Rencana

12 3 0
                                    

"Gini..."
Lasya mengambil napa dulu

"Nanti seandainya kita Sukses, Lu pada mau Bikin Rumah di mana?" Tanya Lasya

"Gue di kota"

"Gue pengen nya sih... Di pedesaan gitu"

"Kenapa?"

"Biar adem"

Lasya menatap ke 4 temanya
Dan beralih menatap Agness sama Kyra

"Gue.. sama agness dan kyra"
"Kita nanti bakalan bikin rumah pinggiran, kalian mau kaya kita apa engga?" Kata Lasya

"Kalau bisa sih gue mau, tapi kan kalau kita kepisah ya... Kita bakal beda rumah"

"Gimana kita semua ber7 beli rumah di komplek, biar pinggiran gitu atau hadap hadapan" jelas Agness

"SETUJU!" Seru mereka ber 6

"Gue tanya sekali lagi nih, kalian cita cita nya mau jadi apa?"tanya Agness

"Polwan!"

"Pembaca berita!"

"Marsheelr"

"Gue juga"

"Gue sih apa aja yang penting banyak duitnya"

"Gue dokter tau engga Guru"

"O... Mudah mudahan kita semua bisa sukses!" Seru Agness

"AMIN.." seru mereka bersama

"Nanti Seandainya gue Sukses gue mau buka usaha " kata Lasya

"Usaha apa? Butik?" Tebak Agness

Lasya menggeleng
"Gue mau buka usaha Caffe" kata asya sambil tersenyum

Aer yang tadi Sibuk ngutak ngatik Hp dia menemukan komplek

Aer menyodorkan hp nya
"Gimana... Kalau kita tinggal di sini?" Tanya Aer

"Boleh tuh!"

"Berapa harganya?"tanya kyra

"1,2M"

"WAH! MAHAL ANJROT!" Seru Yesha dan di angguki Laurenc

Lasya berdecak"ck, itu udah masuk dalam harga Murah dalam beli rumah goblok!" Kata Lasya

"Tapi... Nanti kita dapat uangnya dari mana?" Tanya Lasya dengan polos

"Ya! Kerja lah! Ya kali ngepet, ngok,ngok!" Kata Lasya

Sontak saja semua tertawa

Kyra dari tadi melamun, Lasya yang menyadari Kyra melamun langsung saja lasya menggeplak kepala Kyra

"Woi! Ngelamun Bae!" Kata Lasya

Kyra cengengesan"hehe"

"Ngelamunin apa?" Tanya Yesha

"Gue bukan ngelamun, tapi ngehalu!"

"Ngehalu tentang apa?"

"Tentang JK! Seandainya gue jadi istrinya JK, pasti gue jadi istri yang baik, Solehah, nurut, dan bahagia" kata Kyra

Lasya menempeleng kepala Kyra
"Sadar Bego! Kalian itu Berbeda Lo Tasbih dia salib, Lo Islam dia Kristen, umur Lu dan dia Terpaut Jauh, dia terkenal Lo biasa, ketika Lo berdoa lu mengadahkan tangan dia mengepalkan tangan!, Tembok Lo dan dia itu menjulang tinggi susah untuk di hancurkan, Dia tau Lu hidup juga enggak" kata Lasya

Seketika di meja tersebut sunyi

Lasya menghembuskan napasnya

"Sorry,gue ga bermaksud untuk menghancurkan kebahagiaan lu kyra... Gue ga mau lu terlalu berharap berlebihan, gue takut lu nanti sakit" kata Lasya dengan tatapan bersalahnya

Kyra pun mengangguk
"Gapapa, makasih telah mengkhawatirkan gue" kata Kyra sambil menepuk nepuk pundak asya

"Gue berepesan kepada kalian semua terutama sama Agness dan kyra ' Mencintai seseorang itu wajar, tapi jangan sampai cinta itu menjadi obsesi'. Dan...' jangan sampai kalian terlalu berharap untuk seseorang, nanti kalian sakit...' dan terutama untuk kyra 'Cintai dia sebagai idola, jangan sampai seperti cinta wanita kepada laki laki, kalian itu berbeda... Jauh berbeda.' Itu pesan gue... Kalian ingat ya" Pesan Lasya

Laurenc yang mendengar tersebut langsung menitikkan air mata Dan langsung merengkuh tubuh Lasya dan di ikuti Teman teman yang lain...

"Makasih... Kita beruntung punya teman sebaik lu..."bisik Laurenc

"Lu itu Sifatnya paling peka terhadap kita semua... Makasih telah memberi kami Pesan... Gue akan selalu ingat pesan tersebut..."bisik Laurenc

Lasya melepaskan pelukan tersebut

"Makasih Lasya... Gue akan ingat terus... Dan Makasih sudah peka terhadap gue waktu itu...Makasih." kata Myesha

"Lasya...Kalau ada masalah cerita ke kita semua ya, Jangan di Pendem sendiri, Lo itu Hidupnya penuh dengan cerita dan Lika liku"
Kata Agness

Lasya terkekeh.
"LEBAY LO SEMUA!" Teriak Lasya sambil tertawa

Refleks Laurenc menabok kepala Lasya.
"RUSAK SUASANA AJA LO, BUNGLON!"

Lasya memegangi kepalanya.
Dan menatap mereka ber5 dengan tatapan pura² sedih.

"Tega ya kalian, sama akoh" kata Lasya.

"BACOT!" Teriak mereka ber 6 bersamaan

3 L:  The hidden brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang