110. Mengesek kartu

271 109 22
                                    


Edward tidak menolak, membalas mengandeng tangannya seperti itu.

Perubahan gadis muda, begitu cepat. Sebelum ini tidak mau digandeng, sekarang justru berinisiatif.

Arah depan mereka datang sepeda dengan kecepatan tinggi. Edward segera menarik Snow kedalam pelukkan. Tabrakan bisa dihindari. Pemilik sepeda meminta maaf dan langsung lari. Dia tahu telah salah mengunakan bahu jalan sebagai jalan sepeda.

Snow berada diperlukan, terdiam. Edward menurunkan kelopak mata. Snow perlahan mengangkat kelopak mata. Mereka saling melihat diudara. Cahaya seperti bintang, bersinar indah didalam dua bola mata Snow.

Hal seperti ini, wanita akan berpikir  hal indah, manis dan romantis. Karena telah diselamatkan. Sementara untuk pria, pikirannya hanya seputaran ranjang.
Ranjang saja.

Jadi dekat dengan kelembutan. Jangan tanyakan soal moral. Karena dia laki-laki. Jika dia membungkuk sedikit, bisa dengan mudah menyentuh bibir lembut gadis itu.

Snow."Terimakasih."

Edward sama sekali enggan melepas pinggang ramping ditangannya. Lalu dia berkata dengan nada serak."Apa hatimu begitu bahagia?"

"Ya. Apa kamu tidak bahagia?"

"Bahagia." Berkata tanpa berpaling.

Snow menunduk menatap dada Edward. Lalu berkata."Mungkin karena aku masih muda, jadi semua ini begitu membahagiakan bagiku. Terlebih baru ini berpacaran. Sementara kamu sudah tua, bisa mengendalikan diri, kamu menyikapi ini dengan begitu tenang."

Edward mengerti pemikiran Snow. Dengan santai menjawab."Apa kamu keberatan dengan aku yang tua?"

Dari dada Edward, kini pada dua bola mata Edward."Sama sekali tidak keberatan. Jika aku keberatan, aku tidak akan mau menjadi pacarmu."

"Jangan pernah keberatan. Ok!" Tegas.

"Ok." Menjawab lembut.

Edward melepas pinggang Snow. Bergandengan menelusuri trotoar sampai kekontrakan Bella Gillmore.

*

Hubungan Edward dan Snow tidak sama seperti dulu. Jika dulu, mereka menjaga jarak kedekatan diluar rumah, menjadi erat merekat tidak terpisahkan diranjang.

Mereka berusaha menjalin hubungan yang benar-benar baru. Edward menjemput dan mengantar Snow bekerja. Malam harinya, jika tidak nonton ke bioskop, mereka akan duduk di cafe didekat kediaman Bella.

Edward sekali mengajak mereka semua, makan malam diluar. Yang paling senang adalah Dony.

Sisi Edward yang ini, adalah sisi lain. Edward ternyata bisa juga begitu lembut.

*

Edward membukakan pintu mobil. Mereka baru tiba di kontrakan Bella. Selesai menutup pintu mobil."Ibuku sekali-sekali ingin bertemu denganmu."

Snow diam ditempat, tiba-tiba dia jadi panik."Ada apa? Apa kamu tahu  tentang apa pertemuan itu?"

Suke kemarin, sangat baik dan ramah. Saat itu, statuse mereka tidak bersama. Sekarang mereka bersama, apa Suke akan membencinya?

Dengan tenang Edward berkata."Jangan khawatir. Ibuku tidak akan mempersulitmu. Karena dia yang memintaku untuk mengejarmu."

Snow tertegun."A-apa! Ibumu yang menyuruhmu mengejarku?"

"Benar."

Langsung kecewa. Dengan kesal dia memukul Edward. Dia berpikir semua hal indah belakangan ini, karena kemauan Edward. Ternyata bukan.

Membiarkan dirinya dipukul. Edward memeluknya dan berkata didepan telinganya."Kamu marah?"

Snow berhenti memukul."Segala hal tentang kita berpacaran ini, Aku ternyata terlalu banyak berpikir."

Snow And The Blue Diamond Ring (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang