memikirkan ini sejak lama tapi Shiba Yuzuha hanya mengincar harta setiap orang" jelas Hinata panjang lebar.
"Oh" balas Inupi membuat Hinata kesal, dia sudah menjelaskan panjang kali lebar kali tinggi dan Inupi hanya ber-oh saja.
"Lalu aku harus merespon seperti apa" tanya Inupi polos saat Hinata menceramahinya.
"Ngomong-ngomong Seishu-chan, selama kau berpacaran dengan Tuan Besar apa kau tidak pernah kerumah ini? karena aku baru melihatmu disini dan tiba-tiba kau memakai pakaian bagus dan duduk di pelaminan disebelah Tuan Besar" Hinata penasaran bagaimana soulmate kedua atasannya itu.
"Aku tidak pernah berpacaran" kata Inupi.
"Seishu!! wajahmu tidak cocok untuk bercanda" datarnya, dia mengira kalau Inupi mengibulinya.
to be continued...
biar ku jelaskan, emma itu nona kaya yang sombong sedangkan yuzuha itu perempuan licik. ini bakal mudah diingat karena visualnya emang gitu🗿.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Me and You
FanfictionDilamar setelah bertemu selama kurang dari 2 menit, itupun mereka belum saling kenal dan seminggu setelahnya sudah resmi menikah. Mampukah keduanya menerjang setiap malam untuk tidur di bed yang sama tanpa kecanggungan? Mereka menikah bukan karena s...