Episode 9

84 26 8
                                    

Warning typo bertebaran 👀👀👀














In Hwan, ayah kandung Park Jimin tengah berada di sebuah kantor notaris untuk mengesahkan dokumen perjanjian serah terima dokumen penjualan tanah serta sertifikat kepada pihak kedua selaku pembeli.

"In Hwan-ssi, untuk tanda tangan pihak kedua akan dilakukan oleh tuan besar secara langsung. Beliau sudah tiba disini sejak kemarin" ucap pria berpakaian jas formal di sebelahnya.

"Ohh baiklah, aku tunggu" balas In Hwan

Tidak berapa lama seorang pria paruh baya seumuran dengan In Hwan, tampak memasuki ruangan tersebut. Dia adalah.....

"Ohh kau??" In Hwan terkejut sampai beranjak dari duduknya, mengamati sosok tersebut sampai bibirnya melongo.

"Kau...." Balas pria paruh baya itu sama terkejutnya, cukup lama keduanya terdiam dengan isi pikiran masing-masing, sampai pada akhirnya keduanya bergerak bersama dan berakhir berpelukan.

"Aigoo, aku tak sangka bertemu denganmu" ucap In Hwan dengan nada haru.

"Nee, aku juga. Apa kabarmu? Sudah lama sejak terakhir kali kita bertemu" pria itu merenggang pelukan mereka.

Dia adalah sahabat lama tuan In Hwan bernama Kim Woo Heon (ayah kandung Kim Taehyung).

Mereka bersahabat sejak masa remaja, ketika sama sama bekerja di sebuah perusahaan swasta puluhan tahun lalu di ibukota

"Jadi, apa kau yang hendak menjual tanah itu?" Tanya tuan Kim

"Begitulah,..." Balas In Hwan singkat

"Ada baiknya kita duduk sambil berbicara" Tuan Kim mempersilahkan sahabatnya itu untuk duduk di kursi, di hadapannya sang notaris ia meminta ijin untuk berbicara sebentar dengan tuan In Hwan.

"Tanah itu, aku pernah dengar jika kau yang membelinya dengan hasil tabunganmu selama bekerja di kota. Lalu mengapa kau menjualnya, apa kau tengah mengalami kesulitan ekonomi?" Tanya tuan Kim simpati

"Tidak, bukan aku. Tapi untuk anakku, usahanya tengah mengalami kesulitan keuangan jadi aku hanya ingin memberi bantuan padanya" balas In Hwan

"Kau yakin untuk menjualnya? Jika kau mau aku bisa memberi bantuan pada anakmu, tidak perlu dianggap sebagai utang." Tuan Kim dengan sifat belas kasihnya, tentu berbanding terbalik dengan anak kandungnya (Kim Taehyung)

"Tidak perlu begitu, aku tidak ingin merepotkan siapapun." Tolak In Hwan secara sopan.

"Aku tidak merasa disusahkan, bagaimana pun kau sudah kuanggap seperti keluarga."

"Aku tahu kau orang yang sangat baik tapi...."

"Tidak perlu dibahas lagi, aku memutuskan untuk tidak membeli tanahmu dan sebagai gantinya akan kuberi dana bantuan pada usaha anakmu. Aku tidak suka penolakan dari seorang keluarga" ucap Tuan Kim dengan tegas.

Tuan Kim ingat akan sesuatu di masa lalu, sahabatnya itu sering membantunya dan mereka telah menjalani masa suka dan duka dengan bersama. Pertemuan yang cukup lama terjadi sejak terakhir kali bertemu sekitar sepuluh tahun lalu ketika mereka sama sama menghadiri acara wisuda kedua anak mereka di universitas yang sama.

"Ohh aku ingat sesuatu, anakmu yang satu kampus dengan anakku itu, apa ia masih di Seoul?" Tanya tuan Kim.

"Nee, ia sudah menikah dan menetap di Seoul bersama keluarga kecilnya. Aku juga ingin menjual tanah itu karena untuk membantunya, ia sedang mengalami masa sulit" jelas In Hwan

"Begitu? Kalau tidak salah, namanya itu j- Jimin bukan?" Tuan Kim mencoba menggali memorinya

"Park Jimin, benar"

Park Family (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang