Episode 12

81 29 16
                                    

Warning typo bertebaran 👀👀👀












Gedung Sekolah Menengah.

Lapangan Basket....

Bukhh///

Dukkh//

Park Ji Hoon melempar asal bola basket dalam posisi berdiri dan merenung, tak peduli jika bola itu akan memantul ke segala arah, dihadapannya ada sekeranjang berisi bola basket yang ia hamburkan sejak tadi.

Dari kejauhan Choi Myeong Bin mencari keberadaan Park Ji Hoon, hingga saat siluet matanya menemukan keberadaan Park Ji Hoon di lapangan basket.

Ia berlari menuju ke tengah lapangan dan tanpa ragu menggaet lengan Ji Hoon.

"Ckk, apa yang kau lakukan!!" Park Ji Hoon menepis tautan tangan Myeong Bin dengan kasar.

"Yaak kau lupa pada janjimu? Kita ini masih terikat..."

"Aku tak paham apa yang kau katakan dan aku tak peduli dengan permainan bodohmu itu. Mengganggu saja!!" Ucap Park Ji Hoon lalu melempar bola terakhir ke sembarang arah dan berjalan melewati Myeong Bin begitu saja, meninggalkan lapangan basket

"Apa apaan itu!! Awas saja, kau pikir bisa lepas dariku dengan mudah?" Gerutu Myeong Bin

Skip.

Park Ji Hoon tiba di ruang kelasnya, ia  duduk di kursi dengan tidak semangat, sejak kemarin ia masih memikirkan Jung Eun, apakah hanya ia saja yang memiliki perasaan itu, puber pertama yang tidak menyenangkan di usia remajanya.

"Hei, ada surat untukmu...dari kepala sekolah" tegur teman satu klubnya, ia duduk di atas meja.

Park Ji Hoon membaca isi surat tersebut.

"Oh? Pertandingan basket..."

"Mengapa kau tak semangat, kawan. Ini berita yang bagus untuk team sekolah kita, tiga hari lagi pembukaan pertandingan dimulai"

"Kalian atur saja latihannya...." Balas Ji Hoon dengan nada malas, ia menjatuhkan kepalanya di atas meja.

"Ini sangat menarik, karena awal pembukaan acara team sekolah akan melakukan pertandingan persahabatan dengan gedung sebelah" ujar temannya kembali meraih surat pemberitahuan dan membaca halaman selanjutnya.

"Persahabatan? Hanya sebatas sahabat saja yaa, hemm..." Balas Ji Hoon yang keluar dari jalur, entah apa yang ia pikirkan dan itu tidak nyambung sama sekali dengan pembahasan temannya.



************************************



Taman bermain di area depan gedung sekolah dasar.

Si bungsu Park Woo Jin tengah duduk di kursi kayu dibawah pohon rindang,  kegiatan belajar telah berakhir bagi pelajar sekolah dasar dan kini ia menunggu kedatangan harabeoji gendut untuk menjemput dirinya.

Hanya beberapa siswa saja yang tertinggal di taman bermain sembari menunggu orang tua mereka untuk menjemput, sebagian melakukan permainan secara berkelompok, ada yang menikmati ayunan, sekedar bersantai di rumah panggung yang mini, dan berebutan naik perosotan.

Park Woo Jin hanya memilih duduk saja dengan menopang dagunya dengan salah satu tangannya, ia malas untuk bergabung dengan temannya. Sejujurnya ia mulai mengantuk dan ingin cepat pulang ke rumah untuk rebahan di kasur.

Brukhh//

"Aaakkhhh...huaaa..." Suara benda jatuh dan tangisan seorang anak perempuan yang saling bersahutan di waktu yang sama. Menarik perhatian si bungsu Park.

Netranya tertuju pada arah selatan dari tempatnya, tepatnya di wahana perosotan, seorang bocah perempuan menangis setelah terjatuh keras menghantam permukaan rumput, tapi teman temannya yang lain malah menertawakan dirinya.

Park Family (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang