🍂Icung dan Jeya nakal! 🍂

4.3K 319 52
                                    

HAPPY READING
AYANG😣🧡

"Icung, kenapa nggak jenguk Jeya?" Tanya Jeya kepada Jisung yang duduk di dekat brankarnya.

"Ini Jisung jenguk," ujarnya.

"Oh ya, iya. Tapi kemana aja? Jisung malah tidur bareng Abang Jungwoo, Abang Haechan sama abang Mark, Jeya nggak di ajak, malah dibawa om, om jahat," kesalnya bercerita.

"Jisung kan dibius om, om jahat," jawabnya.

"Okay Fine, fine. Jisung dibius, tapi kenapa harus sama abang Jungwoo, tapi pas Jeya diculik kenapa Jisung nggak ikutan diculik?"

"Ya Jisung mana tau, Jisung bobo."

"Jeya kira Jisung pacar ternyata teman."

Mereka yang melihat drama ala bayi besar itu hanya berdecak kesal.

"Icung," panggil Jeya.

"Hm?"

"Tangan Jeya kebas, Abang nggak mau lepasin jarumnya. Jarumnya nakal," cebiknya kesal sambil memperlihatkan punggung tangan kirinya yang di infus.

"Jisung pernah digituin sama abang.  Pas Jisung sakit," ceritanya.

"Pasti sakit, ini aja sakit, hiks abang bukain jarumnya hiks Jeya nggak suka."

"Siniin tangan Jeya," ujar Jisung.

Jeya menurut, sedangkan Jisung mulai menarik lembut tangan kiri Jeya lalu meniup pelan punggung tangan kiri gadis itu.

"Udah nggak terlalu sakit?" Tanyanya yang dibalas anggukan kepala dengan semangat oleh Jeya.

"Abang dulu lakuin ini kalau tangannya sakit."

"Icung lakuin lagi, sakit lagi itu," ujar Jeya.

Pemuda itu menurut dan mulai meniup punggung tangan Jeya dengan pelan, sedangkan Jeya tersenyum karena tangannya tak kembali sakit.

"Udah, kan?"

"Makasih Icung."

Refleks Jeya memeluk Jisung membuat pemuda itu terdiam kaku. Dengan pelan mulai membalas pelukan itu.

"Eh, udah, udah. Jeya waktunya makan siang," ujar Haechan yang mengganggu acara berpelukan itu.

"Biar Jisung aja," ujar Jisung.

"Nggak usah, cil. Biar abang aja."

"Tapi Jisung mau," balasnya tak mau mengalah.

"Udah kasih aja, mending lo temenin gua," ujar Mark.

"Kemana?" Heran Haechan.

"Main," jawab Mark membuat Haechan berbinar. Dengan cepat menyerahkan nampan itu ke Jisung dan langsung pergi.

Jisung tersenyum. Dia mulai bergerak untuk menyuapi gadis itu. Sedangkan Jeya menerimanya dengan terpaksa karena menu makanan rumah sakit adalah bubur yang hambar.

Jisung tersenyum, karena pemuda itu tahu jika Jeya tak menyukai menu rumah sakit yang hambar.

"Hambar ya?"

"Kok Icung tau?" Tanya jeya.

"Kan Jisung pernah di bawah ke rumah sakit," jelasnya sambil menyuapi Jeya.

my posesif brother Ft NCT127Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang