CHAPTER : 31

4.8K 194 8
                                    

Hai beb

VOTMEN!!! AKU HARAP KALIAN VOTE DAN COMENT SEBANYAK BANYAK NYA AGAR AKU TIDAK MALAS UPDATE. OKE SEKIAN TERIMA GAJI!

-Happy Reading-

"Long time no see everyone"

Deg

Semua mematung siapa yang datang. Mereka masih ngebug semua lawan ikutan ngebug. Sedetik kemudian Evan yang sudah tidak ngebug pun berlari memeluk gadis itu. Untuk pertama kalinya ia menangis, menangis sekencang kencangnya. Melepas rindu tapi di waktu yang tidak tepat.

Queen melepaskan pelukan dari Evan, Evan menatapnya bingung. Queen dengan mata tajamnya melihat ke arah Zilya, Zilya sedikit kena goresan di arean lengannya. Matanya merah membara. Dengan gerakan crpat ia menghampiri Zilya.

"Katakan padaku siapa yang melakukannya?" Tanya Queen geram. Zilya menunjuk ke arah lawannya tadi. Dengan amarah yang sudah di puncak Queen pun menembak tepat pada jantung pria itu.

"Queen..." panggil Evan lirih, sungguh ia tak tahan dengan ini. Queen mematung, namun ia masih kekeuh untuk tidak jatuh.

"Saya bukan Queen tuan, Saya hanya kembarannya." Ucapnya bohong. Dengan cepat Queen melawan musuh satu persatu.

"Ga mungkin.. Queen tidak punya kembaran!" Bentak Icha sambil melawan musuhnya.

"Jika anda tidak percaya tidak masalah." Jawabnya dingin.

Perlawanan ini sangat sengit, musuh yang berjumlah 1000 melawan 500 pasukannya. Bagaimana tidak sengit, mereka melawan tidak memandang apapun. Mainnya pistol beb.

"Kau takkan pernah menang dariku Marcel." Bisik Queen tepat di telinga Marcel, Marcel tersenyum remeh.

"Dengar baik baik nona, kali ini tak akan ku biarkan kau menang."

Queen melawan Marcel dengan hati hati, sudah 1 jam lamanya mereka bertengkar. Tak akan ada yang namanya mengalah bagi Queen. Marcel sudah banyak terdapat luka sedangkan Queen? Tidak ada satupun. Disaat Marcel lemah Queen memanfaatkan waktu, dengat gesit ia menjatuhkan pedang di tangan Marcel. Queen menyondongkan pedang lasernya tepat depan wajah Marcel.

"Sudah ku katakan, kau tak akan pernah memang Marcel."

"Hmph, bagaimana mungkin saya bisa kalah dari mu nona. Lihat saja Justin akan menolong ku." Queen tertawa kencang, namun kesannya mengerikan. Akibat tawa Queen semuanya berhenti lalu menatap mereka berdua.

"Apakah kau yakin? Justin di pihak mu Marcel?"

"Apa maksudmu?!" Bentak Marcel. Queen tersenyum devil, ia menjentikkan jarinya. Seketika ada seseorang muncul dari luar sana.

"JUSTIN?!"

"Hahaha, selamat kakak. Engkau masuk dalam perangkap ku dan Queen."

Tunggu apa? Kakak?. Apakah kalian masih mengingat Justin? Ya, dia yang memberhentikan bus waktu itu. Setelah bertemu dengan Queen mereka menyusun rencana. Apakah di luar pikiran kalian?

"Marcel.. Marcel.. bagaimana? Apakah mulus rencana ku dengan adik mu?" Ucap Queen tersenyum miring.

"Apa apaan kau! Dasar adik tak tahu diri!" Justin tertawa.

Mafia Girl (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang